Rentan Masalah,Keluarga TKW Butuh Penguatan

Asisten Kesmas Sekdaprov Jatim Dr Asyhar saat memberi pengarahan dalam acara Pembinaan Keluarga TKW yang digelar BPPKB Provinsi Jawa Timur, Senin (25/5) kemarin.

Asisten Kesmas Sekdaprov Jatim Dr Asyhar saat memberi pengarahan dalam acara Pembinaan Keluarga TKW yang digelar BPPKB Provinsi Jawa Timur, Senin (25/5) kemarin.

Surabaya, Bhirawa
Tidak mudah bagi seorang perempuan untuk meninggalkan keluarganya, apalagi harus bekerja keluar negeri sebagai tenaga kerja wanita (TKW). Namun karena desakan ekonomi, membuat seorang ibu harus rela meninggalkan suami dan anak-anaknya untuk mencari nafkah dengan menjadi TKW.
Hilangnya sosok seorang ibu dalam sebuah keluarga akan sangat rawan menimbulkan persoalan di kemudian hari.
“Bukan saja faktor retaknya rumah tangga, tetapi juga anak-anak kerap menjadi korban dari kondisi ini,” kata Asisten Kesejahteraan Masyarakat Sekdaprov Jatim Dr Asyhar saat ditemui Bhirawa disela-sela acara Pembinaan Keluarga TKW yang digelar Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Prov Jatim.
Menurut Asyhar, pemerintah provinsi Jatim merasa perlu untuk memberi perhatian terhadap kondisi ini. Upaya yang dilakukan selain memberi pembekalan yang memadai kepada para TKW yang berangkat, yang tak kalah pentingnya adalah memberi penguatan kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Penguatan itu bisa dilakukan dengan memberi perhatian pada anak-anaknya dan memberi pembekalan mental keluarga yang ditinggal,” kata Asyhar lagi.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan (PKHP) BPPKB Jatim Drs Herawanto Ananda, MSi menjelaskan pihaknya terus memberi pengertian dan mendorong agar para perempuan di Jawa Timur untuk tidak tergoda bekerja di luar negeri.
”Kami berupaya memberi ruang bagi perempuan untuk produktif tanpa harus pergi keluar negeri,’ kata Ananda. Apalagi, lanjut Ananda Pemprov Jatim juga memiliki komitmen yang besar untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas perempuan di Jatim.
Kegiataan pembinaan keluarga TKW yang dimoderatori redaktur Bhirawa Wahyu Kuncoro SN kemarin menghadirkan pembicara dari RS DR Sotomo, Kantor Kemenag Jatim, Disnakertransduk Jatim dan juga diisi testimoni oleh mantan TKW di Hongkong dan Taiwan Jiati Ningsih.
Di hadapan para peserta, Jiati mengisahkan dukanya saat menjadi TKW di luar negeri.
“Saya berangkat karena dipaksa oleh suami untuk mencari nafkah,” tuturnya saat melakukan testimoni. Kisah yang kurang mengenakan di luar negeri itu tersebut tidak mematahkan semangat Jiati untuk berkembang.
Sepulang dari luar negeri, Jiati lantas mendirikan lembaga advokasi bagi TKW yang jadi korban. Selain itu, Jiati juga mendirikan koperasi untuk memberdayakan perempuan di daerahnya.
“Alhamdulilah, tanpa harus ke luar negeri, kami bisa hidup dengan mengembangkan koperasi,” kata Jiati dengan bangga. [why]

Tags: