RSUD dr Mohamad Saleh Rawat Pasien Covid 19 di Ruang Isolasi Khusus

Para pasien diajak berolahraga hingga menjalani rehabilitasi mental.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Per hari Kamis 4/6/2020, RSUD dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo merawat tujuh pasien COVID 19 di ruang isolasi khusus. Pasien yang berasal dari berbagai klaster penularan COVID 19 itu dalam keadaan sehat. Selain penanganan medis, para pasien juga diajak berolahraga hingga menjalani konseling atau rehabilitasi secara mental.
Ruang isolasi untuk pasien COVID 19 sangat tertutup dan tidak ada ruangan terbuka. Untuk itu, tim tenaga kesehatan (nakes) mengagendakan olahraga bersama setiap Selasa dan Jumat. Pekan ini menjadi kali pertama agenda olahraga dan berjemur itu dilaksanakan di rooftop gedung isolasi.
Aktivitas di luar ruangan terbuka itu berlangsung selama 30 menit, dimulai pukul 08.30 hingga 09.00. “Mereka (pasien) sangat senang sekali karena bisa melihat matahari secara langsung,” ujar Koordinator Ruang Isolasi COVID 19, Ulfa Nur Fadila, Minggu 7/6/2020.
Teknis menuju ke rooftop gedung juga menerapkan physical distancing dari lantai 2 ke lantai 3. Tempat duduk juga telah diatur berjarak. Lagu yang diputar dari handphone nakes disambungkan ke mic speaker portabel. Instruktur senam pagi bergiliran dari para nakes.
Ya, olahraga ringan dan berjemur ini untuk mendapatkan manfaat sinar ultraviolet dan vitamin D. 15 menit olahraga, 15 menit berjemur. “Selain meningkatkan daya tahan tubuh, kegiatan ini sedikit membantu untuk refreshing. Walaupun tidak bisa keluar dari ruang isolasi secara bebas, mereka merasa gembira dan senang,” jelas dr Anung Sri Handayani, dokter spesialis paru RSUD dr Mohamad Saleh.
Dari video dan foto yang di-share, nampak nakes menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap. Menurut dr Anung, sepanjang jalan yang sudah dilintasi pasien pun dilakukan penyemprotan disinfektan. Lift yang digunakan petugas dan pasien dibedakan, namun di dalam lift pasien tetap ada petugas yang memandu, pasien tidak dibiarkan pergi sendiri.
“Alhamdulillah 7 pasien ini dalam keadaan sehat. Pasien pun merasa senang. Pasien dengan kondisi baik diajak olahraga ringan, yang perlu perawatan intensif tidak kita ajak. Dan, senam olahraga ini selain untuk pasien juga untuk nakes. Kami kan juga harus tetap menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat,” sambungnya.
Selain olahraga ringan dan berjemur di matahari pagi, pasien COVID 19 di Kota Probolinggo juga mendapat konseling. Hal ini diberikan supaya pasien bisa menceritakan keluh kesahnya, apa yang dipikirkan, karena ketika terpapar COVID 19 banyak pasien merasa tidak mudah menghadapinya secara emosi.
“RSUD dr Mohamad Saleh membantu dengan konseling. Ada konselor klinis, ada dokter psikiater. Pasien yang kondisinya reaktif dilakukan konseling atau rehabilitasi secara mental,” terang dr Anung Sri Handayani, Sp.P.
Hal ini juga dibenarkan oleh Ulfa Nur Fadila, Koordinator Ruang Isolasi COVID 19, sehari-hari pasien juga diajak refreshing oleh lulusan S2 psikolog. “Dikasih TTS (teka teki silang), mewarnai atau kami fasilitasi bagaimana perasaan mereka (pasien). Kami suruh nulis nanti kami respon,” tuturnya.
dr Anung mengungkapkan, rasa sesalnya ketika ada stigma negatif pasien COVID 19. Sebenarnya, pasien COVID 19 sama seperti pasien pada umumnya tetapi perawatannya harus isolasi. Mereka bisa berbaur tetapi dengan protokol kesehatan yang tepat, seperti saat olahraga bersama nakes, nakes wajib memakai APD lengkap.
Ia juga berharap, laju pertumbuhan pasien COVID 19 di Kota Probolinggo tidak melonjak seperti daerah lain. Masyarakat wajib menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), jaga jarak, pakai masker dan tidak keluar rumah.
“Teman-teman di puskesmas dan Dinas Kesehatan sudah preventif. Imbauan Bapak Wali Kota supaya masyarakat tetap menjaga jarak, menggunakan masker semoga membuat jumlah penyebaran COVID 19 semakin terkendali, pasien segera sembuh semua dan Kota Probolinggo bisa bebas COVID 19,” harapnya.
Pasalnya, saat ini ada tiga pasien yang swab pertamanya negatif. Jumat 5/6 swab kedua, jika negatif maka pasien tersebut bisa dinyatakan sembuh. “Ya, tiga pasien yang satu kali swabnya negatif. Mereka bisa dinyatakan sembuh dan pulang jika dua kali swab negatif berturut-turut,” tutur dr Anung lagi.
Adanya alat swab PCR yang dimiliki RSUD dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo sangat membantu penanganan pasien COVID 19. Karena biasanya paling cepat hasil swab dari Surabaya diterima 7 hari bahkan pernah 11 hari karena overload.
“Dulu kami harap-harap cemas dan mempengaruhi psikologis pasien. Kalau sekarang cepat dapat hasilnya dan sangat-sangat membantu sekali,” terang dr Anung yang menjelaskan kesembuhan pasien juga tergantung dari imunitas dan komorbid (penyakit penyerta) pasien.
Ruang isolasi COVID 19 RSUD berplat merah ini terdiri dari 2 tim yang dibagi 14 hari masuk kerja, 14 hari off. Total nakes sekitar 32 orang. Saat on duty mereka harus pulang ke rumah karantina dan menjalani tes kesehatan sebelum dan sesudah bertugas, tambahnya.(Wap)

Tags: