Reni Astuti Berpeluang Jadi Cawali Surabaya

Reni Astuti

Surabaya, Bhirawa
Walaupun Pilkada kota Surabaya masih satu tahun lagi. Namun gaungnya sudah mulai menjadi perbincangan warung kopi. Sejumlah partai politik juga melakukan penawaran pada publik siapa calon Wali kota yang layak ditawarkan pada warga kota Surabaya menggantikan Tri Rismaharini.
Sederet nama yang mulai dinaikan ke ruang publik hampir semuanya bergender laki-laki, hanya satu dari kaum hawa yang mendapat dukungan publik yakni politisi PKS Reni Astuti yang sekarang sebagai anggota Komisi A DPRD kota Surabaya.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Suko Widodo berpendapat. Kalau kita melihat perkembangan menuju Pilkada 2020 mayoritas masih ditampilkan gender dari kaum Adam. Namun sosok Reni kalau memang dimajukan oleh PKS, maka PKS sudah harus mulai menjajaki komunikasi politik dengan partai lain.
“Yang saya kenal sosok bu Reni samgat layak secara personal. Dari sisi intelektual, Komunikasi juga sangat baik dan record kinerjanya juga tanpa cacat,” paparnya, Senin (10/6) saat dihubungi lewat telepon sellulernya.
Suko Widodo juga mengatakan, secara personal bu Reni sudah layak. Beliau juga pribadi yang hamble, terjun langsung ke masyarakat dan secara keilmuan beliau sudah pantas untuk maju Pilkada 2020 untuk ditawarkan pada publik Surabaya.
“Pemilih di kota metropolis sudah melihat tingkat intelektual dari calon yang ditawarkan. Mereka adalah pemilih cerdas yang mengutamakan faktor intelektual untuk mempimpin kota Surabaya,” urai dia.
Suko juga menambahkan tinggal bagaimana partai pengusung melihat calon yang akan dotawarkan untuk maju Pilkada nanti. “Ya tinggal PKS mau berkoalisi dengan partai mana,” ujar Suko.
Beliau juga aktif hadir dalam berbagai seminar-seminar, bahkan menjadi nara sumber, sambung Suko Widodo. Sementara, kalau kita lihat dari partai besar yakni PDI Perjuangan sepertinya masih melihat potensi calon yang akan diusung. Apakah calon yang dimunculkan diterima oleh masyarakat Surabaya.
Munculnya nama Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana yang akan diusulkan DPC PDI Perjuangan Surabaya memang mas WS punya pengalaman birokrasi menjadi Wakil Wali Kota Surabaya.
“DPP PDIP harus jeli mengusung calon Wali Kota Surabaya pada Pilkada 2020 nanti. Sebab menurut catatan saya koalisi PDIP tiga kali gagal dalam Pilkada Jatim. Ini yang harus menjadi perhatian hitung-hitung koalisi, oleh DPP,” terangnya.
Soal munculnya dua figur yang akan dipertarungkan dalam kontestasi Pilkada Surabaya, DPP PDIP juga perlu mempertimbangan track record figur yang akan dimunculkan, urai Suko.
“Masyarakat akan melihat track record dari figur yang akan diusung selain faktor intelektual yang utama, ini sangat melekat di hati pemilih di Surabaya,” tukasnya.
Munculnya nama birokrat Pemkot Surabaya, Eri Cahyadi menurut Suko Widodo, secara personal mas Eri bagus. Akan tetapi perlu terus membangun komunikasi ke bawah itu yang juga harus dilakukan.
“Di Pilkada Surabaya pemilih akan lebih melihat figur calon,” pungkasnya. [dre]

Tags: