Restorasi Lahan Proyek Banyu Urip Masuk Tahap Akhir

Bojoegoro,Bhirawa
Proyek pengembalian lahan (restorasi) bekas fasilitas produksi sementara lapangan minyak Banyu Urip Blok Cepu oleh PT Petronesia Benimel sudah memasuki tahap akhir. Salah satu pengerjaannya adalah penggemburan tanah dengan pupuk kompos.
Hal itu diungkapkan General Affairs Manager PT Petronesia Benimel, Hendri Sofiar, minggu (18/9) kemarin, kegiatan ini bekerjasama dengan KBSR (Kandang Belajar Sapi Rakyat) dan KPA (Koperasi Produsen Agribisnis) adalah binaan EMCL.
Menurut KBSR dan KPA, menyuplai kebutuhan kompos untuk menyuburkan kembali tanah di lahan yang dulu ditempati Exterran itu sebanyak 87,5 ton. Pasokannya diminta secara bertahap. Sejauh ini sudah dua tahap. Pertama 75 ton, terakhir kemarin 12,5 ton.
Sementara itu, Direktur KBSR Muhammad Ja’i menjelaskan, untuk memenuhi permintaan itu pihaknya melibatkan warga setempat. KBSR yang merupakan program pengembangan ekonomi masyarakat yang diprakarsai ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) tersebut bekerjasama dengan warga agar semua merasakan benefitnya.
”Untuk memenuhi kebutuhan kompos ke Petronesia KBSR sebagian mengambil kotoran hewan dari warga sekitar kandang, sedangkan untuk KPA sendiri mengambil dari para anggota KPA,” ujar dia.
Ja’i mengungkapkan, baik KBSR maupun KPA, mendapat kepercayaan besar dari masyarakat dan kontraktor. Untuk itu, KBSR juga melakukan pendampingan dan pembinaan kepada warga.
”Banyak limbah ternak di masyarakat yang belum dikelola secara benar sehingga kemanfaatannya tidak maksimal. Dengan begini, masyarakat jadi tahu bahwa kotoran ternak pun bisa menguntungkan,” tegas pria asal Desa Mojodelik ini.
Dengan harga kompos Rp1.400 setiap kilogramnya, KBSR dan KPA dibayar sekira Rp122.500.000. Jumlah ini cukup banyak untuk penjualan pupuk kompos di daerah Kec Gayam. Bagi Ja’i, ini merupakan kepercayaan yang harus dijaga. Baik kualitas pupuk maupun pelayanan. Dia berharap, kerjasama seperti ini akan terus berlanjut. ”Tentunya atas dukungan EMCL dan pemerintah,” ucapnya. [bas]