Risma Siap Komunikasikan Konsep Trem Surabaya ke Jokowi-JK

Ilustrasi proyek trem di Surabaya. Wali Kota Tri Rismaharini akan membawa konsep trem ini ke Jokowi-JK  usai dilantik untuk dibantu pendanaannya. Sementara DPRD Surabaya meminta dilakukan kajian mendalam untuk meminimalisir dampak sosial sebelum  trem dioperasionalkan.

Ilustrasi proyek trem di Surabaya. Wali Kota Tri Rismaharini akan membawa konsep trem ini ke Jokowi-JK usai dilantik untuk dibantu pendanaannya. Sementara DPRD Surabaya meminta dilakukan kajian mendalam untuk meminimalisir dampak sosial sebelum trem dioperasionalkan.

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya akan mengkomunikasikan kelanjutan realisasi proyek moda transportasi kereta api tengah kota atau Trem Surabaya ke kabinet baru pimpinan Jokowi- JK. Konsep tersebut akan disodorkan kepada kabinet pemerintahan baru setelah Presiden-Wapres terpilih dilantik 20 Oktober mendatang.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku sudah melakukan pengecekan rencana jalur trem bersama PT KAI selaku operator trem. “Pokoknya usai pelantikan, rencana proyek dan pendanaannya akan diserahkan ke kabinet Jokowi-JK ,” ujar Risma usai menghadiri Sosialisasi Keselamatan Perkeretaapian di Surabaya, Kamis (16/10).
Risma mengatakan bahwa proyek trem melintas sepanjang 17 kilometer membelah Kota Surabaya, menggunakan jalur kereta api milik PT KAI yang sudah tidak difungsikan sejak lama. Jalur KA tersebut antara lain, jalur Diponegoro-Pandegiling-Darmo-Tugu Pahlawan, jalur Pasar Turi-Ujung, serta jalur Wonokromo-Jembatan Merah.  Trem nanti akan dimulai dari Terminal Joyoboyo di selatan Surabaya. Lalu berlanjut ke Jalan Raya Darmo-Jalan Kombespol M Duryat.   “Proyek ini diperkirakan menghabiskan biaya Rp 2,2 triliun. Jalur yang akan kami hidupkan minimal seperti yang dulu. Karena kota sekarang sudah berkembang, nanti akan ada penambahan jalur,” ungkapnya.
Belakangan, PT KAI berencana membiayai proyek trem tersebut, jadi pembiayaan akan menjadi lebih murah karena menggunakan lahan milik PT KAI. Pihak PT KAI memprediksi proyek trem hanya menghabiskan biaya Rp 400 miliar hingga 800 miliar.
Dengan kebutuhan anggaran lebih kecil, Risma optimistis pembangunan trem oleh PT KAI di Kota Surabaya bisa segera direalisasi. Pembangunan direncanakan bisa terlaksana satu bulan lagi. Sementara itu, pembangunan fisik memerlukan waktu lebih kurang satu setengah tahun karena gerbong trem didatangkan dari luar negeri.
Proyek moda transportasi trem, adalah salah satu proyek infrastruktur selain proyek kereta api monorail. Selain untuk memperlancar arus transportasi warga, proyek moda transportasi itu juga untuk memperlancar arus transportasi jalan.
Direktur Keselamatan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Popik Montanasyah di acara yang sama mengatakan pihaknya meyakini, proyek angkutan massal cepat, khususnya untuk moda trem, sangat memungkinkan untuk diterapkan di Surabaya.
Ia mengatakan, trem sudah ada di Surabaya sejak 1960-an. Namun seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, akhirnya moda trem mulai ditinggalkan masyarakat. Untuk saat ini, lanjut dia, meski jumlah kendaraan bermotor di Surabaya jumlahnya mencapai jutaan, moda trem masih tetap memungkinkan untuk diterapkan.
“Masalahnya itu di pengguna jalan. Kalau disiplin, tidak ada terjadi kecelakaan. Kan masing-masing sudah ada jalurnya. Jalur trem sendiri dan jalur moda kendaraan bermotor ada sendiri,” katanya.
Untuk proyek trem di Surabaya, pihaknya masih akan mempelajari lebih detil lagi. “Kami masih akan mempelajari jalur mana saja yang akan dilalui oleh trem ini. Ini kan sudah masuk pada DED (Detail Engineering Design). Kemudian Amdalalin (Analisa Dampak Lalu lintas) dan dampak sosialnya juga akan dikaji. Yang mengkaji amdal ini bisa dari akademisi atau dari lembaga swasta lain yang kompeten,” katanya.

Perlu Kajian Komplit
Terpisah, rencana pembangunan proyek trem terancam kembali mentah, karena DPRD Surabaya menilai bahwa Pemkot Surabaya belum mempunyai kajian yang komplit terkait dampak yang ditimbulkan.
Ketua DPRD Surabaya Armuji menegaskan jika dewan tidak menolak dioperasikannya trem di Surabaya, tetapi ikut mendukung program angkutan massal cepat di Kota Surabaya, asal tidak berimbas kepada persoalan sosial warga Kota Surabaya. “Sebenarnya kami tidak menolak, tetapi kami juga mendukung rencana pembangunan angkutan massal cepat dengan jenis apapun, hanya saja harus didahului dengan kajian yang matang mulai dari DED sampai dampak yang ditimbulkan,” katanya.
Dia mengingatkan agar jalur trem jangan diangap  remeh yakni dengan cukup membandingkan dengan busway di Jakarta. Kondisinya sangat berbeda, kalau jalur busway masih bisa berfungsi ganda di saat longgar, tetapi tidak untuk trem.  Karena badan jalan yang dikepras untuk trem tidak bisa digunakan untuk yang lain kecuali trem itu sendiri.
Ditanya apakah selama ini Pemkot Surabaya pernah melibatkan DPRD dalam pembahasan rencana proyek AMC, Armuji dengan tegas mengatakan jika pemkot berjalan sendiri dan seakan-akan menganggap jika anggota dewan tidak mampu berpikir soal AMC.
“Justru itu yang saya persoalkan, kami ini kan mitra pemkot, tetapi kenapa sampai detik ini tidak pernah melibatkan dewan dalam pembahasan AMC. Perlu diketahui bahwa anggota kami juga banyak yang berlatarbelakang teknik dan lain-lain, maksudnya jangan menganggap kami ini tidak mengerti apa-apa atau bodoh soal AMC, sementara berbagai keluhan masyarakat terkait proses pembangunannya selalu bermuara ke kami,” tegasnya.
Masih Armuji, karena tidak ada keterlibatan DPRD dalam rencana pembangunan AMC di Kota Surabaya, maka konsekuensinya juga tidak ada anggaran sepeserpun dari APBD alias nol persen untuk AMC, biar diurus PT KAI dan Pemkot Surabaya saja, karena anggaran dari pusat. Harusnya proyek AMC berorientasi jangka panjang, jangan hanya dijadikan proyek prestisius saja. Jika ternyata proyek AMC yang terbangun tidak bisa membantu masyarakat, maka akan ditinggalkan, dan warga akan kembali memakai sarana  motor. [dre.geh,gat]

Tags: