Rumah Warga Lumajang Retak Akibat Gempa Bumi

Salah satu rumah warga yang rusak akibat gempa beberapa waktu lalu.

Salah satu rumah warga yang rusak akibat gempa beberapa waktu lalu.

Di Malang dan Jember 43 Rumah Dilaporkan Rusak
Lumajang, Bhirawa
Sejumlah rumah warga di Kabupaten Lumajang dikabarkan retak akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) yang berpusat di radius 127 kilometer tenggara Kabupaten Malang, Rabu (16/11) malam.
“Sejauh ini kami mendapat laporan satu rumah warga di Kecamatan Tempursari mengalami retak-retak akibat gempa, namun Tim Reaksi Cepat (TRC) masih melakukan pengecekan terhadap laporan itu,” Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang, Kamis (17/11).
Berdasarkan informasi yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karang Kates menyebutkan gempa bumi berkekuatan 6,2 SR di titik koordinat 9.32 lintang selatan (LS) dan 113.12 bujur timur (BT), serta tidak berpotensi tsunami terjadi pada Rabu (16/11) pukul 22.10.
Kemudian terjadi gempa susulan dengan skala yang lebih kecil yakni 4,2 SR pada pukul 22.25  pada lokasi 9.30 Lintang Selatan (LS) dan 113.14 Bujur Timur (BT) yang berpusat 121 km barat daya Tempeh Kabupaten Lumajang dengan kedalaman 42 kilometer.
“Pihak BPBD masih melakukan pendataan rumah warga yang retak akibat gempa berdasarkan laporan yang masuk, namun sejauh ini informasinya tidak ada kerusakan parah akibat gempa bumi tersebut,” tuturnya.
Menurut dia, masyarakat di sejumlah kecamatan di Lumajang merasakan guncangan yang cukup kuat akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 SR, bahkan sejumlah warga sempat berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
“Warga di kawasan Kota Lumajang tidak merasakan adanya gempa susulan. Setelah beberapa saat kemudian tidak ada gempa, maka warga kembali masuk ke rumah dan mereka menjalankan aktivitas seperti biasa,” katanya.
Sementara Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karang Kates Musripan mengatakan gempa bumi dengan kekuatan 6,2 SR tergolong gempa kuat dan berdasarkan peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi atau guncangan dirasakan warga cukup kuat di daerah Kabupaten Malang, Jogjakarta, Lumajang, dan Jember. Bahkan warga di Bali dan Lombok juga ikut merasakan guncangan.
“Untuk gempa susulan yang terjadi hanya satu kali dan magnitude 4,2 SR semakin kecil dibandingkan dengan gempa utama karena energi yang dilepaskan semakin berkurang, namun gempa susulan itu biasanya lebih berbahaya karena tembok rumah yang sudah retak dapat roboh, apabila terjadi getaran lagi,” tuturnya.

Kondisi Malang dan Jember
Gempa bumi yang terjadi di Samudera Hindia sebelah tenggara Malang dengan kekuatan 6,2 Skala Richter (SR) mengakibatkan 43 rumah warga rusak. Rumah warga yang rusak itu berada di Malang dan Jember.
“Berdasarkan laporan yang kami terima,  di Malang ada 39 rumah dan di Jember 4 rumah yang mengalami kerusakan. Total 43 rumah tersebut mengalami rusak ringan, sedang dan berat,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim Sudarmawan dikonfirmasi, Kamis (17/11).
Mantan Sekda Bangkalan ini merinci, kerusakan rumah di Malang antara lain 12 rumah rusak ringan di Kecamatan Dampit. “Sedangkan di Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Turen dan Kecamatan Sumberpucung mengalami rusak sedang dan berat,” jelasnya.
Sejumlah rumah warga Malang yang rusak itu di antaranya adalah milik Subur warga RT 27 RW 07 Desa Jatiguwi Kecamatan Sumberpucung. Sebelum terjadi gempa, kondisi tembok rumah tersebut retak. “Sehingga saat terjadi gempa, teras rumah roboh,” kata Darmawan.
Rumah lainnya yang  mengalami rusak berat, yakni rumah milik Satimah warga RT 10 RW 04 Desa Tamankuncaran Kecamatan Tirtoyudo. Sebagian besar rumah rusak berat, karena rumah tersebut merupakan bangunan lama.
Menurut Darmawan, rumah milik Markuwat warga RT 12 RW 02 Desa Clumprit Kecamatan Pagelaran juga mengalami kerusakan  parah. “Atap rumah ambruk. Saat ini penghuni sudah diungsikan ke rumah tetangga. Kami belum tahu berapa jumlah kerugian akibat musibah gempa ini,” katanya.
Sementara di Jember, empat rumah warga masuk dalam kategori rusak berat dan ringan. Satu rumah rusak berat yakni milik Hasan warga Desa Tegalwaru Kecamatan Mayang. Rumah berukuran 6×8 meter roboh total, perabot rumah tangga, dan satu motor rusak berat.
Sementara tiga rumah warga lainnya mengalami rusak ringan dan sedang. Yakni rumah warga di Kecamatan Gumukmas dan dua rumah warga rusak sedang di Kecamatan Puger. “Sampai saat ini kami belum mendapat laporan berapa kerugian akibat musibah tersebut. Tunggu perkembangan selanjutnya,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan, gempa bumi 5,8 SR ini tergolong sebagai gempa bumi berkedalaman menengah, terjadi karena aktivitas tumbukan antar lempeng bumi (subduksi). Lempeng yang bertumbuk adalah Lempeng Indo-Australia yang menghunjam ke bawah dan Lempeng Eurasia, kecepatannya sekitar 70 mm/tahun.
Lempeng itu mengalami perubahan bentuk, perubahan posisi, atau perubahan dimensi (deformasi) batuan, terjadinya di zona Benioff pada kedalaman 91 km. Maka terjadilah gempa pada malam tadi.
“Ciri gempa bumi berkedalaman menengah semacam ini memiliki spektrum guncangan yang luas, sehingga wajar jika gempabumi ini dirasakan hingga Jogjakarta dan Lombok,” kata Daryono.
Gempa itu dirasakan di tiga pulau, yakni Pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Episentrum alias pusat gempa berada pada koordinat 9,39 LS dan 113,09 BT, tepatnya di cekungan busur muka (fore arc basin) Samudra Hindia pada jarak 165 km arah tenggara Kota Malang pada kedalaman 91 km.
“Peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan di Jogyakarta, seluruh wilayah Jawa Timur, Bali dan Lombok,” jelasnya. [dwi,iib]

Tags: