Ribuan GTT Dan PTT Dispendik Kabupaten Probolinggo Ikuti Pembinaan

GTT Dan PTT Dispendik dapat pembinaan dan peningkatan disiplin.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Sebanyak 3.665 orang Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di lingkungan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo mengikuti pembinaan dan peningkatan disiplin di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo, Selasa hingga Jum’at 3-6/12.
Ribuan GTT dan PTT tersebut terdiri dari 2.382 orang GTT dan 1.283 orang PTT. Selama 4 (empat) hari, mereka mendapatkan materi dari narasumber yang berasal dari Dispendik Kabupaten Probolinggo dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Probolinggo. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina.
“Pembinaan dan peningkatan disiplin GTT dan PTT ini digelar dengan tujuan untuk peningkatan kualitas dan profesionalitas sumber daya manusia serta disiplin,” kata Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina, Rabu 4/12.
Menurut Dewi, pembinaan dan peningkatan disiplin GTT dan PTT ini diperlukan karena ingin mensosialisasikan tentang Peraturan Bupati Probolinggo Nomor 68 tahun 2018 yang mengatur tentang hak dan kewajiban PTT dan GTT.
“Ini penting karena PTT dinas itu kan banyak, baik dinas maupun di lembaga pendidikan. Mereka merupakan bagian dari SDM kita yang membantu. Kategorinya PTT kita mulai dari cleaning service, petugas perpustakaan sampai pada yang sangat strategis adalah operator-operator di sekolah dengan kualifikasi yang beragam mulai dari S1 dan masih ada yang SMP dan SMA,” jelasnya.
Dewi menerangkan, pentingnya bagi GTT dan PTT diberikan pemahaman tentang kewajiban dan disiplin, karena GTT dan PTT itu juga ada regulasi yang mengatur dan dapat diberhentikan manakala melanggar peraturan perundang-undangan. Sehingga GTT dan PTT itu tidak secara otomatis diperpanjang.
“Misalnya, ada yang terlibat dengan perjudian walaupun tidak banyak serta kejadian lain berkaitan dengan norma kurang baik. Jadi perlu diberikan penguatan tetapi juga kita informasikan hak-haknya,” terangnya.
Lebih lanjut Dewi bersyukur karena Bupati Probolinggo sudah memberikan 2 (dua) jenis asuransi bagi GTT dan PTT. Yakni asurasni kesehatan dan asuransi ketenagakerjaan. Kalau mereka kecelakaan di waktu kerja ada haknya. Jika sampai kematian itu diberikan pertanggungan untuk asuransi kematiannya.
“Kadang mereka tidak tahu, sehingga ketika terjadi kecelakaan kerja berobat itu tidak bisa memakai BPJS Kesehatan, harusnya memakai BPJS Ketenagakerjaan. Ttu sangat penting karena menjadi bagian dari SDM kita. Harapannya walaupun mereka belum ASN statusnya, GTT dan PTT bagian dari yang mengurangi kebutuhan ASN kita. Mereka juga mempunyai etos kerja yang bagus ke depan,” tandasnya.
Di hari yang sama Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo menggelar pendidikan dan pelatihan (diklat) guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) konvergensi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Probolinggo.
Sasaran kegiatan ini adalah 18 desa lokus stunting di 8 kecamatan di Kabupaten Probolinggo dengan peserta 80 guru PAUD yang dibagi dalam 2 (dua) kelas yang masing-masing diikuti oleh 40 orang pertama. Kelas pertama di aula SDN Kedungdalem 2 Kecamatan Dringu dengan peserta dari Kecamatan Gending, Banyuanyar, Dringu dan Sumber serta kelas kedua di aula SDN Jabung Sisir 1 Kecamatan Paiton dengan peserta dari Kecamatan Paiton, Pakuniran, Krejengan dan Gading.
Selama 5 (lima) hari kegiatan, puluhan guru PAUD dari 18 desa di 8 kecamatan ini mendapatkan beberapa materi dari narasumber yang berasal dari 1 (satu) orang dari Dinas Kesehatan (Dinkes), 1 (satu) orang dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB serta 10 orang dari PCP (Pelatih Calon Pelatih) yang sudah bersertifikat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI dari SDM Dispendik Kabupaten Probolinggo.
Materi yang diberikan diantaranya, kebijakan pembinaan GTK PAUD dan Dikmas oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, konsep dasar PAUD, perkembangan anak, komunikasi dalam pengasuhan, pengasuhan 1000 HPK/Puspaga, pengenalan ABK, cara belajar AUD, kesehatan dan gizi AUD/stunting, stunting, penjelasan tugas mandiri, perencanaan pembelajaran, penilaian perkembangan anak, etika dan karakter pendidik PAUD serta micro teaching.
Selanjutnya aktif di desanya meningkatkan layanan PAUD semakin berkualitas, menjadi kader, fasilitator serta penyuluh tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), parenting, sosialisasi pencegahan stunting dan lain sebagainya bekerja sama dengan semua pihak untuk memajukan desanya,” katanya.
Tujuannya menyosialisasikan kebijakan pemerintah dalam percepatan penurunan stunting melalui PAUD, meningkatkan kompetensi para guru PAUD dalam proses pembelajaran dan bermain serta pelaksanaan kelas pengasuhan 1000 HPK serta memberdayakan SDM guru PAUD lokus stunting dalam rangka terampil dan aktif membantu desa dan kecamatan dalam program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Probolinggo, tambahnya.(Wap)

Tags: