Rumah Tangga Bisa Hemat, UMKM pun Kian Menggeliat

Bupati Probolinggo Hj Tantriana Sari disaksikan (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Djoko Siswanto saat mencoba memasak menggunakan jaringan gas bumi di rumah Siti Saudah warga Tongas Wetan Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo, Rabu (16/10) kemarin.

(Kolaborasi PGN – Pemda Percepat Pembangunan Insfrastruktur Jaringan Gas Bumi)

Probolinggo, Bhirawa
Peresmian pemanfaatan jaringan gas (jargas) bumi di Kabupaten Probolinggo memantik harapan baru. Bukan saja bagi perekonomian rumah tangga yang akan bisa lebih hemat, tetapi juga akan membuat kehidupan UMKM di wilayah ini menggeliat.
Wahyu Kuncoro SN, Wartawan Bhirawa
Wajah Bupati Probolinggo Hj Tantriana Sari, SE begitu sumringah begitu kompor gas menyala. Peragaan memasak menggunakan jargas bumi itu dilakukan Tantriana saat mendampingi Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Republik Indonesia Djoko Siswanto melakukan kunjungan ke konsumen jaringan gas sekaligus melihat langsung instalasi jaringan gas di rumah Siti Saudah di Dusun Krajan RT 14/15 RW 06 Desa Tongas Wetan Kecamatan Tongas, Rabu (16/10) kemarin.
Menurut Bupati Tantriana, jaringan gas bumi yang diusulkan untuk Kabupaten Probolinggo mencapai 20 ribu sampai 25 ribu. Pemasangan jaringan gas tersebut ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat, juga diprioritaskan untuk para UKM dan IKM di Kabupaten Probolinggo.
“Penggunaan jargas ini seiring sejalan dengan program kerja untuk mengangkat UKM dan IKM di Kabupaten Probolinggo,” kata Tantriana. Secara persentase jelas Tantriana, efisiensi penggunaan jaringan gas bumi bisa mencapai 30 sampai 40 persen, jika dibandingkan dengan penggunaan LPG 3 kilogram.
“Dengan demikian, ibu-ibu rumah tangga mampu menyisihkan sisa pengeluarannya untuk kebutuhan sembako,” tambahnya lagi.
Menurut Bupati, sampai saat ini jaringan gas sebanyak 2.700 yang ready dan sebanyak 1.300 on progres. Jumlah itu, lanjut Tantriana sudah jauh dari pada daerah lain yang disebabkan karena kemudahan perijinan.
“Untuk data rumah tangga sudah disiapkan sebanyak 6.000 hingga 25.000 kedepan dengan by name by adress sudah siap,” ungkapnya.
Pembangunan Jargas di Kabupaten Probolinggo dan Pasuruan dibiayai dari APBN Kementerian ESDM tahun anggaran 2019. Sumber gas untuk memenuhi kebutuhan jargas tersbut berasal dari Husky CNOOC Madura Ltd. dengan alokasi sebesar 0,4 MMSCFd.
Jumlah tersebut dapat melayani untuk kebutuhan 4.000 SR (Sambungan Rumah) di Kabupaten Probolinggo yang meliputi 5 Kelurahan (Kelurahan Mentor, Lemah Kembar, Bayeman, Curah Dringu, dan Kelurahan Tongas Wetan) dan sebanyak 4.000 SR di Kabupaten Pasuruan pada 5 Kelurahan (Kelurahan Karangjati, Petungsari, Jogosari, Pandaan, dan Kelurahan Kutorejo).
“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo siap menerima proyeksi jaringan gas baru. Sedangkan di tahun 2020 nanti akan terpasang sebanyak 6.000 jaringan gas baru skala rumah tangga. Wilayah-wilayah kecamatan yang telah terakses jaringan gas diantaranya Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending dan Leces. Kami siap menerima jaringan gas baru hingga mencapai 20.000 hingga 25.000 skala rumah tangga,” ungkapnya.
Dukungan Pemerintah Daerah
Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Republik Indonesia Djoko Siswanto meresmikan jaringan gas rumah tangga (jargas) di Pasuruan dan Probolinggo, Rabu (16/10). Totalnya ada 8.150 sambungan rumah tangga sesuai penugasan Pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) ke PT Pertamina (Persero) melalui sub holding gas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.
Djoko menerangkan, jargas di Probolinggo dan Pasuruan terbagi menjadi 11 sektor, dengan perincian di Kabupaten Probolinggo sebanyak lima sektor sementara sisanya di Pasuruan.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan 8150 sambungan rumah tangga itu, dialokasikan sebesar 0,2 MMSCFD yang bersumber dari Husky CNOOC Madura LTd.
“Kami berterima kasih atas dukungan Pemda Kabupaten Probolinggo dan Pasuruan, sehingga pembangunan jargas berjalan lancar, bahkan lebih cepat dari jadwal,” kata Djoko Siswanto.
Dukungan pemda jelas Djoko, sangat penting karena berdasarkan pengalaman selama ini, terdapat beberapa kendala non teknis yang berpotensi menghambat pembangunan jargas seperti perizinan, maupun permasalahan sosial yang terjadi pada saat pelaksanaan pembangunan.
“Diharapkan pemda lainnya juga memberikan dukungan serupa, sehingga masyarakat dapat lebih cepat menikmati gas bumi yang bersih dan murah,” ungkap Djoko.
Perluasan Infrastruktur Gas Bumi
Di tempat yang sama, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto berharap bertambahnya sambungan gas rumah tangga di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Probolinggo dan Pasuruan memberi banyak manfaat bagi masyarakat. Hingga akhir tahun lalu, total sambungan gas rumah tangga yang dibangun menggunakan dana APBN di Jatim sebanyak 65.961 sambungan.
Menurut Redy, saat ini pihaknya mengoperasikan 564.445 sambungan rumah tangga yang sebagian besar di antaranya dibangun menggunakan dana APBN.
Di 2025 pemerintah menargetkan pembangunan 4,7 juta sambungan rumah tangga. Lebih lanjut menurut Redy, banyak sekali manfaat penggunaan gas bumi bagi rumah tangga. Selain bersih, juga menekan subsidi sektor energi.
“Pemerintah bisa menghemat Rp 178 miliar per tahun. Proyek pembangunan juga menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit,” ucap dia.
Hingga akhir 2018, total jargas rumah tangga di Indonesia berjumlah 486.229 sambungan di mana 67 persen atau 325.773 di antaranya dibangun menggunakan dana APBN. Sementara 155.771 atau 32,04 persen dibangunan menggunakan dana PGN dan 4.685 sambungan dibangun menggunakan dana milik Pertamina.
Menurut Redy, saat ini pihaknya tengah membangun fasilitas liquefied natural gas (LNG) Terminal dengan kapasitas 40 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD).
“Pembangunan fasilitas ini untuk mengakomodir kebutuhan kelistrikan industri dan retail di Jatim yang meningkat. Apalagi melihat kondisi sumur gas yang ada, pasokan gas bumi tentunya harus terus ditingkatkan realibility dan sustainability-nya,” terangnya.
Lebih lanjut menurut Redy, sebagai subholding gas yang mengelola dan mengoperasikan gas bumi, pembangunan berbagai infrastruktur pembangunan gas telah menjadi prioritas utama PGN sejak lama. Pertimbangannya, karena semakin besarnya kebutuhan energi yang lebih efisien di berbagai wilayah di Indonesia, terutama untuk daerah-daerah yang selama ini belum terjamah gas bumi.
“Gas bumi juga memiliki potensi ekonomi sangat baik untuk pengembangan sektor kelistrikan, industri, transportasi, dan rumah tangga,” tegas Redy.
Dorong Perluasan Pemanfaatan Jargas
Dosen Ekonomi Universitas Airlangga Dr Wisnu Wibowo mengapresiasi langkah PGN yang memberi prioritas bagi pembangunan insfrastruktur jargas bumi di Jawa Timur. Namun demikian, upaya itu juga harus diikuti dengan perluasan pemanfaatan jargas secara masif.
“Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi, PGN harus terus meningkatkan pemanfaatan energi baik gas bumi di dalam negeri,” ujar Wisnu Wibowo di Surabaya, Rabu (16/10) kemarin.
Menurut Wisnu, ruang lingkup kerjasama sinergi pengembangan bisnis ini meliputi penyediaan dan pemanfaatan gas bumi dan Information and Communication Technology (ICT) untuk hotel dan restoran, serta bentuk kerja sama potensial lainnya yang dapat dilakukan oleh seluruh pihak untuk pengembangan dan pertumbuhan sektor-sektor penting industri pariwisata di Indonesia.
“Sebagai subholding gas, PGN harus terus mengambil inisiatif untuk memperluas pemanfaatan gas melalui pembangunan infrastruktur di berbagai segmen pasar termasuk komersial. PGN harus bisa memberikan layanan optimal untuk sektor ini. Sektor perhotelan dan restoran dapat ikut berperan memperkuat ketahanan energi melalui diversifikasi sumber energi. Kerjasama ini akan membuka peluang-peluang baru untuk pemanfaatan gas bumi domestik,” tambah Wisnu lagi.
Melalui pemanfaatan gas bumi lanjut Wisnu, selain lebih efisien, para pelaku usaha juga dapat membantu pemerintah mengurangi ketergantungan pada energi impor.
“Banyak hal yang bisa dikerjasamakan dengan PGN untuk layanan selain gas bumi termasuk ICT dan produk layanan lainnya. Energi menjadi concern bersama kalangan dunia usaha,” kata Wisnu lagi.

———- *** ———–

Tags: