RS Saiful Anwar Kota Malang Siaga Penuh

RS Saiful Anwar Kota MalangKota Malang, Bhirawa
Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, tidak mengalami perubahan jadwal pelayanan, bahkan siaga penuh 24 jam.
Direktur RSSA Dr Budi Rahaju MPH, kepada Bhirawa, akhir pekan kemarin, mengatakan selama masyarakat merayakan Lebaran, RSSA, tidak mengurangi pelayanan, justru menyiapkan layanan secara optimal.
“Kami tetap buka seperti biasa, saat Lebaran justru kami harus siaga penuh, untuk mengantisipasi, kejadian, disaat ada pergerakan masyarakat di saat Lebaran,”ujarnya.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu, RSSA selalu mengantisipasi, dengan memberlakukan sistem piket kepada seluruh dokter. Mereka selalu ada yang jaga pada unit-unit di RSSA.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur itu lantas merinci, pada tanggal 17 sampai 21 Juli rata-rata Kebutuhan obat-obatan ditambah dua kalinya, dibanding hari-hari biasa.         Selain itu, pihaknya juga menempatkan dokter spesialis emergensi di Unit Gawat Darurat sebanyak tujuh  orang, dokter bedah tujuh orang, dokter jantung empat orang.
Dokter spesialis penyakit dalam ada empat orang, spesialis neorologi dua orang,  dokter anak sebanyak tiga orang. Spesialis kebidanan dan kandungan tujuh orang.
Dokter saraf sebanyak dua  orang, dokter spesialis paru ada tiga orang, satu orang dokter jiwa. Dokter anak tujuh orang, spesialis  radiologi ada tiga orang, patologi klinik dua orang, dokter THT dua orang, dokter, mata ada dua  orang, dan satu  orang dokter forensik.
“Mereka semua, tenaga yang kami siapkan untuk mengantisipasi terjadinya, gangguan kesehatan pada masyarakat pada saat merayakan lebaran,”tambahnya.
Dokter dokter ini, bertugas secara bergantian, wajib piket, dengan didampingi oleh seorang penanggung jawab. Tetapi pada saat kejadian luar biasa, mereka wajib datang ke RSSA.
Kejadian luar biasa yang dia maksudkan adalah, kejadian yang bersifat masal, seperti kecalakaan atau kebakarang yang menimbulkan banyak korban. Semua tenaga medis harus siap.
“Seperti tahun kemarin ada kejadian, petasan meledak yang mengakibatkan korban dengan jumlah banyak. Kalau seperti itu semua,harus siap ditempat,”timpalnya.
Pihaknya berharap, kejadian itu tidak ada lagi, sehingga tugasnya tidak terlalu berat. Lebih  lanjut dia, menambahkan biasanya penyakit pada masyarakat saat Lebaran adalah gangguan pencernakan dan flu, akibat pola makan.
Umumnya setelah puasa satu bulan masyarakat tidak kontrol terhadap makanan. Disamping itu, penyakit lain adalah hipertensi yang disebabkan oleh rasa stres.
“Masyarakat harus menjaga kesehatan jangan mengubah konsumsi secara drastis, disesuaikan dengan kemampuan perut. Karena dari puasa ke Lebaran pencernakan tidak bisa langsung beradaptasi,” tukasnya. Selain itu masalah lain yang harus diperhatikan adalah, masyarakat diminta untuk tetap dalam kendali kegiatan fisik, karena selama ramadhan  pola tidur berubah cenderung kurang. Termasuk pada saat mudik mereka pasti kurang tidur yang secara otomatis akan mengurangi stamina. [mut]

Tags: