RSUD Dr Soetomo Tangani Penderita Atresia Bilier

RSUD dr Soetomo

Surabaya, Bhirawa
RSUD Dr Soetomo Surabaya menangani Muhammad Ardan Fahrezi (11 bulan) yang mengalami penyakit kelainan pada hati sehingga tidak terbentuknya saluran hati atau biasa disebut atresia bilier.
Kasi Yanmed RSUD Dr Soetomo, dr Tri Wahyu di Surabaya, Rabu, mengatakan pihaknya telah membentuk tim yang terdiri dari beberapa dokter agar proses operasi dan penyembuhan ini bisa lebih optimal.
“Tim itu terdiri dari dokter anak, dokter bedah anak, dokter spesialis bedah anak, kemudian dibantu dokter masalah mikro, kemudian ada dokter anestesi anak dan ada dokter lain yang sifatnya menunjang misalnya dari patologi, radiologi dan yang lainnya,” kata dia, Rabu (24/7).
Nantinya tim dokter ini akan mendiskusikan bagaimana langkah awal yang tepat dalam menangani penyakit yang cukup jarang ini. Dari data yang ada, penyakit ini memang menyerang 1 dari 18.000 bayi. “Memang kasus ini tidak mudah, atresia bilier tidak sering, jarang sekali juga tidak, namun kasusnya cukup jarang,” kata Tri.
Namun, dia belum bisa menyampaikan bagaimana penanganan awal pada anak tersebut. Sebab, tim dokter masih mendiskusikan melalui bidangnya masing-masing bagaimana langkah awal penanangannya.
Ditanya apakah akan dilakukan cangkok hati untuk balita ini, Tri mengungkapkan penyakit atresia bilier terapi utamanya memang melalui cangkok hati. Sementara untuk proses penangannya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua bulan.
“Iya, kalau memang itu atresia bilier terapi utamanya adalah cangkok hati, oleh karena itu kalau cangkok hati akan ditangani tim cangkok hati RSUD dr Soetomo. Yang sudah-sudah ya memang membutuhkan waktu yang cukup lama sebulan dua bulan,” tuturnya.
Selain itu, Tri mengatakan kendala dari hal ini biasanya ada pada pendonor yang cukup sulit. Juga, tingkatan penyakit dan waktu operasi akan memengaruhi proses penyembuhan.
“Kendalanya tergantung dari penyakit dan donornya, dan timing dari operasi tersebut. Laporan sementara kondisi sekarang vital sainsnya masih stabil meski tidak optimal dan kita kondisikan supaya optimal,” ujarnya.
Sedangkan untuk biaya operasi yang mencapai miliaran rupiah, pihak RSUD Dr Soetomo Surabaya akan tetap melakukan operasi tersebut menggunakan BPJS. “Dari pembiayaan ini kita menggunakan BPJS, sudah bukan hal yang sulit bagi kami karena mengikuti prosedur yang ada dengan BPJS. Tidak benar jika ditolak. Kalau di RSU Dr Soetomo, kalau pasien itu dibiayai oleh BPJS berapa pun biayanya pasti ditangani,” ucap Tri. [ant]

Tags: