Risma-Whisnu Dialog Bareng Putra Bung Tomo

pasangan calon (paslon) yang diusung PDIP tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana Bercengkrama dengan Putra Bung Tomo, Bambang  Sulistomo di Taman Bungkul, Minggu (11/10) kemarin. [gegeh bagus/bhirawa]

pasangan calon (paslon) yang diusung PDIP tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana Bercengkrama dengan Putra Bung Tomo, Bambang Sulistomo di Taman Bungkul, Minggu (11/10) kemarin. [gegeh bagus/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Pasangan Risma-Whisnu dari PDIP melakukan berbagai kegiatan sosialisasi di beberapa wilayah.
Kegiatan sosialisasi ke masyarakat yang dilakukan Risma-Whisnu antara Menjelang Peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember, dua tokoh Surabaya, yakni Tri mantan wali kota Rismaharini, dan Putra Bung Tomo, Bambang Sulistomo bertemu di Taman Bungkul, Minggu (11/10) kemarin.
Bambang  Sulistomo mengungkapkan, pertemuan tersebut tidak ada kaitannya dengan Pilkada Surabaya. Menurutnya, dia yang mengajak mantan Wali Kota tersebut untuk bertemu.
Meski bersama Risma, Bambang Sulistomo enggan menyebutkan siapa yang didukung pada Pilkada Surabaya, 9 Desember mendatang. “Saya gak boleh nyinggung dukung siapa, belum waktunya sekarang ini,”  terang Bambang dengan logat Suroboyo-an.
Pria yang juga Ketua Seduluran Surabaya ini mengajak masyarakat terus membangun Kota Pahlawan ini, meski  latar belakang ekonomi, pendidikan dan sosial berbeda. “Saya ingin masyarakat tetap melanjutkan pembangunan Kota Surabaya,” ajaknya.
Dia menjelaskan, sebagai Kota Metropolitan dengan penduduknya yang mencapai 3 juta, masalah yang dihadapi Surabaya tentu juga cukup kompleks. Dengan besarnya jumlah penduduk, Bambang mengharapkan masyarakat Surabaya tidak terpecah belah, tidak mementingkan dirinya sendiri, dan membangun kebersamaan.
“Susah bangun Surabaya, untuk itu jangan mementingkan diri sendiri,” kata pejabat Kementerian Kesehatan tersebut.
Bambang juga berharap, Pemerintah Kota Surabaya menyediakan sejumlah  tempat bagi anak muda untuk beraktivitas dan berkreasi, seperti Taman Bungkul. Pasalnya, masa depan Surabaya terletak pada kalangan mudanya.
Sementara, Tri rismaharini pada kesempatan itu mengaku sudah kenal dengan putra Bung tomo tersebut sejak lama. Kebetulan, ayah cawali yang diusung PDI Perjuangan di Pilkada Surabaya itu adalah adik kelas Bung tomo sewaktu sekolah.
Risma mengaku, orang tuanya seringkali bercerita tentang Bung tomo dan peristiwa 10 Nopember kepadanya. Karena itu, agar semangat juang para generasi muda tetap terjaga, dia membuat Sekolah Kebangsaan.”Bapak selalu cerita peristiwa 10 Nopember, untuk itulah kenapa saya buat Sekolah Kebangsaan,” kata Risma.
dirinya menyatakan, pertemuan dengan kalangan muda Surabaya memang bertujuan untuk memberi dorongan kepada mereka. Hal itu diperlukan, agar kalangan muda siap menyomngsong  era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).”Saya ingin Cak Bambang (Bambang Sulistomo) bercerita bagaimana semangat perjuangan. Itu harus terus didorong supaya mereka siap menghadapi MEA,” tuturnya.
Dia juga berharap warga Surabaya terutama kalangan muda mempunyai semangat juang tinggi dan pantang menyerah. Pasalnya, menurutnya model penjajahan di masa mendatang berupa penjajahan di bidang ekonomi.”Kita jangan sampai kalah. Kasihan Bung tomo, para pejuang dan rakyat semuanya,” kata Risma.
Cawali yang berpasangan dengan Calon Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana itu menambahkan, sebagai kota terbesar kedua setelah Jakarta, Surabaya terus menunjukkan kemajuan. Surabaya juga masih bisa mempertahankan kawasan-kawasan perkampungan asli. (geh)

Tags: