Rumah Petak Dihuni 23 Jiwa Ludes Terbakar

2-kebakaran. gehphoto-4Surabaya, Bhirawa
Sebuah rumah petak berukuran 6×9  M2 di Granting III, RT 2 RW 1 Kelurahan Simokerto ludes dilalap api, Selasa (7/6) malam kemarin. Kebakaran yang disebabkan dari televisi konslet ini membuat rumah bertingkat dua hangus dan melukai penghuninya saat mencoba menaklukkan kobaran api.
Salah satu penghuni rumah yang mengetahui akan terjadinya kebakaran  Endang Sudarsih (52) pun harus di perban tangan kanannya akibat reruntuhan papan . Ia pun sempat mencoba memadamkan api di salah satu kamar dengan mencabut kabel televisi. Namun, usaha ibu yang memiliki 11 cucu ini pun kandas lantaran aliran listrik yang konslet membakar jaringan kabel.
Ironisnya, dalam rumah petak tersebut dihuni tiga kepala keluarga yang berjumlah 23 orang. Diduga, konsleting listrik disebabkan over kapasitas pemakaian listrik. Padahal, dalam satu rumah memiliki tiga meteran listrik yang berkapasitas 900 watt.
“Bau sangit itu, saya kira ada orang yang membakar sampah. Tapi kok gak ada asapnya. Terus saya naik ke lantai atas ternyata televisi Budi (pemilik kamar) bunyi kratak-kratak dan ada percikan api, saat mau cabut kabelnya itu kok semakin keras bunyinya,” kata Endang.
Endang menambahkan, begitu api mulai membesar dan merembet ke dinding triplek dirinya langsung turun menjauh dari kobaran api. “Nah dari situ semua orang pada panik dan berhamburan keluar rumah,” ceritanya.
Informasi yang dihimpun Bhirawa, kebakaran yang terjadi sekitar pukul 21.30 WIB dan berhasil di padamkan dan pembasahan oleh Petugas Dinas Kebakaran Kota Surabaya sekitar pukul 22.20 WIB. Delapan unit mobil kebakaran diterjunkan di lokasi kejadian.
Petugas langsung mengolor slang air untuk menuju titik kobaran api. Proses pengoloran slang air ini pun cukup memakan waktu lantaran akses jalan sempit dan posisi lampu dalam keadaan mati. Membutuhkan Sekitar 10 slang air untuk mencapai titik api.
“Mungkin kondisi saat itu pengap, dan sumber api ada di lantai dua karena konsleting listrik. Apalagi plafon itu dibuat kamar,” kata Kepala Dinas Kebakaran Kota Surabaya, Chandra Oeratmangun saat berada di lokasi kejadian.
Chandra pun mengakui petugasnya kesulitan untuk masuk ke titik kobaran api  . Karena posisi dalan keadaan gelap dan jalan sempit. Petugas pun harus mengolor slang air sepanjang kurang lebih 100 meter. “Untungnya temen-temen cepat agar tidak sampai merambat bangunan lainnya. Karena, perhatian kita lebih pada pemukiman padat untuk melokalisir,” ujarnya.
Diselah usainya pembasahan, Kepala Bapemas KB Surabaya, Nanis Chairani pun tiba di lokasi kejadian. “Maaf bu saya waktu itu salat taraweh, jadi tidak tahu,” kata Nanis kepada Kepala Dinas Kebakaran Surabaya.
Setelah itu, Nanis pun bergegas untuk menemui pemilik rumah terbakar. Dari 23 orang penghuni pun akhirnya di ungsikan untuk menginap di Balai RW 1 Kelurahan Simokerto untuk sementara waktu. “Kami masih mendatanya siapa saja yang menguni di rumah tersebut,” kata Nanis.
Sementara, Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Anugrah Ariyadi mengatakan korban musibah kebakaran akan mendapatkan permakanan dari Dinas Sosial Kota Surabaya. “Jatah permakanan korban kebakaran itu per jiwa 3 kali makan per hari sampai 7 hari berturut-turut,” katanya.
Anugrah juga menyayangkan ketanggapan dan kesigapan Pemkot Surabaya terhadap terjadinya bencana. Ia pun membenarkan kalau memang ada anggaran tanggap darurat seperti di Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya. Namun dirinya tidak hapal berapa besaran anggaran tanggap darurat.
“Kalau anggarannya siap 24 jam, tapi petugas yang berwenang mengeluarkan anggaran itu yang ternyata tidak siap 24 jam,” katanya.
Anugrah berjanji akan memanggil Dinsos Kota Surabaya ke Komisi D terkait situasi tanggap darurat bencana. “Nanti kalau saya sudah balik ke Surabaya akan kita undang,” ujarnya. (geh)

Tags: