Rumus Bertahan dari Badai Ekonomi

Oleh :
Abid Muhtarom
Dosen Universitas Islam Lamongan Fakultas Ekonomi ;LPPM Pengabdian Masyarakat UNISLA
Ketua LPEMA Fakultas Ekonomi
Pemerintah akan mempercepat penyaluran bantuan dana bantuan operasional sekolah, rencananya dana BOS akan ditransfer langsung kerekening sekolah oleh kementrian keuangan untuk dikelolah secara independen. Bagaimana Indonesia memiliki masalah, jadi Indonesia sekarang memiliki masalah dua isu besar yakni virus corona dan juga soal sengketa dagang, bagaimana dunia mengantisipasi virus corona, kemarin terakhir Defect mengejutkan pasar, menurunkan effect aru mereka 50 basis poin biasanya kalau Bank Central tersebut menurunkan suku bunga sebesar itu, ada sesuatu , memang diakui karena virus corona dan Indonesia juga ada masalah disitu, pertama soal Industri Manufaktur yang sudah mulai kualahan sudah mulai lesu karena mereka kesulitan bahan baku dan bahkan dari kementrian industrian mengakui 30% bahan baku di Indonesia berasal dari Tiongkok, selebihnya dari negara-negara lainya, tidak hanya soal virus corora yang tengah membayangi ekonomi global, Indonesia punya masalah lama dan terus berulang, 2019 ada 2020 juga ada
Rumus bertahan dari badai ekonomi ditahun 2020 ada 34 kasus yang tengah dihadapi oleh Indonesia dalam sengketa dagang dengan 12 negara, total yang harus kita perjuangkan kembali kita pertahankan dikantong ekspornya Indonesia, untuk menyelamatkan neraca dagang dan tentunya harus cermat dalam melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yakni 3,7miliar Dolar Amerika Serikat atau setara dengan 52 triliun rupiah, ini kalau dengan Kurs 14.200 Dolar Amerika Serikat, ini yang tengah dihadapi oleh Indonesia dari wakil Menteri perdagangan menyatakan sangat rajin untuk menemani delegasi agar memenangkan sengketa dengan negara-negara.
Indonesia punya masalah mulai dari negara maju sampai negara berkembang, sama-sama teman tapi saling serang ada amerika serikat dan juga UNI Eropa, CPO deskriminasi yang dilakukan oleh UNI Eropa dan yang perlu diketahun bersama ada masalah-masalah itu Indonesia dituduh mulai dari Dumping, subsidi sampai kepada saveworld. Dari UNI Eropa Indonesia mempunyai masalah subsidi kalo membahas Biodiesel 755 juta Dolar Amerika Serikat yang harus Indonesia pertahankan tetap masuk dikantong Indonesia , mereka menuduh bahwa indonesia melakukan subsidi terhadap produksi CPO misalnya itu nanti akan membuat harga jual dari produk Indonesia lebih murah dari pasarnya jadi ini yang tengah dituduhkan oleh UNI Eropa kepada Indonesia, sementara kalu Amerika Serikat mereka juga sama mempertanyakan soal Biodiesel kalo di Amerika Serikat menganggapnya berada pada Dumping, dan tidak hanya Biodiesel masalah micin, penyedap rasa juga tengah kita perjuangkan supaya penyedap rasa Indonesia itu tetap bisa masuk kepasar Amerika, apa rasanya maknan tanpa micin, kemudian ada India tengah menyerang Indonesia dari segi perdagangan Internasional India juga tengah mempersoalkan soal benang dan juga baja dimana total nilai yang Indonesia harus dipertahankan agar tetap jadi pemasukan negara Indonesia total 183,4 juta Dolar Amerika Serikat kemudian juga ada Filipina kita harus pertahankan agar tidak hilang 1,5 Dolar Amerika Serikat ada produknya apa, produknya kopiko, kaca dan juga otomotif.
Vietnam tidak suka dengan micin Indonesia kita harus pertahankan 11 juta Dolar Amerika Serikat, jadi ini merupakan masalah-masalah yang pernah kita hadapi selain virus corona tetapi juga sengketa perdagangan ini menjadi contoh, diatas ada 34 kasus dengan 12 negara, ini merupakan contoh 5 negara yang saat ini juga Indonesia tengah rajin dari delegasi yang perlu kita perhatikan, kalau Dumping itu ketika misalnya produk Indonesia dijual dalam negeri lebih murah jadi itu yang tidak disukai oleh negara-negara tersebut, begitupun dengan saveworld ingin mempertahankan agar dianggapnya negara itu tidak mengizinkan bebas produk mereka masuk kepasar domestik karena tujuan mereka pemerintahnya untuk membuat produk mereka lebih komputitif dinegara mereka sendiri jadi itu yang dituduhkan oleh negara-negara itu, tadi ada 12 negara ini hanya ada 5 negara yang menjadi contoh, yang jelas kita tunggu bagaimana nanti hasilnya, tetapi tidak hanya tahun ini saja Indonesia harus berseteru dengan negara-negara lainya.
Di tahun 2019 lalu juga sempat perang dagang yang pasti Indonesia yang memenangkan, ada 9 kasus sebenarnya namun di 8 negara dan kita memenangkan, Indonesia memenangkan saat itu dengan Pakistan dengan produk minyak nabati 1,47 Dolar Amerika Serikat lalu kemudian dengan UNI Eropa kasusnya Biodiesel dulu kasusnya baja 170 juta Dolar Amerika Serikat , ada Korea Selatan produknya kertas 63,8 juta Dolar Amerika Serikat, Malaysia yakni lembar baja 30 juta Dolar Amerika Serikat dan Kanada produknya sama yaitu baja 28,6 juta Dolar Amerika Serikat atau total nilai yang sudah selamat yakni 25,3 triliun rupiah, inilah yang kita menangkan di 2019 Indonesia bisa menang, apakah di 2020 Indonesia bisa menang, namun demikian apa yang dilakukan oleh pemerintah tentu saja apa rumus yang mampu untuk memenangkan melawan fitnah dari negara-negara tersebut ada 12 negara yang tengah berseteru dengan Indonesia, ada 2 fokus pemerintah di tahun ini untuk memenangkan persoalan perdagangan, pertama mempertahankan fasilitas sitem tarif prefensial umum (GSP) dari Amerika Serikat, kita ketahui bersama Amerika Serikat mengeluarkan Indonesia dari daftar negara berkembang, GSP hanya diberikan ke negara-negara berkembang tujuanya agar harga produk yang masuk kenegara adidaya tersebut punya daya saing tapi dengan dikeluarkanya Indonesia dari status negara berkembang artinya kita harus kerja ekstra agar produk-produk Indonesia yang masuk ke negara Amerika Serikat dapat bersaing, namun ternyata tentu masih menjadi fokus dari pemerintah hal ini disebutkan Menteri perdagangan, selain itu juga menggugat arahan energi terbarukan (RED) II Delegated Regulation dari UNI Eropa.
Pemerintah berulang kali menyatakan bahwa UNI Eropa ini melakukan diskriminasi terhadap produk-produk CPO Indonesia, yang perlu diperhatikan sekarang kalau dengan sekian banyaknya masalah, apakah ini mampu untu memenangkan perseteruan dengan negara-negara tersebut kita tunggu tetapi yang pasti dari wakil Menteri perdagangan menyatakan optimismenya bahwa Indonesia tidak akan gentar untuk menjawab fitnah-fitnah dari 12 negara tersebut, berikut pernyataan dari wakil mentri perdagangan Jerry Sambuaga, berulangkali sudah ditegaskan didalam rapat kami kita menentang diskriminasi, diskriminasi itu sesuatu yang tidak fer yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip freeplane dan itu kita pertanyakan mengapa UNI Eropa yang selama ini katanya mengadvokasi freeplane mengadvokasi perdagangan bebas megadvokasi kerja sama perdagangan dengan negara lainnya justru malah memblock salah satu produk dan itu yang seharusnya ditentang. Untuk itu Indonesia punya jurus yang ekstra ampuh agar Indonesia menang disengketa 2020.

Rate this article!
Tags: