RS Terapung Kesatria Airlangga Tuntaskan Misi MARCO-19

Dekan FK Unair Prof Budi Santoso dan Ketua IKA Alumni FK Unair, dr Nizar Yamanie SpS (K) memberikan apresiasi dalam penyambutan kepualangan para tim relawan RSTKA

Capaian Vaksinasi Meningkat 7,44 Persen, Banyak Masyarakat Percaya Hoax
Surabaya, Bhirawa
Sebulan menjalankan misi Madura Sadar Covid-19 (MARCO-19), Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) mendapat hasil positif. Terbukti capaian vaksinasi di Kabupaten Sumenep cukup tinggi. Dari 12,33 persen dengan wilayah capaian vaksinasi terendah di Jatim, meningkat menjadi 19,77 persen, naik di posisi 36 kabupaten/kota dalam percepatan vaksinasi. Dalam kegiatan ini, 3000 dosis vaksin disiapkan untuk 11 pulau di Kabupaten Sumenep.
Usai menjalankan misi selama satu bulan penuh, terhitung sejak 4 September – 4 Oktober 2021, tim relawan RSTKA menuntaskan misi MARCO-19. Kepulangan mereka pun disambut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Prof Dr dr Budi Santoso Sp OG (K).
Penyambutan ini juga sebagai bentuk apresiasi terhadap relawan yang terdiri dari 7 peneliti kedokteran, 14 pelayan medis, 2 peneliti psikologi dan 6 dokter percepatan vaksinasi. Dalam misi ini, tak hanya mentargetkan percepatan vaksinasi, tim sukarelawan RSTKA juga melakukan edukasi terhadap berita Hoax seputar Covid-19.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair),Prof Dr dr Budi Santoso Sp OG (K) dalam penyambutan tim RTSKA mengatakan para sukarelawan yang mengikuti misi MARCO-19 ini merupakan dokter muda yang telah dilantik sambil menunggu proses internship.
“Dalam misi ini berbagai macam kegiatan sesuai dengan Tri Dharma Pendidikan. Salah satunya dokter muda melakukan edukasi covid 19. Juga melakukan pelayanan untuk pemerataan cakupan vaksin Covid-19,” urai Prof Budi, Rabu (13/9).
Kegiatan lain, kata Prof Budi juga melaksanakan penelitian tentang masyarakat setempat dalam menanggapi Covid-19. “Kami, FK memberikan apresiasi yang luar biasa untuk mereka (sukarelawan, red). Karena mereka berani untuk menjalankan misi ini,” kata dia.
Lebih lanjut, Prof Budi mengatakan jika misi RSTKA akan terus berlanjut. Pihaknya menekankan akan melakukan pelayanan kesehatan di pulau-pulau terkecil di Indonesia Timur. “Bagi mereka yang mau bergabung, RSTKA akan melakukan rekrutmen untuk setiap misinya,” tandasnya.
Direktur Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA), dr Agus Harianto SpB (K) menceritakan misi MARCO-19 merupakan tindak lanjut dari hasil literatur yang dilakukan pihaknya dan para dokter muda. Dalam literatur tersebut berfokus pada hoax Covid-19 dan solusinya.
“Bermula setelah ada seminar yang dilakukan dokter muda, di mana fokusnya hoax Covid-19, tapi ini bersifat literatur. Kemudian dokter muda kita tantang untuk mencari solusi terkait hoax ini,” urai dia.
Terbukti, selama pelaksanaan banyak temuan lapangan dari tim sukarelawan. Di mana mayoritas masyarakat kepulauan masih percaya berita hoax terkait covid dan vaksin. Kurangnya tenaga kesehatan untuk vaksinasi di kepulauan khususnya tenaga dokter, sosialisasi vaksinasi covid belum dilakukan secara merata di Kepulauan.
“Temuan lainnya juga terkait akses yang menjadi salah satu kendala kegiatan vaksinasi di kepulauan. Sehingga kurang optimal. Masyarakat harus menyeberang pulau untuk bisa menikmati layanan kesehatan,” imbuh dia.
Dalam satu bulan misi ini, ada 11 pulau yang disasar. Dari jumlah itu, 2 hingga 3 pulau membutuhkan pelayanan vaksinasi namun masih belum terjamah. dr Agus mengatakan hal ini karena ada beberapa kendala. Diantaranya persoalan anggaran terbatas, penolakan masyarakat sekitar karena rendahnya kesadaran akan vaksin Covid-19.
“Sumenep di awal peringkat vaksinasi paling bawah. Pada 17 September cakupan di Sumenep di peringkat 38. Kemudian per 5 Oktober cakupannya mencapai 19,77 persen atau diperingkat 36,” jelas dia.
Dijabarakan dr Agus, misi ini juga bertujuan dalam melakukan penelitian terhadap kulture masyarakt di kepulauan Madura. Ia mengatakan jika hasil riset ini bisa diterapkan di daerah Sampang, Bangkalan dan Pamekasan yang masih rendah kesadaran untuk vaksinasi Covid-19. Meski begitu, perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak untuk percepatan vaksin.
Sementara itu, Koordinator Penelitian-Persuasi MARCO-19 RSTKA, dr. Sherly Yolanda menambahkan dalam mengedukasi masyakarakat soal vaksin Covid-19 ada banyak tantangan yang dialami. Apalagi munculnya beritas hoax yang diterima masyarakat cukup bervariasi.
“Karena tidak semua pakai smartphone. Jadi ketika si A punya smarthone dan mendapatkan berita hoax ini akan disebarkan ke orang-orang terdekat,” urainya.
Kemudian juga faktor, orang perantau yang datang dari Bali, Jakarta, Malaysia yang berkunjung ke kampung halaman dan memberitakan informasi yang tidak benar. “Disinggung soal sumber berita mereka juga tidak mengetahuinya. Karenanya, dalam mempersuasi masyarakat bukan hal yang mudah di daerah Kepulauan di Kabupaten Sumenep,” tandasnya. [Diana Rahmatus S]

Tags: