Ribuan Rumah Terendam, Satu Pelajar Hilang Terseret Arus Sungai

Jalan desa terendam air luapan Sungai Pacal di Bojonegoro.

Banjir Terjang Wilayah Jatim
Pemprov Jatim, Bhirawa
Tingginya curah hujan yang mengguyur membuat banjir di beberapa wilayah Jatim. Di Bojonegoro, Jombang dan Pasuruan ratusan rumah tenggelam, bahkan Niko, warga Desa Janti, Mojoagung yang masih berstatus sebagai pelajar SMK di Kecamatan Mojoagung di nyatakan hilang terseret arus kali Catak Banteng.
Hujan yang mengguyur di Kabupaten Pasuruan membuat meluap Sungai Welang sehingga mengakibatkan banjir di beberapa desa seperti Desa Tambakan, Desa Kalianyar di Kelurahan Kalirejo, Kec. Bangil dengan ketinggian air rata-rata 40-120cm. Desa Kedawung Kulon, Kec. Grati dengan ketinggian air 40-80 cm, dan Desa Sukorejo, Kec. Pohjentrek dan Desa Sidogiri, Desa Tambak Rejo, Kec. Kraton (ketinggian air rata-rata 40-100cm).
Sedangkan di Bojonegoro, setidaknya 5 Kecamatan dikota ledre itu diterjang banjir, yaitu 2 kecamatan meliputi Sukosewu dan Kecamatan Balen terkena luapan Sungai Pacal. Sedangkan 3 Kecamatan meliputi Dander, Temayang dan Kecamatan Bubulan, diterjang banjir bandang akibat hujan deras dengan ketinggian air berkisar 0,50 meter -1 meter di pemukiman warga juga jalan.
Kades Sukosewu, Wiwik Pujianingsih mengatakan, ada sekitar 700 lebih rumah warga yang terkena banjir akibat luapan kali pacal. Selain itu, sejumlah sekolahan SDN di sejumlah desa yang dilanda banjir juga libur. ” Siswa SDN di desa-desa yang dilanda banjir tersebut sekarang libur sementara karena sekolahannya masih terendam air banjir bandang,” ujarnya.
Kepala BPBD Kabupaten Bojonegoro, Andik Sujarwo menjelaskan, untuk 2 kecamatan yang terkena luapan Sungai Pacal merendam 7 desa, yang meliputi Desa Ngadiluhur, Kabunan dan Sidobandung di Kecamatan Balen. Serta Desa Semawot, Kalicilik, Sukosewu dan Desa Kelepek yang berada di Kecamatan Sukosewu, yang mulai terendam pukul 03.00 dini hari. “Jumlah keseluruhan berarti ada 15 desa yang terdampak banjir, 8 desa terkena Banjir bandang dan 7 desa terkenan luapan sungai pacal,” jelasnya.
Sementara itu di Kabupaten Jombang banjir menerjang di 7 kecamatan yakni Mojowarno, Bareng, Jogoroto, Gudo, dan Kecamatan Mojoagung, serta Kecamatan Sumobito. Kurang lebih dari lima ratus rumah warga pun terendam. Bahkan Niko siswa SMK warga Desa Janti, Mojoagung di nyatakan hilang terseret arus kali Catak Banteng.
“Puncak ketinggian air tadi sekitar jam 8 pagi. Sampai segini se dada. Ada satu orang warga Janti juga hilang terseret arus, katanya tadi mandi dengan tiga temannya. Tiga yang lain selamat, sementara satu orang bernama Niko hilang terseret arus,” kata warga Desa Gambiran, Mojoagung , Rony.
Banjir yang terjadi di Kabupaten Jombang kali ini tergolong parah. Banjir ini akibat hujan yang turun deras dengan durasi yang cukup lama pada Rabu malam (21/2) membuat tanggul sungai di kawasan Mojoagung, Jombang jebol.
Di Kecamatan Mojoagung saja, sekitar 234 orang warga terpaksa di ungsikan ke beberapa posko, yakni di posko Desa Kademangan terdapat 42 orang dan posko Desa Gambiran sekitar 192 orang. Sementara di Desa Catak Gayam, saat Bhirawa memantau di lapangan, proses pendataan jumlah pengungsi masih tengah di lakukan.
Berdasarkan rilis dari BPBD Jombang, banjir di Kecamatan Mojowarno menggenangi sembilan desa yakni, Desa Latsari, Karanglo, Mojowarno, Mojowangi, Mojojejer, Selorejo, Catak Gayam, Ringin Pitu, dan Desa Japanan. Sedangkan di Kecamatan Ngoro, empat desa terendam yakni, Desa Kauman, Sidowarek, Sugih Waras, dan Desa Ngoro. Di Kecamatan Sumobito, satu desa juga di kabarkan terdampak banjir.
Sementara, di Kecamatan Bareng, Desa Mojo Unggul menjadi sasaran air banjir, dan satu desa di Kecamatan Jogoroto yakni, Desa Jogoroto juga mengalami nasib yang sama. Data yang berhasil di himpun koran ini di lapangan, 200 rumah di Kecamatan Mojowarno terendam banjir. Di Kecamatan Ngoro, sekitar 22 rumah, Kecamatan Jogoroto sejumlah 70 rumah, dan 300 rumah di Desa Gambiran, Mojoagung rumah terpantau tergenang air banjir hingga setengah pintu pada Kamis siang sekitar pukul 13.00 WIB di hari yang sama.
Selain itu, banjir juga menggenangi beberapa kantor instansi pemerintahan di kawasan terdampak banjir. Puskesmas Mojowarno, Jombang di kabarkan terdampak banjir. Demikian juga dengan Mapolsek Mojoagung, Jombang. Kantor polisi ini juga tergenang banjir yang ketinggian air masuk ke areal Mapolsek hingga mencapai 50 centimeter hingga meluber ke jalan raya. Arus lalu lintas jalan antar provinsi di depan Mapolsek Mojoagung pun terpaksa mengalami pengalihan arus.
“Semua kendaraan roda dua dan empat kami alihkan ke ‘by pass’ Mojoagung. Anggota sudah kami untuk berjaga dan mengatur lalu lintas di lapangan,” jelas Kasatlantas Polres Jombang, AKP Inggal Widya Perdana via sambungan ponselnya kepada wartawan.
Di Posko pengungsian Desa Gambiran, Kecamatan Mojoagung sejumlah warga tampak di ungsikan. Mereka menempati tenda-tenda yang didirikan oleh Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Jombang, beberapa pengungsi lainnya memilih beristirahat di pendopo Kantor Desa Gambiran yang di jadikan posko pengungsian, dapur umum, dan posko pelayanan kesehatan. Mereka terdiri dari ibu-ibu, balita, dan para lansia. Satu orang juga tampak di bopong menuju ke posko kesehatan akibat banjir di daerah ini.
Pjs Bupati Jombang, Setiadjit SH. MM yang menyempatkan meninjau kawasan terdampak banjir di Kecamatan Mojoagung mengatakan, seluruh wilayah terdampak banjir di Kabupaten Jombang sudah tertangani. Untuk solusi penanggulangan banjir agar tidak terjadi lagi pada waktu ke depan, kepada sejumlah wartawan, Setiadjit mewacanakan akan adanya perencanaan pembangunan embung sebagai kampungan air.
“Jangka pendek sebenarnya adalah dengan (membangun) embung di daerah hulu. Tapi ini masih tahap perencanaan. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pengairan Provinsi (Jatim), dan mereka menyepakati, asalkan Pemkab Jombang bisa menyediakan lahan,” pungkas Setiadjit.
Sekadar di ketahui, sejumlah kawasan di Jombang yang salah satunya adalah Kecamatan Mojoagung, menjadi langganan banjir tiap tahun. Tahun lalu, banjir juga melanda kawasan ini dan menyebabkan ratusan warga terpaksa di ungsikan karena rumah mereka terendam.

Pemerintah Berikan Penanganan Darurat
Meluapnya Sungai Welang karena hujan deras di daerah hulu sehingga mengakibatkan banjir di Pasuruan, segera diresponse dengan cepat oleh Pemprov Jatim. Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pemprov melalukan pendataan korban dan pemberian penanganan darurat.
“Dari data tersebut, Pemprov Jatim bersama Pemkab Pasuruan akan melakukan penanganan darurat,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim, Drs Benny Sampirwanto MSi, Kamis (22/2).
Benny mengatakan, response cepat ini dilakukan karena banjir ini mengakibatkan jalan pantura Surabaya-Banyuwangi di Kecamatan Kraton lumpuh total sehingga harus ditutup sementara. “Tak hanya itu, beberapa desa juga ikut tergenang,” katanya.
Beberapa desa tersebut yakni Desa Tambakan, Desa Kalianyar di Kelurahan Kalirejo, Kec. Bangil dengan ketinggian air rata-rata 40-120cm. Desa Kedawung Kulon, Kec. Grati dengan ketinggian air 40-80 cm, dan Desa Sukorejo, Kec. Pohjentrek dan Desa Sidogiri, Desa Tambak Rejo, Kec. Kraton (ketinggian air rata-rata 40-100cm).
Masih menurut Benny, gerak cepat juga dilakukan Pemprov untuk menangani banjir di Kabupaten Jombang. Yakni dengan berkoordinasi dengan BPBD Kab. Jombang untuk melakukan pendataan dan penanganan darurat bagi warga yang terdampak banjir.
Banjir di Kabupaten Jombang diakibatkan hujan deras di wilayah Kediri sehingga membuat debit air di Sungai Gunting mengalami peningkatan dan meluap serta menggenangi beberapa desa di 5 kecamatan.
Beberapa titik yang tergenang banjir adalah di Dusun Getakan dan Dusun Pandean di Desa Kauman, Kecamatan Ngoro, Desa Selorejo, Desa Kedawong, Desa Kayen, dan Desa Catak Gayam di Kec. Mojowarno, Desa Mojounggul di Kecamatan Bareng, Desa Kademangan dan Desa betek di Kec. Mojoagung, dan Desa Curahmalang dan Desa Talun Kidul di Kec. Sumobito. Akibat banjir tersebut, terdapat 29 pengungsi di Balai Desa Kademangan, Yakni 5 orang laki-laki dewasa, 14 perempuan dewasa, 8 orang balita, 2 bayi, dan 1 korban sakit. [bas,rif,iib]

Tags: