Ribuan Pendekar Baru PSHT Nganjuk Disahkan

Ribuan pendekar baru PSHT Kabupaten Nganjuk disahkan pada bulan Suro 2015.(ristika/bhirawa)

Ribuan pendekar baru PSHT Kabupaten Nganjuk disahkan pada bulan Suro 2015.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Sebanyak 1666  pendekar  Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Nganjuk disahkan.  Dengan jumlah tersebut pelaksanan pengesahan terpaksa dilakukan selama dua hari berturut-turut. di Gedung Juang 45  Jl Dr Soetomo Nganjuk.
Bukan saja pendekar baru dari Nganjuk yang disahkan pada malam kemarin, melainkan warga PSHT dari Madiun dan Ponorogo juga ikut ‘dikeceri’ di Nganjuk. Dalam acara tersebut Kapolre Nganjuk AKBP Muhamad Darwis hadir dan memberikan penyuluhan hokum di acara pengesahan warga baru PSHT.
Drs Gondo Haryono Ketua PSHT Cabang Nganjuk dalam sambutannya mengatakan cinta kasih yang merupakan dasar dari ilmu PSHT harus ditanamkan di setiap anggota PSHT pada khususnya. Karena dengan cinta kasih tersebut akan muncul persaudaraan yang kekal dan abadi. Dari itikad persaudaraan tersebut akhirnya muncul suatu kedamaian yang merupakan idaman seluruh masyarakat. “Dengan cinta kasih, Insya’Allah kedamaian akan muncul,” tutur Gondo Haryono.
Gondo Haryono juga mengatakan kalau PSHT tidak memiliki musuh, karena PSHT justru sebuah organisasi yang bersandar pada persaudaraan. Sehingga apabila ada anggota PSHT yang memiliki musuh berarti kurang dalam penyerapan dan penerapan ilmu PSHT. “Kalau ada anggota PSHT masih memiliki musuh berarti dia kurang bersungguh-sungguh saat menjalani latihan,” lanjut Gondo Haryono.
Dengan demikian anggota PSHT yang masih bertindak sewenang-wenang harus kembali menempa dirinya lebih keras sesuai dengan ilmu PSHT.  Disamping itu tujuan PSHT adalah membentuk manusia yang memiliki budi luhur dan mampu menempatkan diri disetiap lapisan masyarakat serta mampu membawa diri. Sehingga akan membentuk manusia yang mengerti sopan santun dan mampu mengayomi mereka yang lemah.
Menurutnya, Warga PSHT jangan sampai berurusan dengan aparat keamanan, karena setelah disahkan, warga PSHT dituntut untuk bertanggungjawab dan menjadi teladan, pengayom masyarakat  bukannya sebaliknya masyarakat menjadi takut dengan warga PSHT.
Ditambahkan pula bahwa kebesaran PSHT tidak diukur dari jumlah atau prestasi. Namun keberadaan PSHT ditengah masyarakat diharapkan memberikan kesejukan, untuk itu warga PSHT harus beriman, berani menghadapi masalah, sederhana dan dapat ‘memayu hayuning bawono’. [ris]

Tags: