Riset Gender dan Birokrasi, Tim Riset BRIN Wawancarai Wali Kota Mojokerto

Tampak dalam foto usai melakukan wawancara Tim riset BRIN melakukan foto bersama dengan Wali Kota.

Kota Mojokerto, Bhirawa.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan, masalah pendidikan menjadi salah satu hal yang wajib dalam layanan dasar di Pemkot Mojokerto.

“Untuk itu , tentunya hal ini harus dilakukan dengan sebaik mungkin, meski sesulit apapun penanganannya, akan tetapi dengan mengutamakan program secara keroyokan atau crosscutting maka akan menjadi mudah,” demikian disampaikan Wali Kota Ika saat menerima kunjungan Tim Riset Gender dan Birokrasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Sabha Pambojana Rumah Rakyat pada ,Sabtu (28/1)sore.

Untuk menjamin pendidikan dasar yang menjadi wewenang pemerintah kota Mojokerto, berbagai fasilitas gratis telah diberikan, seperti seragam sekolah, sepatu , peralatan sekolah dan bus antar jemput secara gratis pula.

Sedangkan untuk sekolah menengah atas dan pendidikan tinggi yang menjadi kewenangan provinsi, menurut Wali kota Ika menyebut pihaknya bersinergi dengan Baznas menelorkan program satu rumah satu sarjana.

Sementara terkait pemberdayaan perempuan, Wali Kota Ita , dihadapan tim riset BRIN yakni Herie Saksono, Yanuar Farida, Wisma Yantu, Evj Maya Safira dan Melati Ayuning Pranasari menjelaskan bahwa hal utama yang dilakukan adalah mempersiapkan SDM untuk masa yang akan datang, dan tentunya melibatkan para ibu yang merupakan pendidik pertama bagi anak-anaknya.

Untuk mempersiapkan generasi bangsa adalah penurunan Stunting yang menjadi salah satu goal SDGs. Angka stunting Kota Mojokerto saat ini terendah di Jawa Timur dan kami targetkan dalam 2 tahun mendatang bisa zero stunting. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran ibu dalam mencetak generasi bangsa.

“Mengingat, peran ibu dalam mengawal anak-anaknya sejatinya tidak bisa tergantikan oleh siapapun, saya berupaya ada satu program yang diampu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP3A), Dinas Kesehatan,Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) yang membina kader sebaya sehingga bisa menjadi tempat curhat,” terang wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini.

Ning Ita menambahkan bahwa untuk bisa menghasilkan generasi yang berkualitas tidak lepas dari ekonomi keluarga. Perempuan sebagai gender yang mendominasi akan terus menjadi sasaran dalam bidang apapun.

Karena pada kenyataannya perempuan bisa menjadi single parent atau mempunyai suami namun belum memenuhi kebutuhan keluarga.”Banyak sekali program pemberdayaan ekonomi dengan sasaran perempuan dalam inkubasi wirausaha 4P. Kami berikan pelatihan, pendampingan, pemberian modal usaha dan pembentukan koperasi sesuai dengan peminatannya masing-masing,” imbuh Ning Ita yang pada pertemuan sore ini didampingi oleh Sekretaris Daerah Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo dan Kepada Disdikud Amin Wachid.

Pantauan di lapangan, Kajian gender dan birokrasi yang tengah dilakukan oleh tim riset BRIN merupakan kerjasama antara BRIN dengan Yayasan Bhakti Tanoto (Tanoto Foundation). (min.gat)

Tags: