Risma Minta Bumantik Jadi Mata Pencegahan Terorisme

Pemkot Surabaya mengumpulkan semua Ibu Pemantau Jentik (Bumantik) di Gedung Sawunggaling Surabaya, Rabu (30/5). [andre/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus bergerak mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di Kota Surabaya, termasuk terorisme dan radikalisme. Kali ini, Pemkot Surabaya mengumpulkan semua Ibu Pemantau Jentik (Bumantik) di Gedung Sawunggaling Surabaya, Rabu (30/5).
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma menjelaskan alasan mengumpulkan Bumantik karena sebelumnya bertemu dengan Ketua RT/RW. Mereka mengusulkan untuk melibatkan Bumantik dalam mencegah bahaya terorisme di Kota Surabaya.
“Panjenengan tidak harus seperti Densus, saya minta menjadi mata untuk mencegah terorisme. Ini penting karena kalau bergandeng tangan, saya yakin itu bisa dicegah,” kata Risma.
Menurut Risma, polisi di Kota Surabaya hanya sekitar 3 ribuan personel, tentara 600 personel dan pegawai Pemkot Surabaya semuanya sekitar 4 ribuan, sedangkan penduduk Surabaya berjumlah 3,3 juta. Oleh karena itu, butuh peran dan dukungan dari semua pihak untuk mencegah bahaya terorisme itu.
“Jadi, bukan hanya tangan, kaki dan pikiran, tapi mata dan mulut juga bisa berkontribusi. Kalau Bumantik ini bisa diperankan betul, maka saya yakin bisa menjadi informan pertama dalam pencegahan terorisme karena bisa masuk ke rumah-rumah warga. Jadi, saya minta tolong jadi informan, itu tok wes,” kata dia.
Risma juga menjelaskan ketika Bumantik masuk ke rumah-rumah warga untuk memeriksa jentik-jentik nyamuk di kamar mandi, maka tidak ada salahnya melirik-lirik isi rumah warga. Salah satu contohnya apabila di dalam rumah itu tidak ada kompornya, kemungkinan jika itu teroris, maka sengaja tidak membawa bahan-bahan yang panas ke dalam rumahnya supaya bahan peledak yang telah dipersiapkan tidak meledak di dalam rumahnya.
“Pokoknya, kalau ada sesuatu yang mencurigakan ketika masuk ke dalam rumah warga, maka itu harus dilaporkan kepada Pak RT. Yang paling penting laporannya itu adalah alamat rumah warga itu,” ujarnya.
Setelah laporan kepada Ketua RT, maka tugas Bumantik sudah selesai. Selanjutnya, tinggal Ketua RT akan melaporkan kepada jajaran Pemkot Surabaya melalui aplikasi Sipandu. “Hal ini penting karena ini musuh bersama,” tegasnya. [dre]

Tags: