RS Dinilai Panik Hadapi Wabah Corona

Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono saat meninjau ruang isolasi khusus pasien corona di RSUD Dr Soetomo. [Adit hananta utama]

Pemprov, Bhirawa
Kepanikan terhadapi wabah Virus Covid-19 tidak hanya meluas di kalangan masyarakat. Sebab rumah sakit (RS) dan para dokter juga dinilai telah panik terhadap wabah virus asal negeri Tiongkok ini. Hal itu terlihat saat petugas RS Royal Surabaya merujuk pasien dengan indikasi pneumonia ke RSUD Dr Soetomo dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap kemarin, Selasa (3/3).
Dirut RSUD Dr Soetomo dr Joni Wahyuadi mengakui, merebaknya berbagai informasi di media sosial tidak hanya membuat masyarakat panik melainkan juga RS termasuk dokter turut cemas. Itu ditunjukkan dengan adanya pasien dengan pneumonia biasa, tanpa ada kontak dan tidak ada riwayat corona kemudian dirujuk ke RSUD Dr Soetomo.
“Mereka tergopoh-gopoh membawa ke RSUD Dr Soetomo lengkap dengan APD tanpa konfirmasi dengan Dr Soetomo,” tutur Joni saat ditemui kemarin.
Saat pasien dari RS Royal Surabaya itu sampai di RSUD Soetomo, dia langsung ditangani oleh dokter spesialis paru dan langsung melakukan pemeriksaan. “Kalau di Soetomo, jika memang ada pasien dengan 33 kriteria terindikasi corona dan dalam pengawasan ketat, masuknya tidak lewat UGD tapi langsung masuk ke RIK (Ruang Isolasi Khusus) lewat belakang,” tambah Joni.
Karena itu, sosialisasi agar masyarakat tidak panik terhadap virus corona sangat penting. Dan sampai saat ini, Jatim dipastikan belum ada yang terkonfirmasi positif corona.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono menuturkan, Gubernur Jatim telah menginstruksikan untuk melakukan antisipasi terhadap virus corona dengan gerakan #jatimsehat. Gerakan ini dilakukan dengan memberikan informasi kepada masyarakat agar tidak panik terhadap setiap informasi yang diterima dari berbagai media sosial. Gerakan itu secara simbolik akan dilakukan serentak saat pelaksanaan car free day di seluruh kabupaten/kota se Jatim.
“Kita akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak terinfeksi corona melalui penerapan PHBS, cuci tangan yang benas, ketentuan penggunaan masker serta para dokter akan dilibatkan,” ungkap Heru. Aksi ini akan dilakukan dengan bekerjasama dengan Polda Jatim bersama Dirut RSUD Soetomo dan Dinas Kesehatan. “Sosialisasi akan dilakukan pada Minggu 8 Maret mendatang,” tambah Heru.
Heru menegaskan, ketentuan penggunaan masker perlu dipahami masyarakat. Sebab, saat ini banyak yang menggunakan masker padahal tidak sakit. “Tidak perlu ikut-ikutan menggunakan masker kalau tidak sakit. Kita tidak perlu panik dengan memborong masker dan belanjaan. Ini kondisinya aman dengan tetap berhati-hati,” tegas Heru.
Penggunaan masker perlu dilakukan oleh orang yang sakit seperti batuk, atau jika sudah suspect corona agar tidak menyebar virus. Selain itu, tenaga medis yang merawat juga harus pakai masker dan pelindung karena penularan itu melalui droplet, atau cipratan ludah dalam jarak 1 – 2 meter. “Cuci tangan itu nomor satu karena tangan kita kan kemana-mana,” kata dia.
Terkait antisipasi terhadap wabah corona ini, Heru menjelaskan, Pemprov Jatim telah menyiapkan 43 rumah sakit untuk menagani pasien corona dengan kapasitas sekitar 263 tempat tidur. Ini persiapan jika perlu ada penanganan secar intensif. “Pagi tadi kami sudah diminta ibu gubernur untuk mengecek ruang isolasi yang ada di RSUD Dr Soetomo,” tutur Heru.
Terkait pembiayaan, pasien dengan suspect corona akan ditanggung oleh anggaran pemerintah. Sebab, ini telah ditetapkan sebagai wabah yang BPJS juga tidak memberikan support terhadap penanganan wabah ini. “Semua diklaimkan melalui dinas kesehatan dan selanjutnya akan diklaimkan ke Kementerian Kesehatan,” pungkas dia. [tam]

Rate this article!
Tags: