RSUD Sidoarjo Bantah Telantarkan Pasien DBD

Wakil Direktur Pelayanan RSUD Sidoarjo, dr Samsu Rahmadi, memberikan keterangan soal pelayanan RSUD pada pasien penderita demam berdarah Deagu (DBD). [alikusyato/bhirawa]

Wakil Direktur Pelayanan RSUD Sidoarjo, dr Samsu Rahmadi, memberikan keterangan soal pelayanan RSUD pada pasien penderita demam berdarah Deagu (DBD). [alikusyato/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Petugas kesehatan Puskesmas Sukodono, langsung melakukan fogging di wilayah RT 19 RW 06, Desa Kebonagung, Sukodono, tiga hari setelah meninggalnya Riana Zahendra (4), putri kedua pasangan suami
istri Sumantri (31) dengan Syamsiah (28) akibat Demam Berdarah Deagu (DBD).
Petugas Puskesmas Sukodono menerjunkan dua petugas dengan membawa peralatan pembasmi sarang nyamuk. Mereka keliling setiap gang desa didampingi aparat dari Desa Kebonagung. Mujiono, warga setempat mengaku sangat mendukung pembasmian sarang nyamuk ini. Karena sebelumnya, ada warga yang meninggal dan jatuh sakit karena diduga tergigit nyamuk aedes aegypty itu.
Tetapi Mujiono mengaku lebih senang ada kegiatan pencegahan lebih diutamakan, daripada setelah muncul ada korban. Dugaan Lemahnya penanganan terhadap pasien Demam Berdarah di RSUD
Sidoarjo, masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Sebab korban meninggal setelah dirawat di RSUD Sidoarjo pada Rabu (17/2) kemarin. Keluarga korban mengaku sesampainya di rumah sakit, ternyata korban tak ditangani atau ditelantarkan hingga beberapa jam kemudian.
Syamsiyah, Ibu korban saat diwawancarai wartawan, mengaku awalnya badan anaknya panas dingin selama tiga hari panasnya tidak turun. Akhirnya dibawa ke Puskesmas terdekat tetapi penuh. Sehingga  dibawa ke Klinik Nurani dekat rumanya. Saat dilakukan cek darah oleh dokternya, ternyata trombositnya menurun dari 100,5 menjadi 50,4.
Setelah dilakukan cek fisik di klinik Nurani, disarankan agar Riani segera dirujuk ke RSUD Sidoarjo. Karena menurut keterangan dokter yang menangani alat medis yang ada di Klinik itu kurang memadai. ”Sehingga pada hari itu juga langsung di rujuk ke RSUD Sidoarjo. Namun, sesampainya di RS ternyata Riani tidak di tangani atau ditelantarkan hingga beberapa jam kemudian,” katanya.
Pihak RSUD Sidoarjo melalui Wakil Direktur Pelayanan, dr Syamsu Rahmadi menegaskan, penanganan pasien atas nama Riani sudah sesuai prosedur penanganan pasien DB. Tak hanya itu pihak RSUD juga tak pernah menelantarkan pasien, Karena data dari rekam medis pasien atas nama Riani semua sudah sesuai.
”Pihak kami sudah melakukan penanganan medis dengan baik dan sesuai prosedur penanganan pasien DB, Jadi saya rasa terkait statement keluarga Riani itu tidak benar,” Ungkap Syamsu, saat dihubungi Minggu (21/2) kemarin. [kus]

Tags: