Risma Dorong Anak Muda Surabaya Aktif di Industri Kreatif

Wali Kota Tri Rismaharini di acara industri kreatif yang digelar untuk pelajar SMA/SMK yang dihadiri 500 siswa-siswi SMA/SMK di Graha Sawunggaling Pemkot Surabaya, Rabu (28/1).

Wali Kota Tri Rismaharini di acara industri kreatif yang digelar untuk pelajar SMA/SMK yang dihadiri 500 siswa-siswi SMA/SMK di Graha Sawunggaling Pemkot Surabaya, Rabu (28/1).

Kota Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya terus berupaya mendorong anak-anak muda di Kota Pahlawan untuk lebih berperan aktif dalam industri kreatif. Dengan berkecimpung di industri kreatif, anak-anak muda tidak akan khawatir untuk mencari pekerjaan karena mereka bisa menciptakan pekerjaannya sendiri.
Industri kreatif saat ini jauh lebih kuat dan mampu bertahan dalam gempuran ekonomi bebas dengan merek Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang segera berlaku Desember 2015.
Ciri khas industri kreatif adalah mau terus berkreasi dan terus belajar. Selain itu para pelaku industri kreatif harus mau saling berinteraksi, karena tanpa itu tidak mungkin industri akan bergerak. Pelaku industri kreatif juga harus mampu membuat networking untuk semakin mengembangkan usahanya.
Untuk membuka wawasan kepada anak-anak muda Surabaya tentang industri kreatif, Pemkot Surabaya membuka acara industri kreatif untuk pelajar SMA/SMK Surabaya yang digelar di Graha Sawunggaling lantai VI kantor Pemkot Surabaya, Rabu (28/1).
Kurang lebih 500 pelajar yang hadir sangat antusias mendengarkan bagaimana berkecimpung dalam industri kreatif. Mereka berasal dari berbagai SMA dan SMK di Surabaya.
Acara tersebut juga dihadiri bintang film dan sutradara muda, Dennis Adhiswara dan beberapa rekan pelaku industri kreatif. Dennis, pria kelahiran Malang yang telah main di beberapa film box office Indonesia seperti Ada Apa Dengan Cinta, Jomblo, Ayat-Ayat Cinta dan Sang Pencerah, diharapkan bisa menularkan ‘virus kreativitasnya’ kepada anak-anak muda di Surabaya.
“Kalau untuk film, Jakarta kan pusatnya. Ini Bandung juga mulai gerak. Saya juga pengen hidupkan itu. Mungkin anak-anak nanti bisa memproduksi film untuk mereka jual ke Production House (PH). Ini juga ada yang bikin game tentang kepahlawanan Surabaya. Nanti kalau sudah paham, kita bantu untuk bagaimana cari buat terobosan yang menghasilkan dan berguna untuk masa depan mereka,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Menurut Risma, dorongan kepada anak-anak muda untuk terjun dalam industri kreatif itu sebenarnya sudah dilakukan Pemkot Surabaya sejak 2014 lalu. Apalagi, di Surabaya sudah ada ’embrio’ nya berupa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang fokus pada sektor tersebut.
“Kami ingin memberikan wawasan kepada anak-anak ini tentang industri kreatif agar mereka nantinya bisa bergerak sendiri tanpa harus mencari kerja. Karena mereka bisa menciptakan pekerjaan sendiri melalui teknologi yang ada saat ini. Awalnya mungkin bingung tapi kita akan arahkan,” tambah Risma.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini sangat mendukung pengembangan industri kreatif di Surabaya. Hal ini mengingat selain Jakarta dan Bandung, Kota Surabaya juga mempunyai potensi. ”Jadi ini bukan hal sulit untuk memulainya karena sudah ada basisnya. Tinggal bagaimana anak-anak ini dibuka wawasan dan didorong kreatif menciptakan sesuatu,” imbuh Risma sapaan akrab warga  kepada Wali Kota Surabaya.
Sementara Dennis Adhiswara yang datang dengan beberapa temannya dari bidang industri kreatif, mengaku senang bisa berbagi ilmu kepada para pelajar di Surabaya. Saking senangnya, pemeran Memed di film laris Ada Apa Dengan Cinta ini tidak butuh persiapan panjang untuk hadir di acara ini. Dia mengaku persiapannya baru mulai Senin (26/1) lalu.
“Kita senang banget bisa sharing ke adik-adik. Kita juga sudah melihat ada banyak potensi dari anak-anak  Surabaya. Ini saya bawa teman-teman dari Jakarta, Bandung, Jogjakata. Kita pengen share karena sekarang saatnya Surabaya,” ujar sutradara muda ini.
Dennis mengatakan, generasi muda sekarang ini sebenarnya lebih mudah diarahkan untuk aktif dalam dunia industri kreatif berbasis teknologi. Ini karena anak-anak muda sekarang sudah terbiasa mengoperasikan smartphone dan juga jejaring sosial macam Twitter, Facebook, WhatsApp, Instagram, Path,  serta piawai mengakses Youtube dan juga aktif nge-blog. Bahkan, ketika para pelajar tersebut ditanya apakah ada yang belum mengenal Facebook atau belum pernah buka Youtube, tidak ada satupun anak yang angkat tangan.
“Kalau di antara kalian ada yang sudah berkarya, kita ingin karyanya adik-adik bisa dikenal di luar kota, di luar pulau, atau bahkan di luar negeri. Itu memungkinkan sekali karena kalian didukung oleh teknologi,” sambung pria yang memiliki 71 ribu follower di akun Twitternya ini. [dre]

Tags: