RSUB dan RSSA Gelar Baksos Pengobatan dan Penanganan Rasa Nyeri

Penanganan Rasa nyeri diberikan kepada para pasien di Ruang Pain Center RSUB.

Kota Malang, Bhirawa
Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RS UB) bekerjasama dengan Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) dan Djarum Foundaton menggelar Bakti Sosial (Baksos) pengobatan nyeri, Sabtu (3/4) akhir pekan lalu.
Baksos dilakukan kepada 12 pasien penderita nyeri dari beberapa Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Malang. Baksos digelar di Pain Center RSUB Gedung A lantai 2 ini meliputi kegiatan penyuluhan, konsultasi, dan terapi farmakologis dan non-farmakologis oleh para dokter spesialis anestesi.
Bakti sosial ini sejalan dengan salah satu aspek dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Maka Pusat Pelayanan Nyeri (Pain Center) RSUB melibatkan berbagai bidang medis yang dapat memberikan layanan pada pasien secara holistik dan komprehensif.
Tim Ahli Pain Center RSUB, dr Ristiawan Muji Laksono Sp An KMN, FIPP, menjelaskan, selain bertujuan untuk memperkenalkan Pusat Pelayanan Nyeri (Pain Center) pada masyarakat, Baksos akan digelar 12 kali dalam setahun ini juga untuk mempererat hubungan antara RSUB, RSSA, dan Puskesmas yang ada di Malang Raya.
“Kegiatan ini kami lakukan sebagai bentuk akuntabilitas sosial profesi dokter anestesi dalam bidang pengelolaan nyeri yang banyak diderita masyarakat baik nyeri akut, nyeri kronik dan nyeri kanker melalui fasilitas Pain center yang ada di RSUB,” jelas dr Ristiawan.
Sebelumnya, RSUB telah melaksanakan Soft Launching Pain Center pada 13 Maret lalu, sekaligus Webinar bagi dokter dan perawat dengan tema Three in One Pain Management Method yang disampaikan Dosen Luar Biasa UB, Willy Halim MD Ph D FIPP.
Beberapa Tim Ahli di bidang nyeri yang tergabung dalam Pain Center RSUB antara lain, dr Ristiawan, Willy Halim MD Ph D FIPP, Dr dr Aswoco Andyk Asmoro Sp An FIPM, dr Buyung Hartiyo Laksono Sp An KNA dan dr Taufiq Agus Siswagama Sp An KMN.
Para tim ahli ini telah memiliki kompetensi khusus untuk melakukan tindakan manajemen nyeri. Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan dapat teredukasi dan mengetahui waktu yang tepat apabila membutuhkan terapi nyeri. [mut]

Tags: