Risma Imbau Pemprov Kaji Kembali Biaya Pendidikan SMA/SMK

Tri Rismaharini berbicara kepada wartawan terkait permintaan kepada Pemprov untuk mengkaji kembali biaya pendidikan SMA/SMK, Rabu (20/6).

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta sekaligus mendorong Pemprov Jatim untuk mengkaji kembali dan bisa adil terkait biaya pendidikan SMA/SMK.
Hal ini disampaikan Wali Kota Risma karena banyak laporan dari warga yang mengeluhkan biaya pendidikan SMA/SMK sangat tinggi dan membuat mereka terancam putus sekolah.
‘Kenapa dulu saya membuat kebijakan sekolah itu gratis terutama sekolah negeri karena di situlah letak keadilannya,” kata Wali Kota Risma kepada wartawan di kediaman, Rabu (20/6).
Disampaikan Risma, dalam UUD pasal 34 ayat 1 tertulis bahwa fakir miskin dan anak terlantar dirawat oleh negara. Kemudian Pancasila di poin ke empat disebutkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. “Itu diartikan bahwa pemerintah harus bersikap adil,” ungkapnya.
Namun realitanya, kata Risma masih banyak pelajar SMA/SMK yang memiliki kecerdasan cukup baik tapi tidak bisa sekolah karena terkendala biaya pendidikan yang tinggi.
”Kenapa? Kalau begini pemerintah berpihak ke siapa, kalau hanya orang kaya, pemimpin, pejabat saja yang bisa sekolah sama saja dengan penjajahan zaman kolonial dulu. Apa itu adil, di mana negara ini, di mana pemerintah ini,” ujar Risma.
Melihat hal ini, Risma terus berupaya agar biaya pendidikan SMA/SMK dapat digratiskan, salah satunya dengan menyampaikan permasalahan ini kepada teman-teman media serta mengumpulkan uang dari masjid.
“Tapi semua ada batasannya. Kalau naik lagi kan semakin berat, uang muka ada yang minta Rp 10-15 juta, uang dari mana anak-anak itu,” tandasnya.
Selain itu, Risma berencana membuat cabang di beberapa sekolah dengan meminta izin provinsi untuk menampung anak-anak SMA/SMK yang tidak mampu dari segi biaya. “Ini dilakukan untuk mengantisipasi anak-anak yang terancam putus sekolah,” tegasnya.
Ditanya berapa jumlah anak Surabaya yang terancam putus sekolah, Risma mengaku tidak mengetahui secara pasti jumlahnya. “Nanti datanya minta Dinas Sosial karena aku nggak hapal,” imbuhnya.
Risma berharap pada tahun ajaran baru nanti, Pemprov perlu mengkaji kembali biaya pendidikan SMA/SMK, mengingat tidak semua orang di Surabaya dan Jawa Timur sama dari segi finansial. [dre]

Tags: