Rini Yuliastutik, Wanita Penggagas Bank Sampah di Situbondo

Rini Yuliastutik dikenal sebagai wanita kreatif karena mengumpulkan sampah plastik di rumahnya menjadi bank sampah andalan di Kota Santri Situbondo. [Sawawi]

13 Tahun Kumpulkan Plastik Bekas, Berhasil Raih Penghargaan Inovasi Peduli Lingkungan
Kab Situbondo, Bhirawa
Awal mula mengumpulkan sampah plastik, membuat Rini Yuliastutik tak jarang mendapatkan cibiran dari sejumlah warga yang ada di dekat rumahnya. Selain risih melihat aktivitas yang identik dengan kotor itu, pilihan profesi yang ditekuni Rini dianggap ketinggalan zaman. Namun cibiran itu berhasil dijawab dengan kesuksesan oleh Rini. Wanita bersahaja ini selain mampu meraih penghargaan dari Bupati Situbondo, juga berhasil meraup keuntungan yang besar dari ketekunan mengumpulkan sampah.
Saat dikunjungi, Rini Yuliastutik sedang asyik dengan beberapa warga mengumpulkan beberapa sampah bekas. Mulai botol plastik, kertas koran dan sampah non plastik dipilah sesuai dengan nama tempat masing-masing. Rini sudah paham betul, mana jenis sampah organik dan sampah non organik, termasuk harganya. Baru selesai melakukan pemilahan aneka jenis sampah, Rini baru sempat menemui koran ini. “Silahkan mas duduk dulu. Maaf tadi sekalian menuntaskan pekerjaan,” sapa Rini dengan kalem.
Setelah sempat bertatap muka Rini mulai menceritakan awal mula kecintaannya mengelola sampah di rumahnya yang ada di Lingkungan Dam Pintu Lima, RT 04/RW 03, Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo. Saat itu, aku dia, banyak sampah yang dibiarkan berada di lingkungan rumahnya. Sesaat kala itu Rini berpikir sampah sampah itu bisa dirubah menjadi uang. Niat mulia Rini awalnya tidak begitu bulat karena banyak yang tidak setuju menjadi pengumpul sampah. “Tapi akhirnya saya membulatkan tekat untuk mengumpulkan sampah sampah ini,” urai Rini.
Sampah-sampah plastik itu oleh Rini lalu ditumpuk di sebuah ruangan. Ada yang masih berserakan, ada juga yang sudah ditata rapi. Untuk plastik bungkus makanan ringan, dimasukkan ke dalam kemasan air mineral. Ruangan itu disulap Rini menjadi tempat pembuangan sampah. Sampah-sampah plastik milik warga juga di bawa ke sana. “Tetapi jangan salah, warga itu tidak bermaksud membuangnya. Melainkan akan didaur ulang atau dikelola menjadi kreativitas tertentu,” aku Rini.
Masih kata Rini, ada banyak macam yang dikumpulkan di ruangan tersebut. Sampah sampah itu oleh Rini lalu didaur ulang menjadi tas, tempat makan, wadah air, kursi, dan lain sebagainya. Kerajinan berbahan sampah plastik itu kini sudah dijual kemana-mana. Bahkan, menjadi sumber penghasilan bagi warga yang ada di lingkungan Dam Pintu Lima, RT 04/RW 03, Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji. “Kini warga di lingkungan sini menilai sampah bukan lagi polusi. Akan tetapi sudah menjadi sebuah solusi, karena mampu menghasilkan uang,” ujarnya.
Penilaian itu tidak bisa dilepaskan dari diri Rini sendiri dan beberapa warga. Kata Rini Yuliastutik, tanpa bantuan dari warga upayanya mengumpulkan sampah di lingkungan rumahnya tidak akan membuahkan hasil seperti saat ini. Usaha mengubah sampah menjadi bahan bernilai ekonomi digeluti Rini sejak tahun 2006 silam, hingga sekarang. Pada tahun itu, ingat dia, baru saja belajar cara mengelola sampah. “Kala itu saya mengajak warga mengumpulkan sampah untuk diolah. Kala itu sangat sulit untuk meyakinkan warga. Tapi perlahan berubah dengan baik,” katanya.
Rini juga mengaku, warga tidak mau mengikuti langkahnya untuk mengumpulkan sampah karena ada beberapa warga lain banyak yang mencibir karena dianggap pekerjaan yang sia-sia. Pendapat itu oleh Rini dianggap biasa dan keinginannya untuk menjadi wanita mandiri terus ia gelorakan. “Saya terus mengumpulkan dan mengelola sampah. Saya sendiri yang memungut sampah-sampah plastik yang berserakan,” ingat Rini.
Rini tidak patah semangat dan berkat kegigihannya, ada beberapa warga akhirnya ikut bergabung memilah sampah. Hingga akhirnya Rini pun berhasil membentuk bank sampah pada tahun 2011 silam. Dari bank sampah itulah tersipta cikal bakal sebuah gagasan mengumpulkan sampah plastik bekas dan jenis sampah yang lain. “Pada awal pertama kali saya ingat baru berhasil merekrut empat nasabah,” ujarnya.
Perlahan, Rini yang sabar mampu mengajari warga cara menyimpan sampah plastik dengan sistem ekobrik. Sistem ini diatur dengan cara memasukkan sampah ke dalam botol. Kini, anggota bank sampah sudah tumbuh signifikan hingga mencapai ratusan orang. Dari jumlah yang cukup besar tersebut, aku Rini, 45 orang diantaranya sudah menjadi nasabah bank sampah. “Sedangkan sisanya hanya menjadi anggota biasa. Khusus untuk anggota biasa, sampah-sampah yang dimasukkan ke bank sampah lalu dijual karena kami memakai sistem toko kelontongan,” ujarnya.
Lurah Ardirejo Rocky Syahbana SSos mengakui, dahulu pilihan Rini kerap mendapatkan cibiran dan bahkan tidak ada elemen yang ikut memberikan motivasi. Nah, lanjut Rocky, baru dirinya menjadi Lurah Ardirejo, Rini mendapatkan pembinaan pertama kali oleh PKK Kelurahan Ardirejo. “Saat ini kami ikut bersyukur karena kiprah Rini sudah banyak dikenal masyarakat dan pemerintah. Itu dicapai berkat kreativitas Rini dalam mengelola sampah. Kami juga ikut bersyukur karena keuntungan yang didapatkan tidak hanya diperoleh Rini semata melainkan juga bisa membantu warga sekitar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,” aku Rocky.
Masih menurut Rocky, perjuangan keras Rini akhirnya mampu menarik simpati dari Bupati Situbondo Dadang Wigiarto sehingga diadiberi penghargaan Piala Inovasi Peduli Lingkungan tingkat Kabupaten Situbondo. Kata Rocky selama 13 tahun lamanya Rini sangat peduli terhadap sampah dan sangat piawai mengelola sampah di Kelurahan Ardirejo. “Penghargaan ini layak disematkan kepada Rini Yuliastutik. Sebab, Rini sudah belasan tahun berjuang meyakinkan orang lain, agar menyimpan dan mengelola sampah plastik hingga menghasilkan uang,” pungkasnya. [Sawawi]

Tags: