RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo Lakukan Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan Anak

RSUD Waluyo Jati Kraksaan lakukan deteksi dini penyakit jantung bawaan anak.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kabupaten Probolinggo, Bhirawa.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati Kraksaan bekerja sama dengan program Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) – RSUD Dr Soetomo Surabaya melakukan deteksi dini penyakit jantung bawaan pada anak.

Dalam deteksi dini penyakit jantung bawaan pada anak ini, 10 orang dokter yang dipimpin oleh Ketua Pengabdian Masyarakat FK Unair-RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr dr I Ketut Alit Utamayasa, SpA (K) ini melakukan skrining ekokardiografi kasus penyakit jantung bawaan pada anak. Deteksi dini ini diikuti oleh 32 orang anak yang ada di Kabupaten Probolinggo.

Wakil Direktur Pelayanan Kesehatan RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr. Hariawan Dwi Tamtomo, Rabu (7/6) mengatakan deteksi dini penyakit jantung bawaan pada anak dilakukan karena memang ada program pengabdian masyarakat dari FK Unair-RSUD Dr Soetomo Surabaya.

“Dari situ kita melakukan komunikasi untuk menjalin kerja sama melaksanakan bakti sosial berupa pengabdian masyarakat untuk deteksi dini kelainan jantung bawaan pada anak,” katanya.

Menurut Hariawan, selama ini RSUD Waluyo Jati Kraksaan masih belum mempunyai dokter spesialis anak untuk konsultasi jantung anak. Para dokter yang melakukan skrining ekokardiografi ini didampingi dokter spesialis anak di RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

“Jadi kegiatannya RSUD Dr Soetomo itu mempunyai program pengabdian masyarakat. Akhirnya menggandeng kita bekerja sama untuk keperluan deteksi dini penyakit jantung bawaan pada anak. Karena kasus kelainan jantung bawaan pada anak di Kabupaten Probolinggo ini cukup banyak,” jelasnya.

Hariawan menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi sedini mungkin kelainan jantung pada anak dalam rangka untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Sebab memang kasus kelainan kongenital ini menjadi penyumbang nomor 2 terbanyak yang kasusnya banyak di Kabupaten Probolinggo.

“Selain premature dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kelainan kongenital ini trendnya semakin meningkat. Jadi bayi di Kabupaten Probolinggo yang lahir ternyata terdeteksi banyak mengalami gangguan kelainan jantung bawaan,” terangnya.

Lebih lanjut Hariawan menerangkan manfaat jika dilakukan deteksi dini bisa melakukan tindakan pencegahan supaya anak ini bisa lebih kualitas hidupnya, lebih meningkat dan dapat mengantisipasi tingkat keparahan kelainan jantungnya.

“Dengan deteksi dini ini kita bisa melakukan pengobatan, tindakan atau apa. Kalau kita biarkan nanti akan mengalami penyakit jantungnya,” tegasnya.

Hariawan menegaskan kelainan jantung bawaan pada anak ini memang bawaan dari lahir. Penyebabnya banyak dan masih belum diketahui secara pasti faktor penyebab utamanya. Namun biasanya karena ibunya kurang nutrisi dan kurang gizi waktu kehamilan. Ibu hamil anemia, gangguan kurang yodium, fakor makanan maupun paparan polusi udara. Masih belum diketahui faktor yang dominan apa penyebabnya.

“Kami menghimbau kepada masyarakat sebelum hamil sudah melaksanakan pencegahan-pencegahan secara dini. Remaja putri atau calon pengantin itu tidak mengalami anemia atau kurang darah dan tidak mengalami kurang gizi. Tidak mengalami infeksi toxoplasma, menjaga hidup sehat dengan makanan dan gizi seimbang,” ujarnya.

Selain itu terang Hariawan, selama hamil selalu menjaga kehamilan dengan rajin kontrol ke tenaga kesehatan dan menjaga nutrisi makanannya yang bergizi. Kalau sudah melahirkan pasti akan diskrining oleh tenaga kesehatan.

“Bayi baru lahir di RSUD Waluyo Jati dalam waktu 24 jam sudah kita skrining. Begitu ada indikasi mengalami gangguan jantung langsung kita lakukan pemeriksaan. Pemeriksaannya menggunakan alat canggih berupa kardiografi, semacam USG jantung. Jadi diteropong jantungnya dan dilihat ada kelainan apa, ada kebocoran atau ada kelainan pembuluh darah atau jantungnya mengalami pembengkakan,” ungkapnya.

Tindak lanjut dari deteksi ini jelas Hariawan, bagi yang perlu pengobatan tentunya akan dilakukan pengobatan di RSUD Waluyo Jati. Tapi kalau perlu dirujuk maka segera dilakukan rujukan untuk dilakukan tindakan ke RSUD Dr Soetomo Surabaya. Semua sudah ada catatannya dari hasil skrining bagi 32 anak.

“Harapan kita, kegiatan ini bisa dilakukan berkesinambungan jadwalnya. Karena memang kasus jantung, khususnya kelainan jantung bawaan pada anak angka prevalensinya cukup banyak sehingga kita bisa mendeteksi sedini mungkin bayi-bayi baru lahir anak-anak yang mengalami gangguan jantung bawaan ini bisa terdeteksi dan dilakukan penanganan,” harapnya.

Sementara oleh Ketua Pengabdian Masyarakat FK Unair-RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr dr I Ketut Alit Utamayasa, SpA (K) menyambut baik kegiatan deteksi dini penyakit jantung bawaan pada anak di RSUD Waluyo Jati Kraksaan bersama dengan Pengadian Masyarakat FK Unair-RSUD Dr Soetomo Surabaya.

“Harapan kita nantinya ada kegiatan rutin di RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Nanti kita bisa membuat kerja sama dengan FK Unair-RSUD Dr Soetomo Surabaya untuk melakukan skrining secara terjadwal. Bagi yang sudah terdeteksi segera dilakukan penanganan baik pengobatan dan dirujuk untuk dilakukan penanganan lebih lanjut,” tambahnya.(wap.hel)

Tags: