Rescue Boat Karya Mahasiswa dan Dosen ITS

Mahasiswa dan dosen ITS mencoba hasil karya mereka berupa rescue boat berbahan dasar plastik di laboratorium hidrodinamika jurusan perkapalan ITS.

Mahasiswa dan dosen ITS mencoba hasil karya mereka berupa rescue boat berbahan dasar plastik di laboratorium hidrodinamika jurusan perkapalan ITS.

Kota Surabaya, Bhirawa
Seperti tak kenal puas. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)Surabaya kembali mempersembahkan karya inovatif. Kali ini yang lahir dari tangan-tangan kreatif mahasiswa dan dosen itu ialah rescue boat alias perahu evakuasi untuk bencana banjir berbahan baku plastik.
Rescue boat barang kali sudah bukan hal baru dalam dunia perkapalan Indonesia. Apalagi di daerah rawan banjir. Tim penanggulangan bencana tentu selalu siaga dengan peralatan utamanya itu untuk mengevakuasi warga maupun barang berharga milik korban bencana. Namun tidak dengan boat untuk evakuasi bencana karya mahasiswa dan dosen ITS ini. Selain
bahan baku yang tak biasa, yakni dari plastik, perahu ini juga diyakini lebih aman karena desainnya yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa.
Karya yang dibuat melalui kerjasama ITS dengan perusahaan swasta CV Pionir Mandiri Jaya ini sebetulnya baru prototipe. Spesifikasi detilnya ialah, panjang 2,3 meter, lebar 1,5 meter, tinggi 0,8 meter, dan sarat 0,25 meter. Dengan ukuran demikian, perahu ini sudah dapat mengangkut delapan orang dewasa. Prototipe tersebut telah diuji stabilitasnya di Laboratorium Hidrodinamika Jurusan Teknik Perkapalan FTK ITS.
“Desain plastik rescue boat dengan sarat rendah ini sangat cocok digunakan untuk proses evakuasi korban banjir,” tutur Ir Wasis Dwi Aryawan MSc PhD, dosen penggagas perahu inovatif ini.
Karena itu, menurutnya, perahu tersebut akan tetap dapat digunakan tanpa khawatir mengalami kandas.
Selain itu, perahu ini dibuat dengan desain lambung ganda (double hull). Sehingga jika terjadi benturan yang menyebabkan sobeknya lambung luar, maka rescue boat masih bisa mengapung tanpa khawatir akan tenggelam. Untuk meningkatkan kekuatan kapal terhadap benturan maka dilakukan pengisian busa pada lambung ganda.
Ini berbeda dengan rescue boat yang dimiliki BPBD maupun Basarnas saat ini. Umumnya rescue boat itu terbuat dari camburan fiber glass dan karet. Dengan menggunakan material tersebut, perahu sangat rentan bila mengalami benturan. Kerentanannya bahkan dapat mengakibatkan perahu pecah jika mengalami hantaman keras. “Kalau sudah tidak terpakai, bahan dasar semacam ini tidak dapat didaur ulang lagi,” kata dia.
Berbeda dengan bahan plastik jenis HDPE (High Density Poly Ethylene). Bahan tersebut tidak mudah pecah, bahkan mampu bertahan dengan temperatur tinggi mencapai 120 derajat celcius. “Kalau pun pecah, bahan plastik juga masih bisa didaur ulang,” tutur dia.
Wasis menegaskan bahwa karya tersebut sangat aman. “Bahan yang ringan dan juga bentuknya seperti kotak menambah keamanan pada perahu ini,” terang dosen Jurusan Teknik Perkapalan ITS tersebut.
Tak hanya itu, Wasis menyatakan bahwa karya tersebut juga lebih murah dibandingkan dengan rescue boot biasa. Menurutnya, inovasi buatan kampus ini bisa lebih murah sampai 25 persen.
Karya ini sendiri merupakan sebuah inovasi yang tepat guna bagi masyarakat. Dengan adanya perahu tersebut juga bisa membantu industry yang membuat plastik. Keuntungan lain dari adanya perahu tersebut yakni bisa didaur ulang secara terus menerus. “Sangat berbeda jauh dengan perahu yang menggunakan bahan fiber glass, meski ringan tapi bahan tersebut hanya untuk sekali pakai,” tutur Wasis.
Yang cukup lama dari proses ini, menurut Wasis, adalah membuat cetakannya. Perahu ini sendiri dibuat melalui sebuah cetakan yang sesuai dengan kebutuhan. Mulai dari panjang, lebar, dan tinggi kapal semuanya sudah ditentukan terlebih dahulu lewat pembuatan cetakannya. Pembuatan cetakannnya sendiri bisa menghabiskan waktu selama seminggu. Namun untuk produksi kapal, per harinya bisa sampai mencapai enam buah kapal.
Perahu buatan kampus ITS ini juga sudah dikirim ke Bojonegoro untuk persiapan menghadapi banjir dari sungai Bengawan Solo. “Sudah kami kirimbeberapa ke sana (Bojonegoro), mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” ujar laki-laki yang memakai kacamata tersebut.
Ia pun memberikan bocoran bahwa ke depan akan mencoba membuat perahu yang memiliki ukuran hingga sepuluh meter. [tam]

Tags: