Rupiah Menguat, Harga Kedelai Turun

Kedelai impor diminati salah satu perajin tahu sebagai bahan baku tahu dan tempe di wilayah Bojonegoro

Kedelai impor diminati salah satu perajin tahu sebagai bahan baku tahu dan tempe di wilayah Bojonegoro

Bojonegoro, Bhirawa
Menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuat harga kedelai di beberapa pasar tradisonal di Bojonegoro turun. Namun para pengrajin tempe melihat turunnya harga kedelai itu masih belum di posisi normal
Suyanto, salah satu pedagang dipasar kota Bojonegoro harga kedelai bundar seperti bola yang diimpor dari AS adalah kedelai kualitas bagus langganan perajin tempe. Kedelai itu kini dijual Rp 7.300 per kilogram, turun dari harga awal tahun sebesar Rp 7.500 per kilogram, sejak tiga hari lalu.
” Harga kedelai impor sangat dipengaruhi dengan nilai tukar dolar Amerika Serikat. Kalau kurs dolar naik, ya harga pengambilan kedelai impor di Surabaya, juga ikut naik,” kata Suyanto kepada Bhirawa, Senin (19/10).
Suyanto menduga, turunnya harga kedelai impor lantaran stok kedelai melimpah. Meskipun nilai tukar dolar meroket, tak berdampak pada harga kedelai.  “Mungkin karena di sana panennya lagi banyak, jadi harga malah turun,” katanya.
Ia menyebutkan harga kedelai impor, semula sekitar Rp 6.900 per kilogram, karena kurs dolar Amerika Serikat naik, kemudian harga kedelai merangkak naik sampai Rp7.500 per kilogram. “Bagi pedagang kedelai seperti saya menaikan harga kedelai impor menjadi Rp7.500 per kilogram, tidak terlalu tinggi, sebab takut kehilang pembeli,” tuturnya.
Ia mengaku bisa menjual kedelai impor rata-rata 3 sampai 4 ton dalam sepekan, tapi karena ada kenaikan harga kedelai impor, juga panen tanaman kedelai lokal, maka penjualan kedelai impor mulai turun. “Perajin tahu lebih banyak membeli kedelai lokal dibandingkan kedelai impor. Tapi kalau perajin tempe lebih banyak membeli kedelai impor,” jelas Dia.
Ketua Paguyuban Tahu dan Tempe Kabupaten Bojonegoro Arifin, membenarkan harga kedelai impor mulai turun, yang dipengaruhi turunnya nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Tapi, katanya,  turunnya harga kedelai impor belum pulih, sebab harga kedelai impor semula hanya Rp 6.900 per kilogram. ” Normalnya harga kedelai impor sekarang ini seharusnya sekitar Rp 7.000 per kilogram,” ucapnya.
Ia menambahkan kenaikan harga kedelai yang terjadi akhir-akhir ini, mengakibatkan keuntungan sekitar 150 perajin tahu dan tempe yang menjadi anggotanya berkurang sekitar 20 persen, dibanding sebelum ada kenaikan harga kedelai. [bas]

Rate this article!
Tags: