Ribuan Suku Tengger Gelar Grebeg Tirto Aji

Masyarakat Suku Tengger saat melakukan ritual Grebeg Tirto Aji di area Taman Wisata Air Wendit, Desa Mangliawan, Kec Pakis, Kab Malang. [cahyono/bhirawa]

Masyarakat Suku Tengger saat melakukan ritual Grebeg Tirto Aji di area Taman Wisata Air Wendit, Desa Mangliawan, Kec Pakis, Kab Malang. [cahyono/bhirawa]

Kab Malang, Bhirawa
Upacara memohon keselamatan serta rezeki berlimpah yang dilakukan ribuan masyarakat Suku Tengger yang bermukim di lereng Gunung Bromo dan Gunung Semeru, khususnya yang beragama Hindu menggelar Upacara Grebeg Tirto Aji di area Taman Wisata Air Wendit, di Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Minggu (10/4) pagi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang, H Abdul Malik, Minggu (10/4), kepada wartawan, mengatakan upacara Grebeg Tirto Aji sebagai upacara adat masyarakat setempat yang digelar setiap tahun di Sendang Widodaren di dalam Taman Wisata Air Wendit.
“Sebab, sumber mata air di sendang tersebut merupakan air suci. Sehingga dengan mengambil air suci itu, masyarakat Suku Tengger percaya jika bisa memberikan keselamatan dan rezeki yang melimpah,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, Upacara Grebeg Tirto Aji, juga bertujuan untuk memupuk rasa persaudaraan diantara pemeluk agama Hindu, serta untuk melestarikan adat Suku Tengger. Sementara, sumber mata air di Sendang Widodaren atau masyarakat di sekitar Taman Wisata Wendit mengenalnya Sumber Mbah Kabul dan Mbah Gimbal telah dipercaya Suku Tengger telah membawa berkah dan manfaat, jika air dari  sumber mata air Sendang Widodaren disiramkan di lahan pertanian bisa membawa kesuburan tanamannya.
“Dan jika air tersebut diminum dipercaya membawa keselamatan, serta untuk membawa kemulyaan bagi masyarakat Suku Tengger yang berada di wilayah lereng Gunung Bromo dan Gunung Semeru,” terang Malik.
Dijelaskan, Suku Tengger yang mengikuti Upacara Grebeg Tirto Aji di Wendit ini, datang dari Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Kabupaten Malang. Karena kedua lereng gunung tersebut berada di empat wilayah kabupaten. Sedangkan masyarakat Suku Tengger di wilayah Kabupaten Malang, berada di wilayah Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo. Dan penduduk di Desa Ngadas sendiri hampir 90 persen beragama Hindu.
Di sisi lain, lanjut Malik, upacara adat Tengger Tirto Aji memiliki banyak makna sesuai dengan pemahaman dan keyakinan Suku Tengger, di antaranya adalah untuk penyembuhan, penanggulangan hama dan penyubur tanaman. Sehingga dengan kepercayaan masyarakat Suku Tengger, maka setiap tahun mereka menggelar upacara adat di Taman Wisata Air Wendit.
“Agenda tahunan masyarakat Suku Tengger itu, selalu mendatangkan pengunjung wisata dari berbagai daerah di luar Jawa Timur (Jatim), diantarannya, Bali, Semarang, dan Jakarta. Bahkan, wisatawan dari Belanda juga mengikuti prosesi upacara yang digelar masyarakat Suku Tengger tersebut. Sehingga Upacara Grebeg Tirto Aji menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara,” paparnya.
Sementara itu, salah satu warga Suku Tengger dari Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang Sugiono mengatakan, upacara Grebeg Tirto Aji ini wajib diikuti masyarakat Desa Ngadas yang memeluk agama Hindu. Sebab, salah satu sumber mata air di area Taman Wisata Air Wendit yakni Sendang Widodaren merupakan air suci yang dipercaya untuk memberikan keselamatan, juga untuk mendatangkan rezeki.
Seperti hasil tanaman pertanian milik masyarakat Desa Ngadas, kata dia, selalu mendapatkan keseburan, hal ini karena berkah dari air suci tersebut. “Upacara yang digelar masyarakat Suku Tengger tidak bisa terlepas dari budaya dan adat. Sehingga dengan menggelar upacara, maka masyarakat suku tengger selalu mendapatkan keberuntungan yang diberikan oleh Sang Hyang Widhi (Maha Pencipta),” tandasnya.  [cyn]

Tags: