RSU Mohammad Noer akan Jadi Rumah Sakit Rujukan

Rumah Sakit Umum (RSU) Mohammad Noer di Kabupaten Pamekasan

DPRD Jatim, Bhirawa
Dalam waktu dekat Rumah Sakit Umum (RSU) Mohammad Noer di Kabupaten Pamekasan akan menjadi rumah sakit rujukan di wilayah Madura. Hal ini untuk mengatasi permasalahan kesehatan di Jatim. Selain itu juga untuk membantu permasalahan membludaknya pasien di di RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Itulah mengapa DPRD Jatim mendorong agar RSU) Mohammad Noer dinaikkan status untuk melayani masyarakat Madura dan sekitarnya. Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Jatim Achmad Iskandar, Senin (11/3) kemarin.
“Sekarang disana sedang berbenah dalam menaikkan statusnya. Harapannya di sana nanti bisa menjadi rumah sakit rujukan BPJS selain RSUD Soetomo Surabaya,”ungkapnya.
Politisi asal Sumenep Madura ini mengatakan, dengan memaksimalkan rumah sakit paru tersebut diharapkan mampu untuk mengatasi problema pelayanan kesehatan di Jatim. “Nantinya masyarakat Madura yang kebanyakan berobat ke RSUD Soetomo Surabaya bisa memaksimalkan pelayanan di Rumah Sakit Paru di Pamekasan. Kami mendorong Pemprov Jatim untuk merealisasikannya,” jelasnya.
Tak hanya itu, kata Politisi asal Partai Demokrat ini, dengan memaksimalkan pelayanan rumah sakit paru tersebut juga merupakan upaya dari pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat Madura.
“Salah satu unsur pemenuh kategori kesejahteraan suatu daerah adalah adanya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang lengkap di suatu daerah. Oleh sebab itu kami akan terus dorong agar terus di realisasi,”pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bertekad menjadikan RSU Mohammad Noer menjadi rumah sakit rujukan di wilayah Madura dan kepulauan.
Untuk itu, diawal tugasnya menjadi Gubernur, ia mengunjungi langsung rumah sakit tersebut guna menengok langsung kesiapan fasilitas, tenaga kesehatan, dan juga alat-alat kesehatan yang dimiliki di rumah sakit. “Rumah sakit ini kita harapkan bisa menjadi rumah sakit rujukan di Madura,” kata Khofifah.
Di rumah sakit dua lantai itu, Khofifah berkesempatan melihat kondisi rumah sakit dan menyapa pasien. Satu di antaranya pasien pengidap demam berdarah dan juga pasien yang sudah lima hari dirawat karena kejang.
Dalam kunjungan yang didampingi langsung oleh Bupati Pamekasan Badrut Tamam dan juga Direktur RSU Mohammad Noer, Khofifah mendapati sejumlah fasilitas yang kurang di rumah sakit tersebut. Seperti dokter spesialis, ahli anastesi, dan perangkat alat kesehatan penunjang operasi.
Hal tersebut rencananya bakal dipenuhi kebutuhannya oleh Pemprov Jatim sehingga akan bisa memenuhi standar rumah sakit rujukan.
“Kami ingin rumah sakit ini jadi rujukan. Maka kita akan tambah domter spesialis, layanan kesehatannya, dan juga alkes tertentu yang dibutuhkan. Supaya masyarakat Madura tak harus jauh mendapatkan rumah sakit rujukan,” tegas Khofifah.
Sementara, Direktur RS Mohammad Noer, dr Nono Ifantono mengatakan jika RS Mohammad Noer, milik Pemprov Jatim di Madura ini akan ditingkatkan menjadi RS rujukan di Madura. Hanya status RS Mohammad Noer, saat ini masih termasuk RS Tipe D.
Diakui, jika selama ini kondisi ruang rawat inap hampir 90 persen terisi, sehingga harus menambah tempat tidur. Sedang untuk mengembangkan pembangunannya sudah tidak memungkinkan mengingat kondis lahan yang ada hanya seluas 8.000 m2 atau luasnya tidak sampai 1 hektare.
Padahal untuk RS Tipe C saja, minimal membutuhkan 150 tempat tidur, sehingga untuk menjadi RS rujukan maka lahan yang dibutuhkan untuk bangunan RSnya saja seluas 1,5 hektare.
“Untuk menjadikan RS ini sebagai RS rujukan, pada tahun 2019 ini, Pemprov Jatim, sudah menyiapkan anggaran Rp 50 miliar, khusus pengadaan tanah seluas 3 hektare,” katanya.
Dikatakan, untuk membangun RS rujukan ini, pihaknya akan mencari lahan baru dan masih akan koordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Pamekasan, untuk mengetahui daerah mana yang tidak masuk pengembangan.
Dikatakan, tahap pertama pada 2019 ini pengadaan lahan, kemudian pada 2020 mendatang pembangunan konstruk gedung RS dan pada 2021 mendatang, pengadaan alat-alat kesehatan termasuk, kesiapan dokter. Tapi ia berharap, semoga pada 2021 mendatang, baik pengadaan alat-alat kesehatan dan tenaga medisnya sudah tersedia.
“Kami di sini hanya disuruh mencari dan menyiapkan lahan untuk dibangun RS rujukan. Sementara untuk penawaran dan transaksi pembayaran tanah, ditangani langsung Pemprov Jatim, kami tidak ikut campur. Dan kemungkinan lahan yang kami inginkan, lokasinya ke arah timur kota Pamekasan,” ujar dr Nono. [geh]

Tags: