Ribuan Warga Surabaya Ramaikan Festival Topeng Maulud

Ribuan warga berdesakan untuk berebut gunungan apem dan gunungan hasil bumi dalam rangka Festival Topeng Maulud Nabi Muhammad SAW 2015 di halaman Taman Surya Kota Surabaya, Minggu (25/1).

Ribuan warga berdesakan untuk berebut gunungan apem dan gunungan hasil bumi dalam rangka Festival Topeng Maulud Nabi Muhammad SAW 2015 di halaman Taman Surya Kota Surabaya, Minggu (25/1).

Pemkot, Bhirawa
Ribuan warga ikut meramaikan Festival Topeng Maulud Nabi Muhammad SAW 2015 yang digelar Pemkot Surabaya di halaman Taman Surya Kota Surabaya, Minggu (25/1).
“Sebenarnya ini penyelenggaraan yang kedua kalinya. Memang saya minta ke Disbudpar (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata),  tujuannya supaya anak-anak Surabaya tahu ada budaya seperti ini di Surabaya. Anak-anak kecil jadi tahu ada Topeng Maulud,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di acara tersebut.
Pada kegiatan tersebut terlihat puluhan ragam topeng Maulud yang dipajang di Halaman Taman Surya, gunungan hasil bumi seperti sayur-sayuran, buah-buahan serta gunungan apem (jajanan) khas Surabaya.
Selain itu, ada beragam penampilan dari siswa-siswi sekolah, komunitas sanggar tari/seni, dan juga dari pewakilan kecamatan yang terkemas dalam parade topeng Maulud 2015. Di antaranya, Tari Topeng Shalawat dari SMPN 12 Surabaya, juga drum band SMAN 19 Surabaya.
Setelah pembacaan doa, acara dilanjutkan dengan ritual keberkahan yang diawali dengan Tarian Topeng Gedeg oleh Sanggar Surabaya Menari, dilanjutkan pembagian topeng Maulud oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Kemudian dilanjutkan dengan rebutan gunungan apem dan gunungan hasil bumi.
Menurut dia, Festival Topeng Maulud 2015 ini memiliki kepedulian tinggi untuk ikut merawat budaya kearifan lokal agar tidak lenyap dan tergusur oleh modernitas zaman.
Karena itu dia meminta acara seperti ini rutin diselenggarakan oleh Pemkot Surabaya. “Ke depannya akan terus kita sempurnakan sehingga anak-anak tahu kekayaan budaya di Surabaya,” katanya.
Topeng Maulud merupakan salah satu budaya kearifan lokal yang ada di Surabaya selain ludruk, manten pagon, Tari Remo, undukan doro dan gulat okol. Pemkot Surabaya telah melakukan berbagai upaya untuk merawat budaya lokal tersebut agar tetap ada dan dikenal generasi muda.
Perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Fauzie M Yos mengatakan Festival Topeng Maulud 2015 diramaikan oleh sekitar 1.200 warga yang terdiri dari pelajar sekolah, komunitas sanggar tari dan seni, serta juga partisipasi dari kecamatan-kecamatan di Surabaya.
“Selain untuk melestarikan budaya, kami juga berharap kegiatan tahunan ini nantinya bisa menjadi destinasi wisata di Surabaya,” ujarnya.
Salah satu penggagas acara Festival Topeng Maulud 2015 Herry Lento mengatakan, sejak dulu, di Surabaya ada tradisi perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW di mana anak-anak akan memakai topeng Maulud.  “Dulu, ibu-ibu yang yang pergi ke pasar, membelikan anak-anaknya topeng Maulud. Di kampung-kampung semuanya pakai topeng itu. Itu yang kemudian kita hidupkan kembali tradisi ini,” katanya.  [dre]

Tags: