Rentan DBD, Blok Hunian Rutan Kraksaan Probolinggo Difogging

Petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo memfogging blok di Rutan Kelas II B Kraksaan.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Ancaman penyakit Malaria dan Demam Berdarah sangat rentan terjadi saat musim hujan. Agar tak mengenai Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Rumah tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Kraksaan melakukan fogging.
Fogging dilakukan pada seluruh Blok Hunian WBP. Area kantor dan taman dalam rutan. Utamanya lokasi yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Sehingga potensi berkembangnya jentik nyamuk dapat diminimalisir.

“Kondisi lingkungan Rutan Kraksaan menjadi lembab. Karena itulah populasi nyamuk semakin bertambah. Fogging dilakukan agar potensi penyakit malaria dan demam berdarah bisa diantisipasi,” ujar Kepala Rutan Kelas IIB Kraksaan, Bambang Irawan, Jum’at (3/12).

Mulanya, fogging dilakukan pada blok hunian, seluruh sisi blok di fogging. Tidak berhenti disitu, ruangan dan rongga yang lembab tak luput dari fogging. Selesai memfogging blok hunian, dilanjutkan memfogging area kantor dan taman dalam rutan. Drainase tempat penyaluran air pun menjadi sasaran fogging.
“Seluruh titik yang berpotensi menjadi sarang nyamuk kami fogging,” tuturnya.

Saat masuk penghujan, tren kasus Demam Berdarah di Kabupaten Probolinggo cenderung meningkat. Karena itulah pihaknya menggandeng Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo untuk melaksanakan fogging. Hal ini dilakukan untuk menekan angka kasus yang berpotensi terjadi.

Selain itu untuk menjaga kesehatan WBP pihaknya bersama Dinas Kesehatan juga melakukan pemeriksaan secara rutin. Agar kesehatan dapat tejaga dan kemungkinan untuk terserang penyakit juga dapat diminimalisir.

“Bentuk sinergitas antara Rutan Kraksaan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo. Karena itulah kegiatan dilakukan secara berkala. Untuk memberikan pelayanan Kesehatan kepada WBP secara maksimal,” ucap Bambang.

Serangan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah mengintai warga Kabupaten Probolinggo. Warga pun diminta untuk mewaspadainya jelang musim penghujan.

Apalagi dalam 3 bulan terakhir, warga yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) cukup tinggi. Sejak September hingga awal November, tercatat 15 warga Kabupaten Probolinggo terkapar akibat gigitan nyamuk itu.

“Jumlah kasus ini bisa saja terus bertambah, karena ini masih catatan sementara. Dalam arti kami belum update data-data terbaru untuk kasus DBD ini,” sebut Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, dr. Dewi Vironica.

Sejak Januari hingga awal November, tercatat ada 131 kasus DBD. Rinciannya, Januari 6, Februari 19, Maret 53, April 8, Mei 11, Juni 19. Untuk Juli hingga Agustus 0 kasus. Kemudian September 2, Oktober 12 dan November 1. Satu pasien meninggal dunia pada Maret.

Jumlah itu, memang lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Pada angka DBD sebanyak 171 dengan 1 kematian. Yakni rinciannya, Januari 56, Februari 45, Maret 33, April 8 dengan 1 orang meninggal dunia, Mei 5, dan Juni 3. Kemudian Juli 5, Agustus 2, September 4, Oktober 2, November 3 dan Desember 5, ungkapnya.

“Data tahun ini masih bersifat sementara. Karena belum termasuk hingga 30 November. Ya semoga saja tidak terlalu parah tambahannya nanti,” lanjut dokter Viro.

Masuknya musim hujan sejak September lalu, membuat pihaknya waspada. Biasanya warga yang terserang DBD bertambah, ketika intensitas hujan tinggi. Contohnya pada September hanya 2 kasus, namun pada Oktober naik menjadi 12 kasus.

Karenanya warga diimbau untuk berperilaku sehat. Dengan menerapkan 3 M, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas.

“Agar meminimalisir tempat berpotensi berkembangnya jentik-jentik nyamuk. Juga menekan angka kematian,” tambah wanita yang juga Jubir Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo itu.(Wap)

Tags: