Ribuan Jemaah Hadiri Harlah Ponpes Tarbiyatul

KH Zainudin Husni dan KH Agus Ali Mashuri (Gus Ali).

KH Zainudin Husni dan KH Agus Ali Mashuri (Gus Ali).

Surabaya, Bhirawa
Belasan ribu, bahkan diperkirakan lebih, umat Islam menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) Pondok Pesantren (Ponpes) Tarbiyatul Qulub yang berlokasi di Jl. Asem Raya No. 24 (Asem Rowo) Surabaya yang digelar Jumat (25/3) malam, pekan lalu.
Dari belasan ribu tersebut, di samping masyarakat setempat, juga terdapat kaum muslimin dari berbagai penjuru di Indonesia, bahkan dari luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, dan sebagainya. “Untuk luar negeri, jamaah dari Singapura yang paling banyak, yakni sekitar 350-an,” kata KH M Zainuddin Husni, SH,MH, Pengasuh Ponpes Tarbiyatul Qulub kepada Bhirawa, pekan lalu.
Karena itu, kata Zainudin, dalam waktu dekat, pihaknya akan mengembangkan sayap Pondok Pesantren tersebut di lokasi Suramadu. Luasnya sekitar 20 ha. “Hal ini mengingat Pondok Pesantren yang kami tempati sekarang sudah tidak memadai. Di lokasi tersebut, juga akan dibangun pendidikan formal, setingkat SMP-SMA,” jelas KH. Zainudin.
Acara peringatan Harlah tersebut merupakan agenda rutin setiap tahun dan selalu dihadiri belasan ribu jamaah. Setiap peringatan seperti itu, Ponpes tersebut selalu menghadirkan tokoh-tokoh atau dai-dai nasional, seperti KH Zainuddin MZ, Rhoma Irama, KH Abdurrahman Wahid, dan tokoh-tokoh lainnya.
Untuk tahun ini, sebenarnya direncanakan menghadirkan Ketua PBNU Prof. DR. KH. Aqil Siraj, MA. Namun karena berhalangan hadir, maka digantikan oleh Prof. DR. KH Mujayyid dari Malang. Sementara beberapa pejabat yang hadir di antaranya Wakil Gubernur Jatim, Drs. H. Syaifullah Yusuf (Gus Ipul).
Acara yang dikemas dalam bentuk selawat dan dzikir serta ceramah agama itu, dimaksudkan ikut mendoakan bangsa dan Negara dari keterpurukan, menyamakan visi dan misi dalam beribadah untuk menentramkan hati, sesuai dengan nama Ponpes tersebut, Tarbiyatul Qulub. “Selain itu, juga untuk menjalin silaturahmi antara ulama dan umara, serta sesame umat,” lanjut KH Zainudin Husni, yang mantan tentara itu.
Menurut KH Zainuddin, Ponpes ini didirikan sejak 20 Januari 1981. Saat itu, masih beralamat di Jl Dupak Rukun, dan baru pada tahun 2000 pindah ke Asem Rowo. Berdirinya pondok tersebut, mengingat  semakin maraknya pelanggaran norma-norma agama di kalangan masyarakat serta minimnya sarana pendidikan.
“Saat itu kami berinisiatif untuk mengajak masyarakat dan membentuk organisasi yang berupa suatu kegiatan. Yang pertama berupa Kajian Tafsir Alquran dan Hadist, Kajian Ilmu Fiqh, Istigasah, Dzikir serta Pencerahan Qolbu yang disebut Telaga Hati,” kata dia.
Dari hari ke hari, minggu, dan bulan ternyata masyarakat yang mengikuti semakin banyak dan meluas. Bahkan lokasi yang didiami ternyata tidak dapat menampung melubernya jamaah yang setiap hari berdatangan. Agar kegiatan berbadan hukum/yayasan, tercetuslah untuk mendirikan sebuah Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatul Qulub pada tahun 1987 M.
“Beberapa tahun kemudian, tersebarlah syiar kami ini ke beberapa wilayah Indonesia termasuk manca negara. Negara-negara lain itu di antaranya Australia, Brunai Darussalam, Malaysia, dan Singapura, bahkan termasuk yang bermukim di Saudi Arabia,” jelas KH Zainudin Husni. [ca]

Tags: