RSUD Jombang Sediakan Layanan bagi Pasien TBC

Pasien TBC Katagori Resisten Obat tengah dirawat di Ruang Isolasi di Paviliun Cempaka, RSUD Jombang lantai II, Selasa (03/09). [Arif Yulianto]

Jombang, Bhirawa
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang telah menyiapkan sejumlah fasilitas untuk pengobatan pasien penyakit Tuberculosis (TBC) baik fasilitas pengobatan untuk rawat jalan maupun rawat inap seperti Ruang Isolasi untuk pasien TBC berkatagori resisten obat seperti di Paviliun Cempaka di lantai II rumah sakit setempat,
RSUD Jombang merupakan salah satu rumah sakit rujukan regional Jatim bagian tengah juga mempunyai kewajiban memberikan pelayanan terhadap pasien TBC baik dari wilayah Jombang maupun wilayah lain yang menjadi rujukan ke rumah sakit ini.
Direktur RSUD Jombang, Pudji Umbaran menjelaskan, penyakit TBC merupakan salah penyakit yang sangat menular dan harapan pemerintah, penyakit ini bisa dieliminasi di tahun yang akan datang. Pudji Umbaran mengatakan, satu-satunya cara yang harus dilakukan yakni, mengobati pasien yang sedang terjangkit kasus TB/TBC.
“Dirawat jalan kami punya yang namanya Poli TB dots. Jadi pasien yang dikatagorikan TB katagori 1, katagori 2, maupun ekstrapulmonal itu kita layani di (Poli) TB dots dengan bantuan obat dari pemerintah, melalui masa aktif 2 bulan, dan melalui maintenance bisa 4, 6 (bulan) sesuai katagori diagnosa pasien,” papar Pudji Umbaran ketika diwawancarai sejumlah wartawan, Selasa (3/9).
Selain itu lanjut Pudji Umbaran, RSUD Jombang juga mempunyai kewajiban untuk membuat satu layanan di Poli TBC yakni Poli TB MDR (Multidrug-Resistant Tubercolusis). Beberapa kasus pasien TBC, kata Pudji, karena masa pengobatan yang begitu panjang, seringkali membuat potensi pasien menjadi ‘drop out’ pada proses pengobatan yang berakibat bahwa, ketika kambuh lagi, harus melalui pengobatan yang berulang kali.
“Tidak terkecuali pasien ini menjadi resisten terhadap obat-obat yang telah disediakan oleh pemerintah. Yang akibatnya, ada tata laksana khusus bagi pasien-pasien tersebut. RSUD Jombang salah satunya membuka layanan itu, dengan fasilitas yang sudah kita sesuaikan dengan standar yang diharuskan,” papar Pudji Umbaran lagi.
Pada kondisi-kondisi khusus sambung dia, ada ditemukan pasien TBC yang harus dirawat inap. Pudji menerangkan, untuk kebutuhan tersebut, pihaknya menyediakan di Paviliun Cempaka di lantai II, rumah sakit setempat dengan lima hingga enam bed dengan desain khusus dengan tekanan negatif, dengan pengaturan saluran udara yang telah diatur sesuai standar yang diharuskan.
“Alhamdulillah pasien yang kita rawat berhasil kita selamatkan, yang kemudian kita wajibkan untuk kontrol untuk rawat jalan, sesuai dengan jadwal yang di buat oleh petugas,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan data yang dihimpun media ini dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang, Senin (2/9), penderita penyakit TBC di Kabupaten Jombang hingga bulan Juni tahun 2019 mencapai angka 842. Angka ini merupakan kalkulasi jumlah penderita TBC mulai bulan Januari hingga Juni 2019 dan 14 diantaranya meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Sebelumnya Kadinkes Kabupaten Jombang, Subandriyah menjelaskan, dari tahun ke tahun, angka penderita TBC memang mengalami peningkatan. Tahun 2017 mencapai 1383, Tahun 2018 sebanyak 1564 penderita dan meninggal dunia 60 orang. Kemudian tahun 2019 mulai bulan Januari hingga Juni, ditemukan 842 kasus dan 14 diantaranya meninggal dunia. “Dari sekian kasus itu yang meninggal 54 di tahun 2017,” kata Subandriyah.
Untuk mengatasi kasus TBC yang makin meningkat, Subandriyah mengatakan, pihaknya mengedepankan upaya promotif dengan kegiatan-kegiatan penyuluhan kepada lingkungan-lingkungan yang padat penduduk hingga kepada kelompok-kelompok yang rentan.
“Itu yang kita lakukan dengan kita menggandeng Fatayat, kemudian juga ada Asyiyah, juga dari lintas sektor yang lain yang terkait, dan kader kesehatan tentunya,” beber Subandriyah.
Data Dinkes Jombang, penderita TBC di Jombang pada tahun 2018 yang lalu mencapai angka 1564 dengan data meninggal dunia sebesar 60. Ditanya lebih lanjut seperti apa pengobatan bagi penderita TBC, Subandriyah menjelaskan, begitu pihaknya menemukan penderita TB/TBC maka akan dilakukan pengobatan paket. [rif]

Tags: