Robot Kapal PENS Sukses di Virginia

Tim PENShip menunjukkan robot kapal yang berhasil meraih Compact Design Award di Virginia Amerika Serikat. [adit hananta utama/bhirawa]

Tim PENShip menunjukkan robot kapal yang berhasil meraih Compact Design Award di Virginia Amerika Serikat. [adit hananta utama/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Keterbatasan apapun tidak bisa dijadikan alasan untuk berhenti menorehkan prestasi. Seperti yang sudah dibuktikan tim PENShip Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang berhasil masuk finalis dan menyabet Compact Design Award dalam Roboboat Competition International 2015 kategori kapal cepat tak berawak di Virginia, Amerika Serikat pada Juli lalu.
Prestasi itu tidak diraih dengan mudah. Karena tim harus bersusah payah mencari sokongan ke sana-kemari untuk mencari modal berangkat ke negeri Paman Sam itu. Para mahasiswa prestisius ini antara lain, Irwan Privasa Baraputra, Ahmad Zurkoni, Rachmat Faizal Ajie, Mochammad Ardhy Windhy Saputra, dan Muhammad Sholahuddin Al-Ayyubi.
Cerita tentang perjuangan mereka ini dimulai dari keinginan kuat untuk menorehkan prestasi internasional. Tim di bawah bimbingan Iwan Kurnianto ini sesunggahnya sudah tiga kali berturut-turut meraih jawara di tingkat nasional katagori  Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Indonesia (KKCTBI). Namun, tim ini belum pernah memiliki kesempatan untuk bertanding di tingkat internasional. Hal itu lantaran Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti) tidak memiliki anggaran internasional untuk katagori robot kapal sehingga tim jawara tidak bisa bertanding di tingkat internasional.
“Meski tidak ada anggaran dari Dikti kita nekat ke Virginia dengan mencari sponsor,” kata Irwan Privasa Baraputra. Usaha itu membuahkan hasil. Salah satu perausahaan penerbangan ternama akhirnya mau memberi tiket gratis tapi hanya sampai ke Tokyo, Jepang. Nah untuk sampai ke Virginia, pihak PENS dan mahasiswa mengumpulkan dana. “Untuk kehidupan sehari-hari di Virginia kami dibantu oleh WNI dan Kedubes (Kedutaan Besar),” jelas Irwan.
Namun perjuangan tim PENShip tidaklah sia-sia. Pada 11 Juli, tim PENShip berhasil lolos kualifikasi yang diadakan di danau Swan, Regent University. Dalam babak pertama ini, tim PENShip berhasil mengalahkan 15 tim dari negara adidaya, seperti Inggris, Jepang, Prancis, Jerman dan lainnya. Kompetisi awal yang membuat tim ini lolos ke babak selanjutnya yakni pada kecepatan robot atau speed test.
Misi selanjutnya adalah menghindari rintangan yang ditata secara acak atau dikenal dengan misi obstacles. “Juri bilang kapal kami punya poin plus. Dengan hanya berat 7,8 kh dan daya dorong kapal mencapai 12,8 Lbs, kecepatan kapal mencapai 7 detik untuk menempuh jarak 15 meter kita sudah mampu membuat penonton dan dewan juri terpukau,” tambah dosen pembimbing tim PENShip, Iwan Kurnianto.
Poin plus lainnya yakni hampir seluruh awak robot kapal dibuat dengan handmade oleh tim PENShip. Berbeda dengan robot kapal tim mahasiswa asing yang awak kapalnya rakitan.
Sayang perjuangan mereka terhenti di misi atau babak ketiga. Dimana, misi ketiga robot kapal menguji kemampuan kapal dalam mendeteksi gambar dan sasaran (automatic docking). Sayangnya, robot kapal gagal melewati misi ketiga akibat permasalahan jaringan. Hal itu membuat tim PENShip tidak bisa melanjutkan misi keempat yakni deteksi frekuensi untuk kembali ke dermaga. “Tapi, kami bersyukur masuk final. Dari tujuh tim yang masuk final, enam tim dari amerika dan satu dari Indonesia. Karena kualitas robot kapal yang cepat dan bagus kami meraih Compact Design Award,” tegas Iwan. [tam]

Rate this article!
Tags: