RSUD dr Soetomo Surabaya Dipastikan Tak Ada Pembludakan Pasien

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan ruang buffer dan ruang dokter jaga on site serta pelayanan pengadaan terpadu satu atap di RSUD dr Soetomo Surabaya, Kamis (13/6) kemarin. [gegeh bagus setiadi/bhirawa]

(Gubernur Khofifah Resmikan Ruang Buffer)

Pemprov Jatim, Bhirawa
Membludaknya jumlah pasien setiap hari di RSUD dr Soetomo Surabaya kini bisa diantisipasi. Rumah sakit milik Pemprov Jatim ini telah meresmikan ruang buffer dan ruang dokter jaga on site serta pelayanan pengadaan terpadu satu atap, Kamis (13/6) kemarin. Peresmian tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak.
Gubernur perempuan di Jatim ini pun menyampaikan bahwa pihaknya ingin menguatkan tren dunia yakni Pelayanan kesehatan promotif preventif. Dimana, mengajak orang untuk hidup sehat. Oleh karenanya, format layanan kesehatan nasional lebih kepada Gerakan Kesehatan Masyarakat (Germas).
“Nah, kalau untuk promotif preventif, hari ini sosmed itu kekuatannya luar biasa. Maka, tadi saya minta kepada Dinkes serta manajemen rumah sakit itu bisa mengajak seluas-luasnya kepada influencer untuk terus menyemai semangat promotif preventif. ayo bangun pola hidup sehat,” kata Khofifah.
Menurut dia, referensi pola hidup sehat itu sangat banyak. Dimana, mereka bisa menjadi influencer untuk bisa melakukan langkah promotif preventif bagi pencegahan dari kemungkinan dampak-dampak yang diakibatkan pola hidup yang tidak sehat.
Untuk pelayanan satu atap, lanjut Khofifah, memungkinkan untuk bisa memaksimalkan digitalisasi sistem yang sekarang dikembangkan. “Sekarang di RSUD dr Soetomo, sebentar lagi RSUD Saiful Anwar Malang juga sudah akan mengikuti. Jadi itu akan membantu pasien lebih memudahkan,” terangnya.
Mantan Menteri Sosial ini membeberkan, dengan adanya buffer akan mempermudah sistem medical record. sistem ini dinilai penting kalau ada layanan atau tindakan lanjutan. “Ini juga sangat penting bagi BPJS kalau memang ini adalah pasien BPJS karena sangat mudah untuk bisa melakukan monitoring jejak layanan yang sudah diberikan,” tandasnya.
Pada kesempatan sama, Direktur Utama RSUD dr Soetomo Direktur utama, Dr. Joni Wahyuhadi, dr., Sp.BS (K) menerangkan, diresmikannya ruang buffer tersebut yakni ikut serta mensukseskan program Gubernur Jatim mengenai program kerja 99 hari.
“Perhatian kita di rumah sakit adalah UGD, pengadaan barang dan jasa dan parkir. Kami berharap dalam 99 hari bisa kita selesaikan.,” katanya.
Kenapa UGD, kata dr joni, karena emergency harus cepat penanganannya. Pihaknya juga menyebutkan bahwa setiap hari RSUD dr Soetomo menerima 300 pasien setiap harinya. Kemudian di UGD terdiri dari banyak penyakit dan banyak dokter sehingga ada penataan dengan baik.
“UGD kita itu pemberian pemerintah Jepang, sehingga tidak match betul dengan kebutuhan kita. kalau di Jepang itu sehari Cuma 5 pasien, paling banyak itu. Nah, di kita itu sampai 300 sehingga harus kita buatkan sistem Buffer,” jelasnya.
Joni menjelaskan, tujuannya ialah mempercepat pelayanan UGD. Kedepan, kata dia, supaya pasien bisa teratngani semua dengan baik. “Sepi tapi pasiennya ramai. jadi cepat begitu penanganannya,” imbuhnya.
Kedua, lanjut Joni, pengadaan barang dan jasa. Menurutnya, pengadaan barang dan jasa itu sesuai dengan Nawa Bhakti Satya. Hal ini harus digunakan semaksimal mungkin untuk pelayanan kepada masyarakat. “Mangkanya pengadan satu atap itu kelihatan apa saja yang diperlukan dokter dan rumah sakit sudah sampai mana pembeliannya. semuanya terbuka dan kita jadikan satu tempat. tujuan kita untuk transparansi,” papar Joni.
Ketiga adalah parkir. menurut dia, selama ini parkir di RSUD dr Soetomo selalu semrawut. “Kalau cari parkir di sini itu sama susahnya mencari jarum. mangkanya parkir ini kita koneksikan, ini sedang proses kami juga dibimbing oleh pemprov. targetnya bulan ini harus selesai,” pungkasnya. [geh]

Tags: