Renovasi Empat Pasar Tradisional di Surabaya Kabur

Pasar Kembang di Jl  Pasar Kembang Surabaya

Pasar Kembang di Jl Pasar Kembang Surabaya

Surabaya, Bhirawa
Rencana renovasi empat pasar tradisional di Kota Surabaya yang dilakukan Perusahaan Daerah Pasar Surya dengan menggunakan dana APBD senilai Rp 10 miliar hingga saat ini tidak jelas alias kabur.
Direktur Teknik dan Usaha PD Pasar Surya Zandi Ferryansa Hadi  mengatakan hingga kini memang rencana renovasi dengan menggunakan APBD  belum dilaksanakan sebab yang melakukan pengadaan adalah Pemkot Surabaya.
“Karena renovasi itu menggunakan APBD,  maka pengadaannya dilakukan pemkot. Coba lihat di e-proc, karena pengadaan proyek sedang berlangsung,” katanya, Minggu (4/9).
Adapun empat pasar yang kondisinya tidak layak lagi adalah adalah Pasar Pucang, Pasar Tembok Dukuh, Pasar Kembang, dan Pasar Keputran Utara.  Salah satu pasar yang akan direnovasi  adalah Pasar Kembang di Jl  Pasar Kembang.  Stan di depan pasar itu akan dibongkar dan direncanakan akan dipakai untuk perluasan lahan parkir.
Menurut Zandi, pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena yang melakukan pengadaan adalah Pemkot Surabaya. Hanya saja, lanjut dia, untuk pasar tradisional yang direnovasi dengan anggaran dari PD Pasar Surya sudah dilakukan meski belum tuntas 100 persen, di antaranya adalah renovasi di Pasar  Keputran Utara atau dikenal Pasar Keputran yang sudah dikeramik.
“Jadi Pasar Keputran ini selain dikeramik juga akan dibangun tangga melingkar untuk lewat kendaraan yang akan parkir di lantai dua. Untuk tangga melingkar ini menggunakan APBD tahun ini. Dan sekarang belum dilaksanakan karena masih menunggu hasil pengadaan,” katanya.
Sebenarnya, lanjut dia, renovasi pasar ini sendiri sudah lama ditunggu pedagang khususnya di Pasar Kembang karena di sana pedagang mengeluhkan minimnya jumlah toilet di sana.  Apalagi toilet di lantai 2  itu jumlahnya hanya satu unit sehingga kerap terjadi antrean panjang untuk buang air di toilet yang ada.
Salah satu pedagang kue di Pasar Kembang Dina Alfianti Rahayu mengatakan selain toilet, di sana soal lahan bongkar muat  yang belum tersedia. Kondisi ini menyulitkan pedagang ketika akan menurunkan barang dagangannya. “Sampai sekarang ini belum ada tempat bongkar muat barang. Padahal ini penting bagi pedagang untuk menurunkan barang dagangan. Selama ini, kami menurunkan barang di halaman parkir, sehingga harus berdesakan dengan kendaraan yang parkir,” katanya. [geh]

Tags: