Rupiah Melemah, Petani Kopi Aranika Menuai Keuntungan

Para Petani kopi melakukan seleksi kopi yang layak produksi dan memenuhi kualitas ekspor.

Para Petani kopi melakukan seleksi kopi yang layak produksi dan memenuhi kualitas ekspor.

Bondowoso, Bhirawa
Melemahnya rupiah terhadap nilai tukar Dollar ternyata membuat harga kopi rakyat jenis Arabika melambung tinggi, sehingga kondisi ini justru menguntungkan petani kopi rakyat Bondowoso. Kopi Arabika, merupakan kopi khas Bondowoso, yang di ekspor kebeberapa Negara di Eropa Barat.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Bondowoso Mohammad Ervan kepada sejumlah wartawan mengatakan, harga ekspor kopi Arabika saat ini mencapai Rp 26.000 perkilogram yang sebelumnya berkiosar pada harga Rp 18.000. sehingga dengan naiknya harga ini membuat petani kopi Bondowoso berbahagia.
“Nilai tukar rupiah terhadap dollar berkisar Rp 14.000, ini menguntungkan bagi petani kopi jenis Arabika, karena harga kopi mencapai 26.000 perkilogramnya, ini naik cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya “ katanya.
Mantan Kepala Bappeda ini juga mengungkapkan, panen raya kopi Arabika tahun ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan, jika tahun lalu panen kopi Arabika mencapai sekitar 520 ton, tahun ini naik hampir dua kali lipat.  2 00 “Saat ini panen raya sudah mencapai  90%, dan yang masuk ke eksportir sekitar 800 ton lebih,” ujarnya.
Ia menambahkan, kenaikan jumlah produksi kopi Arabika ini, karena adanya tanaman baru yang berbuah di tahun ini, dari total lahan kopi Arabika seluas 2100 hektar, 30% adalah tanaman baru yang berbuah tahun ini.
“Untuk meningkatkan produksi kopi yang lebih banyak kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak Perhutani dan PTPN XI untuk memperluas tanaman kopi Arabika, dan hal itu tidak terpengaruh dengan melemahnya rupiah, justru petani Kopi Arabika untung besar,”imbuhnya.
Sementara itu ketua Assosiasi Petani Kopi Rakyat Bondowoso H Yusriadi saat dikonfirmasi Bhirawa terkait melambungnya harga kopi tersebut karena kualitas Kopi Bondowoso yang memang cocok untuk ekspor dan dipasarkan di luar negeri dengan menggunakan standart dollar, sehingga jika dollar naik maka harganya tentu akan naik.
“Tentu kondisi melemahnya rupiah ini buklan hal yang diinginkan petani kopi, tetapi karena transaksi kita menggunakan dollar maka kondisi ini membuat harga kopi naik,” katanya.
H Yusriadi menambahkan saat ini untuk terus meningkatkan produuksi dalam rangka memenuhi pasar dunia, para petani kopi terus berkonsolidasi dan meningkatkan koordinasi untuk menambah jumlah lahan. [har]

Tags: