RS Mata Catat 600 Ribu Warga Jatim Terancam Kebutaan

JpegSurabaya, Bhirawa.
Sampai tahun 2014 angka penderita kebutaan di Jatim masih tinggi. Dari data yang dihimpun di Rumah Sakit Mata Masyarakat (RSMM) Jatim, jumlah penderita kebutaan mencapai 600.000 orang atau 1,5% dari total penduduk di Jatim.
Kepala RSMM Jatim Dyah Wiryastini menyatakan, selain 600 ribu buta, di Jatim masih banyak orang yang mengalami katarak angkanya mencapai 2,8 juta orang atau 7  persen dari jumlah penduduk Jatim.
Tingginya angka kebutaan dan katarak disebabkan karena beberapa hal seperti kontak waktu yang lama dengan cahaya ultra violet, radiasi, efek sekunder dari penyakit seperti diabetes dan hipertensi, usia lanjut.
Selain itu katarak juga dapat terjadi karena pola dan gaya hidup yang kurang sehat. Menurutnya, katarak terjadi akibat gangguan metabolisme dari lensa mata. Lensa mata yang mestinya jernih, karena metabolismenya terganggu membuat warnanya menjadi keruh. Akibatnya, sinar yang masuk tidak dapat tembus karena terhalang.
”Jadi terjadinya kebutaan akan terjadi manakala penyakit katarak tidak disebuhkan,” ucapnya.
Menanggapi pernyataan di atas, Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono mengaku, dirinya akan membantu RSMM Jatim dengan mangajukan anggaran ke gubernur untuk tahun 2015. ”Kita sudah mengajukan anggaran untuk melakukan perluasan bagunan rumah sakit, menambah peralahan medis dan Alhamdulliah disetujui,” ujarnya.
Perluasan dan penambahan alat di RSMM akan membantu kinerja dan pelayanan rumah sakit kepada masyarakat. Dulu sebelum berganti nama menjadi RSMM, rumah sakit ini dikenal sebagai Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) akantetapi sekarang sudah berubah menjadi RSMM. Perunahan ini akan berpengaruh besar terhadap kemajuan dan perkembangan RSMM.
”Jika namanya BKMM maka Tupoksi akan terbatas sedangkan jika namanya RSMM maka Tupoksinya akan luas,” ucapnya.
Perlu diketahui menurut survei Kementerian Kesehatan RI penyebab utama kebutaan di Indonesia adalah penyakit katarak, glaukoma, kelainan retina, dan kelainan refraksi dan penyakit lain yang berhubungan dengan usia lanjut.
Angka kejadian kebutaan yang disebabkan oleh penyakit katarak  melebihi separuh angka kebutaan nasional. Selain faktor degeneratif, kejadian katarak juga dipicu oleh iklim di Indonesia sebagai negara tropis, tingginya paparan sinar ultraviolet serta komplikasi berbagai penyakit sistemik diantaranya, penyakit Diabetes Melitus.
Selain itu masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan masyarakat di daerah subtropis. Sekitar 16  persen sampai 22 persen penderita katarak yang  menjalani operasi katarak berusia di bawah 56 tahun. [dna]

Keterangan Foto: Kadinkes Jatim, dr Harsono bersama dengan Kepala RSMM Jatim Dyah Wiryastini meresmikan RSMM Jatim.

Tags: