Ribuan Balita di Bojonegoro Masih Kekurangan Gizi

Suharto

Bojonegoro, Bhirawa
Ribuan balita di Kabupaten Bojonegoro mengalami kekurangan gizi, kondisi ini diduga karena sang ibu tidak memberikan asupan makanan bergizi.  Padahal, asupan gizi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan balita.
“Balita yang kekurangan gizi ini tersebar di 28 kecamatan di Bojonegoro,” kata Humas Dinas Kesehatan Bojonegoro, Suharto, Senin (4/11).
Suharto merinci, jumlah balita kurang gizi mengalami penurunan. Hal tersebut, berdasarkan data grafik balita keurangan gizi lima tahun terakhir.  Pada 2011 tercatat ada 5.032 balita mengalami kekurangan gizi. Pada 2012 tercatat ada 5.071 balita kekurangan gizi. Sementara, 2013 tercatat ada 4.863 balita kurang gizi.
“2014 tercatat ada 4.918 balita kurang gizi. 2015 tercatat ada 4.242 balita kekuranagan gizi. Sedangkan 2016 ada 4.366 balita kurang gizi,” jelasnya.
Menurut dia, banyak ibu yang tidak memperhatikan asupan nutrisi dan gizinya pada saat hamil. Akibatnya, sel darah merahnya rendah, padahal kondisi itu berpengaruh terhadap gizi sang bayi. “Karena itu, ibu harus pintar-pintar memilih makanan untuk buah hati,” tuturnya.
Ditambahkan, kondisi sosial ekonomi keluarga yang sulit. Juga menjadi faktor penyebab kekurangan gizi. Dia menilai faktor ini cukup banyak mempengaruhi. Jika anak kurang makan, otomatis anak akan kekurangan gizi.
“Selain karena faktor makanan, anak atau balita yang kurang gizi bisa juga disebabkan penyakit bawaan. Misalnya, penyakit jantung dan paru-paru. Akibatnya anak malas makan, otomatis kurang gizi,” ujarnya.
Tanda balita atau anak kekurangan gizi, dapat dilihat dari berat badan. Misalnya, jika anak usia dua tahun maka berat badan normalnya antara 9 sampai 10 kilogram. Jika di bawah 9 kilogram, maka balita atau anak mengalami kekurangan gizi.
Upaya yang dapat dilakukan, tambah dia, diantaranya berupaya memberi asupan gizi yang cukup kepada anak. Dengan cara meningkatkan pengetahuan orang tua khususnya ibu mengenai gizi. Memberi makanan berkualitas yang mengandung karbohidrat, zat besi, dan mineral.  “Selain itu memberi vitamin dan protein melalui susu,” kata Suharto.
Pihaknya menilai, gizi merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dengan gizi yang baik, tubuh akan segar dan dapat melakukan aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi sejak masih anak-anak, karena gizi selain penting untuk pertumbuhan badan, juga penting untuk perkembangan otak.
“Karena itu, orang tua harus mengerti dengan baik kebutuhan gizi anak agar tidak mengalami kekurangan gizi. Selain itu, orang tua juga harus mengetahui apa dan bagaimana kurang gizi itu,” imbuhnya.
Saat ini, kata Suharto, Dinkes menggalakkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk menekan angka Balita kekurangan gizi di daerah itu, sebab keberadaan Posyandu penting untuk memonitor perkembangan kesehatan Balita setiap bulan. Dengan adanya Posyandu tersebut, lanjutnya, jika ada indikasi Balita yang mengalami gizi buruk, Dinkes bisa mendeteksinya lebih awal. Oleh karena itu, masyarakat harus rutin mengikutsertakan balita ke Posyandu di masing-masin desa. [bas]

Tags: