Ribuan Lulusan Perguruan Tinggi Islam Jatim Menganggur

karikatur ilustrasi

DPRD JAatim, Bhiraws
Ribuan lulusan Perguruan Tinggi (PT) Islam di Jawa Timur masih menganggur.  Data itu didapat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim, setelah menggelar bursa kerja di beberapa lokasi di Jatim.
“Setelah kami buka bursa kerja, mereka dari STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) datang ke tempat saya berbondong bondong mengatakan ada diskriminasi karena nggak ada lowongan yang sesuai disiplin ilmunya. Saya tegaskan ini bukan diskriminasi tetapi kebutuhan pasar kerja,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Setiajit pada Jumat (8/9).
Dia meminta agar lulusan empat perguruan tinggi berbasis agama di Jatim meningkatkan kapasitas dan skillnya agar bisa diterima di pasar kerja. Disnaker Jatim sudah menyediakan balai latihan kerja, agar lulusan tersebut bisa menambah skill dan kemampuannya.
“Bagi lulusan  yang belum bisa tertampung di perusahaan silahkan mengikuti pelatihan di balai latihan kerja yang kami miliki,” katanya.
Setiajit memprediksi, jumlah lulusan sarjana dari perguruan tinggi Islam di Jatim yang masih menganggur ada sekitar 6 ribu orang.
“Kalau mereka memiliki pasar kerja dengan kompetensinya tetapi tidak dibutuhkan perusahaan harus ada cross training,” jelasnya.
Sekadar diketahui, ada 370 ribu kebutuhan lapangan pekerjaan yang ada di Jatim. Dari jumlah itu, Disnakertrans Jatim sudah memenuhi 216 ribu jenis lapangan kerja.
“Saya sebagai kepala dinas tenaga kerja dan transmigrasi menangkap instruksi komisi E dan gubernur karena itu kami prioritas pertama pengentasan pengangguran 12 kali bursa kerja,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi E DPRD Jatim dr Agung Mulyono berharap Disnaker Jatim menggalakkan pelatihan, untuk meningkatkan skill angkatan kerja, agar mereka bisa terserap pasar.
“Yang pertama adalah Disnaker perlu menggalakkan pelatihan-pelatihan baru. Anggarannya kan cukup besar dan harus segera ditambah frekuensinya,” katanya.
Menurut dia, selain menggalakkan pelatihan, Disnaker Jatim juga perlu membangun networking, agar angkatan kerja di Jatim punya jaringan yang luas.
“Dibuatkan forum komunukasi dengan jejaring. Jadi mereka yang suskes dipertemukan  dan agar bisa ditiru dan ilmunya dicontoh,” pungkasnya. [cty]

Tags: