Ribuan Siswa SD Jombang Tampilkan Tari Remo Boletan

Ribuan penari cilik dari siswa SD membawakan Tari Remo Boletan secara massal di peringatan Hardiknas 2018 di Alun-alun Jombang, Rabu (2/5).[ [arif yulianto/ bhirawa]

(Peringati Hardiknas 2018)

Jombang, Bhirawa
Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018, sebanyak 1.073 siswa Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Jombang menampilkan Tari Remo Boletan yang dibawakan secara massal di Alun-alun Kota Jombang. Tari Remo Boletan merupakan Tari Remo khas dari Kabupaten Jombang.
Penampilan rancak ribuan penari cilik ini ditampilkan setelah upacara memperingati Hardiknas di tempat yang sama, Rabu (2/5). Penjabat sementara (Pjs) Bupati Jombang Setiadjit SH, MM bertindak sebagai inspektur upacara. Tema peringatan Hardiknas di Jombang tahun ini adalah Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan.
“Jadi semangat temanya kan pendidikan dan kebudayaan. Artinya, kita ingin merevitalisasi pendidikan sekaligus juga merevitalisasi kebudayaan di Jombang ini,” kata Setiadjit.
Setiadjit menambahkan, saat ini ada keinginan dari Pemkab Jombang ada akulturasi budaya dengan mengangkat budaya yang terkesan sebagai budaya desa menjadi budaya kabupaten, bahkan bisa menjadi budaya regional dan nasional, hingga internasional.
“Saya sangat yakin bahwa budaya-budaya yang telah ditemukan, dirintis, dikembangkan oleh founding fathers kita, oleh nenek moyang kita ini harus kita lestarikan,” ujarnya.
Setiadjit mengajak semua pihak untuk bersama-sama melestarikan kebudayaan yang ada di Kabupaten Jombang sehingga mampu membawa Kabupaten Jombang menjadi Jombang Bisa. ” Akulturasi budaya inilah yang bisa membawa Jombang menjadi Jombang Bisa,” tandas Setiadjit.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang drg Budi Nugroho menjelaskan diadakannya penampilan Tari Remo massal yang melibatkan ribuan penari cilik ini tak lepas dari tema yang diambil dalam peringatan Hardiknas kali ini.
“Ini karena pendidikan karakter kan ada empat dimensi. Dimensi olah hati, dimensi oleh pikir, olah rasa, dan olahraga. Kenapa hari ini kita adakan Tari Remo massal, karena tema nasional itu menguatkan pendidikan, memajukan kebudayaan. Budaya lokal ini harus kita tonjolkan dalam rangka melaksanakan olah rasa, di situ unsur seni yang ditonjolkan,” papar Budi Nugroho.
Ke depan ia berharap, setiap sekolah di Kabupaten Jombang memiliki penari. Pada momen kemarin, menurut Budi, sebenarnya penari cilik yang mendaftar jauh lebih besar jumlahnya. Namun karena keterbatasan tempat untuk penampilan, hanya 1.073 penari yang ditampilkan.
Kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama yang apik antara Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Jombang.
“Saya sangat bangga, ternyata animo dari satuan pendidikan sangat besar dalam melaksanakan empat dimensi pada pendidikan karakter tadi,” kata Budi Nugroho.
Terkait apresiasi dari Dinas Pendidikan Jombang terhadap siswa yang berprestasi dalam bidang budaya, Budi menerangkan, untuk sementara ini masih melalui momen semacam lomba seni dan budaya. Apresiasi tersebut tetap dilakukan dengan cara berjenjang.
“Tetap akan kita lakukan secara berjenjang, baik itu melalui provinsi maupun pusat. Kita support terus dengan apresiasi, dengan penghargaan sesuai yang ada di Dinas Pendidikan,” kata Budi Nugroho.
Selain menampilkan pagelaran budaya dengan penampilan Tari Remo Boletan yang dibawakan secara massal, peringatan Hardiknas 2018 Jombang juga diisi dengan pameran lukisan oleh Komunitas Pelukis (KOPI) Jombang. Pjs Bupati Jombang Setiadjit SH, MM pada kesempatan ini juga mendapatkan lukisan dirinya dari salah satu pelukis komunitas tersebut. [rif, adv]

Tags: