Resik Narkoba Jangan hanya Simbolik Belaka

IMG_0897DPRD Surabaya,Bhirawa
Pencanangan gerakan “Surabaya Kota Resik Narkoba” Pemkot bersama BNN-RI mendapatkan apresiasi dari Dewan. Pemkot diminta agar program kurikulum anti narkoba ini tidak hanya menjadi wacana apalagi ceremonial belaka, tetapi benar-benar di implementasikan di masyarakat.
H Juanedi Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Surabaya,Rabu(10/6)  meminta kepada semua pihak untuk turut membantu agar wacana resik dari narkoba bagi kota Surabaya tidak hanya menjadi ceremonial belaka.
“Saya sepakat dan akan mendukung sekaligus mendorong karena bakal membawa manfaat yang baik bagi masa depan pemuda dan pemudi di Surabaya, asal impelemntasinya dengan niat yang serius, bukan hanya sekedar ceremonial belaka, lantas menguap,” ucap H Juanedi.
Tidak hanya itu, H Juanedi juga meminta kepada aparat yang berwenang termasuk BNN untuk benar-benar memegang komitmen secara serius dengan menghilang sejumlah tempat hiburan di seluruh Kota Surabaya yang ditengarai berpotensi sebagai tempat peredaran narkoba.
“Agar tidak dianggap sekedar berwacana atau tebang pilih, harusnya aparat terkait termasuk BNN bisa membantu untuk menutup sejumlah tempat hiburan di Surabaya yang diduga kuat sebagai tempat peredaran narkoba, tanpa pandang bulu,” tegasnya.
Menurut wakil ketua Komisi D DPRD Surabaya ini, sebaiknya penyuluhan tentang bahaya narkoba tidak hanya ditujukan kepada pemuda dan pemudi serta siswa di sekolah saja, tetapi juga melibatkan orang tua sebagai wali murid, agar bisa turut membantu pengawasan saat di rumah.
“Jangan hanya masuk di kurikulum saja, tetapi berikan slide video tentang bahayanya narkoba secara periodic terhadap siswa dan orang tua sebagai wali murid, karena tanggung jawab seorang anak tidak lepas dari peran orang tuanya saat dirumah,” terangnya.
Pria yang menduduki posisi Sekretaris Partai Demokrat Surabaya ini juga meminta agar pemkot Surabaya bersama jajaran samping untuk memasukkan materi bahayanya penyakit HIV/AIDS di kalangan muda dan siswa di sekolah.
“Jangan hanya soal narkoba, siswa, pemuda dan pemudi di Surabaya juga harus diperkenalkan soal bahayanya HIV/AIDS akibat seks bebas, yang biasanya berawal dari pesta narkoba dan minuman keras,” pungkasnya. gat

Tags: