RSUD Bangil Dilengkapi Klinik Intervensi Nyeri

Wakil Bupati Pasuruan, KH Abdul Mujib Imron, Direktur RSUD Bangil, dr Arma Roosalina serta Pengasuh Ponpes Sunni Salafiyah, Habib Taufiq Assegaf saat peresmian klinik intervensi nyeri di RSUD Bangil, Kabupaten Pasuruan.

Pasuruan, Bhirawa
Fasilitas pelayanan RSUD Bangil, Kabupaten Pasuruan semakin lengkap. Kali ini RSUD Bangil membuka klinik intervensi nyeri, yakni pemberian pelayanan inovasi pengobatan kasus bebas nyeri pada tulang, sendi, otot dan ligamen.

Direktur RSUD Bangil, dr Arma Roosalina menyampaikan dalam klinik tersebut terdapat tiga dokter spesialis ortopedi yang siap memberikan pain intervention services atau pelayanan inovasi pengobatan kasus bebas nyeri pada tulang, sendi, otot dan ligamen.

“Kami memiliki tiga dokter ortopedi yang berkualitas. Mereka itu sudah sangat profesional dan semuanya laki-laki. Siap untuk membantu semua masyarakat yang punya keluhan nyeri di sekujur tubuh, mulai dari level ringan sampai kronis,” ujar dr Arma Roosalina, Rabu (20/10).

Adapun prosedur tindakannya, kata dr Arma adalah memasukkan obat, zat atau alat tertentu ke dalam struktur tubuh atau bagian tubuh tertentu yang menjadi sumber nyeri. Kemudian, memblok saraf yang merupakan bagian dari mekanisme perjalanan nyeri secara tepat sasaran, yakni menggunakan alat pemandu seperti ultrasonografi, fluoroskopi, c-arm serta alat penunjang lainnya.

“Spesifik di penanganan nyeri. Makanya, apabila ada pasien dengan keluhan nyeri, sebelum tindakan, kita diagnosa apakah tipe nyeri yang bisa dilakukan dengan tindakan intervensi nyeri atau tidak,” jelas dr Arma Roosalina.

Menurutnya, intervensi nyeri sangatlah efektif dalam menangani sejumlah kasus nyeri. Hal itu disebabkan karena memiliki sejumlah keunggulan. Yaitu, tindakan bersifat minimal invasif, menggunakan bius lokal sehingga risiko lebih kecil, obat ditargetkan langsung dengan panduan ultrasonografi dan fluoroskopi hingga lainnya. “Intervensi nyeri ini sangat membantu pasien dalam mengurangi dan menghentikan konsumsi obat nyeri, serta rehabilitasi atau pemulihan lebih cepat dan dini,” urai dr Arma Roosalina.[hil]

Tags: