RSUD Dr Soewandhi Jadi Rumah Sakit Pendidikan

Wali-Kota-ketika-melaunching-SHS-di-Taman-Bungkul.

Wali-Kota-ketika-melaunching-SHS-di-Taman-Bungkul.

Pemkot, Bhirawa
Pemkot Surabaya tengah giat untuk mengambangkan layanan dan fasilitas kesehatan. Selain kini tengah membangun RSUD Dr Soewandhi, pemkot juga tengah merintis agar rumah sakit milik pemerintah itu bisa berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan.
Rencananya RSUD Dr Soewandhi untuk digandeng lembaga perguruan tinggi atau sekolah bidang kedokteran dan kesehatan sebagai RS pendidikan. Apalagi RS ini sudah terakreditasi sebagai RS tipe B untuk pendidikan.
”Dulu sudah ada pembicaraan dengan Universitas Surabaya (Ubaya) dan Universitas Ciputra (UC) untuk kerjasama karena mereka membuka Fakultas Kedokteran (FK),” kata Plt Direktur Utama RSUD Dr Soewandhie, drg Febria Rachmanita Minggu (10/4).
Akan tetapi menurut Febria ada informasi bila Ubaya juga menggandeng RS di Mojokerto.  Febria mengatakan komunikasi itu masih bisa direalisasi karena RSUD Dr Soewandhie terbuka untuk semua lembaga pendidikan yang ingin menggunakan RSUD Dr Soewandhi sebagai tempat belajar.
”Saat ini sudah ada kerjasama antara RSUD dengan FK Universitas Airlangga (Unair) dan FK Universitas Hang Tuah (UHT). Untuk Unair sudah ada kerjasama untuk spesialis obgyn. Dokter-dokter muda spesialis kandungan ikut melihat pelayanan obgyn di kami,” kata dr Feni panggilan akrabnya.
Febria menambahkan mereka juga melayani pemeriksaan dasar bagi pasien obgyn, tapi tidak melakukan tindakan. ”Mereka ikut belajar dengan tindakan yang diberikan oleh dokter-dokter yang sudah berdinas di RSUD Dr Soewandhie,” ujarnya.
Sementara dari UHT, mereka melakukan pembelajaran untuk spesialis anastesi. Selain dengan dua lembaga itu, juga ada kerjasama dengan lembaga pendidikan lainnya dibidang farmasi, perawat dan bidan.
Febria menambahkan bila saat ini status RSUD Dr Soewandhie adalah rumah sakit pendidikan tipe B. Bukan RS utama. Meski bukan utama, sebagai RS milik pemerintah, RSUD Dr Soewandhi dituntut untuk terus memberikan pelayanan terbaiknya.
”Walaupun ditempat itu dijadikan tempat belajar, kami tetap memberikan pelayanan terbaik sesuai hak pasien. Dirawat oleh perawat dan dokter RSUD Dr Soewandhie,” tandas dr Feni.
Untuk menunjang RSUD dr Soewandhie menjadi lebih baik lagi juga dioperasionalkan gedung baru. Fenny yang juga menjabat Kadinkes Surabaya ini berharap kepadatan pasien dapat terurai.
Sebab, selama ini, poli rawat jalan terpusat di bagian tengah rumah sakit. Dengan kondisi traffic rata-rata 1.100 pasien per hari, tentu kondisi poli rawat jalan menjadi kurang ideal atau overload.
Sementara untuk rawat inap selalu penuh setiap hari dengan pemanfaatan tempat tidur mencapai 89 persen. Padahal, lanjut dia, idealnya 60-85 persen.
Oleh karenanya, alumnus Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Prof  Dr Moestopo tersebut akan membagi poli rawat jalan di bagian tengah dan sisi utara gedung. Dengan demikian, konsentrasi pasien tidak terpusat pada satu tempat. “Kita akan bagi supaya tidak menumpuk,” ujar Feny. [dre]

Tags: