Risma Digadang PDIP untuk Jatim I, Bukan DKI I

Tri Rismaharini

Tri Rismaharini

Jakarta, Bhirawa
Pengamat politik M Qodari yakin Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tidak akan dipaksa PDIP untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI. Prediksi Qodari, Risma yang sudah jadi ikon Surabaya, bakal digadang PDIP untuk menduduki kursi Jatim I. Sedang pada Pilkada DKI 2017 nanti, kemungkinan besar PDIP akan tetap mengusung pasangan Ahok/Djarot kembali menduduki DKI I.
“Bila Risma kelak menjadi Gubernur Jatim, maka Jatim dipastikan bisa menjadi basis PDIP. Seperti halnya Jateng yang sudah terlebih dahulu menjadi basis PDIP. Padahal semestinya Jatimlah basis utama PDIP, bukan Jateng. Mengingat Jatim adalah tempat lahir Bung Karno, bapak Ketua Umum PDIP Megawati,” ungkap Qodari dalam dialog demokrasi bertema Pilkada Serentak, Calon Kepala Daerah Pilihan Elit atau Rakyat di pressroom DPR RI, Kamis (18/8). Narasumber lain Maruara Sirait (PDI-P), Agun Gunanjar (Golkar), Victor Laiskodat (Nasdem).
Qodari melihat, sebagai Wali Kota Surabaya,  Risma bekerja dengan hati dan dia menyayangi Surabaya sepenuh hati. Itu tampak bagaimana berangnya Risma ketika Raman Bungkul diinjak-injak. Bagaimana dia menyayangi tanaman dan bunga-bunganya. Qodari tidak yakin, Ketua Umum PDIP tega memaksa Risma untuk meninggalkan Surabaya. Bukankah Risma bisa diandalkan untuk menduduki Jatim I yang pada gilirannya bisa menjadikan Jatim sebagai basis PDIP.
Tentang calon DKI pada Pilkada 2017 nanti, Qodari melihat Ahok mendapat dukungan besar dari masyarakat DKI, walaupun para elit parpol tidak suka Ahok. Dia mengamati, sebagian besar penduduk Jakarta adalah kelas menengah yang berpikiran realistis. Apapun partainya, apapun agamanya, kelas menengah ini hanya akan memilih pemimpin yang kinerjanya baik. Ahok/Djarot sudah menunjukkan kerja baiknya itu, meskipun belum menyeluruh.
“Dari survei di PDIP, kader yang mendukung Ahok mencapai 67,9%, survei di Golkar yang dukung Ahok 51,6%, di Nasdem 73,3% dan di Hanura 27,3%. Mereka semua melihat kedekatan hubungab Ahok dengan Megawati, kedekatan Ahok dengan Presiden Jokowi. Walaupun banyak kader PDIP yang benci Ahok, pada akhirnya Megawati akan mendukung pasangan Ahok/Djarot untuk memegang DKI I kembali,” beber Qodari.
Meskipun sampai hari ini PDIP belum mengeluarkan dukungan kepada salah satu calon DKI 1, tetapi kader muda PDIP Maruara Sirait secara pribadi menyatakan dukungannya kepada pasangan Ahok/Djarot sebagai pasangan calon DKI I pada Pilkada 2017 mendatang. Pasalnya dia yakin, pasangan Ahok/Djarot sudah jadi pilihan sebagian besar rakyat DKI, meskipun para elit tidak suka Ahok.
Masyarakat di Jakarta, kata dia, tidak mempermasalahkan buruknya kesantunan Ahok. Tetapi melihat tata kerja dan etika kerja Ahok, yang dinilai sesuai dengan keinginan mereka. Yakni membangun Jakarta sebagai kota metropolitan yang bisa bersaing di Asean dan Asia di era globalisasi. Hal itu berbanding terbalik dengan pendapat para elit Jakarta. Elit menilai Ahok tidak pantas menduduki DKI I dan layak dilengser.
“Kedekatan Ahok dengan Ketua Umum PDIP bisa dilihat dari seringnya Ahok diterima Megawati. Sedang akrabnya hubungan Ahok dengan Presiden Jokowi, ditandai dengan seringnya Ahok keluar masuk Istana. Bahkan sebagai gubenur, Ahok telah menyabet 3 penghargaan dari 6 penghargaan di Istana Negara,” tegas Ara, narasumber lain. [ira]

Tags: