Rencanakan HOTS Masuk USBN Tahun 2019

Anggota Widya Iswara Kemendikbud LPMP Jatim Ismu Koco saat berikan pelatihan pembuatan soal HOTS kepada 75 Guru di SD Muhammadiyah 15 Surabaya, Kemarin (27/12).

Kemendikbud Intens Lakukan Pelatihan Pembuatan Soal HOTS Jenjang SD
Surabaya, Bhirawa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merencanakan memasukkan instrument HOTS (higher order thingking skills) pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di jenjang SD. Ini dibuktikkan dengan pelatihan model soal HOTS yang dilakukan anggota Widya Iswara. Yakni seorang PNS pendidikan yang bertugas dalam melatih dan mendidik pengawas, guru dan Kasek tentang program-program Kemendikbud. Salah satunya program pemahaman model soal HOTS pada guru.
Diungkapkan Widya Iswara Kemendikbud LPMP Jawa Timur, Ismu Koco jika awal tahun 2019 nanti, Kemendikbud akan memberlakukan soal-soal HOTS melalui kegiatan KKG dan MGMP. Salah satunya mulai menerapkan soal HOTS pada semua mata pelajaran. Ini diperkuat dengan rencana Kemendikbud dalam memasukkan soal HOTS sebanyak 25 persen dalam USBN 2019 mendatang di jenjang SD.
“Karena rencana itu, guru-guru sudah harus melakukan persiapan pembekalan dan pelatihan. Ini kami lakukan dari jauh-jauh hari yaitu sejak dua tahun lalu,” ungkap dia.
Lebih lanjut, kesiapan tersebut perlu dilakukan mengingat banyak guru mempunyai sedikit pengetahuan pemahaman soal-soal yang bersifat analitik, mencipta dan mengevaluasi. Hal itu berdasar dari laporan-laporan yang pihaknya terima dari sekolah. Menurut dia, baik guru maupun calon instruktur mempunyai pemahaman HOTS masih rendah. Yaitu dibawah 50 persen. “Laporan itu kita terima tidak hanya di Surabaya ataupun Jawa Timur. tapi juga di Jakarta. jadi memang masih rendah,” ujar dia.
Sehingga, lanjut dia, awal tahun 2019 Kemendikbud akan ‘menggarap’ guru SD, SMP dan SMA/SMK untuk memulai kinerja pembelajaran siswa dengan soal HOTS. Dari segi penilaian juga harus dengan soal-soal HOTS.
“Soal-soal akan dikembangkan oleh guru sendiri berdasarkan standart isi yang dikembangkan oleh kemendikbud,” ujar dia.
Formasi tersebut akan dimulai dengan pembentukan guru inti di seluruh Indonesia yang nantinya akan diberikan pelatihan oleh Kemendikbud. Dari guru inti, akan mulai melakukan pelatihan guru sasaran. “Jadi setiap sekolah nanti, di seluruh Indonesia harus masuk dalam guru sasaran ini. baik negeri ataupun swasta,”urainya.
Januari nanti, sambung dia, kita akan membentuk program untuk pelatihan periode soal-soal HOTS secara merata di semua satuan pendidikan. karena saat ini, pihaknya hanya melakukan pelatihan di beberapa sekolah di Surabaya. hal itupun dilakukan berdasar kesiapan sekolah untuk menerapkan soal HOTS di seluruh mata pelajaran.
“Sebenarnya target kompetensi ini sudah ada. Tapi guru tidak membuat soal dari target kompetensi yang diajarkan,” kata dia.
Sementara itu, Wakasek SD Muhammadiyah 15 Surabaya, Ali Shodikin mengatakan sejak dua tahun lalu pihaknya sudha mulai membiasakan guru-guru untuk membuat soal-soal HOTS. Hal itupun dibuktikan dengan pembentukan tim dalam pembuatan soal. Seperti tim korektor, penyusun soal, dan tim koreksi yang satu parallel yaitu KKG (Kelompok Kerja Guru).
“Kami sudah meminta guru untuk membuat soal sendiri dan menyesuaikan dengan tema materi berdasarkan standarisasi soal HOTS dari pusat,” kata dia.
Tidak hanya dilatih untuk sekedar membuat soal model HOTS, lebih dari itu, pihaknya juga telah menerapkan soal HOTS di seluruh mata pelajaran. Ia menerangkan jika penerapan soal HOTS lebih dulu kepada siswa karena pihaknya ingin para siswa terbiasa dalam menganalisa soal dengan menumbuhkan sikap kritisnya.
“Model jawaban ‘ya dan tidak’ ini sudah kami hilangkan dua tahun yang lalu. Kami sudah membiasakan mereka untuk berpikir nalaristik. Karena kita ingin analistik mereka kita bangun,” tuturnya. [ina]

Rate this article!
Tags: