RUPS Tahunan, Bank Jatim Bagikan Dividen Rp723 Miliar

Demi kenyamanan nasabah di tengah wabah Covid-19, karyawan Bank Jatim juga mempergunakan masker dan sarung tangan khusus.

Surabaya, Bhirawa
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2019 (RUPST TB 2019) yang digelar PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) ini telah membagikan dividen sebesar Rp48,20 per lembar saham.
Pejabat pengganti sementara (Pgs) Direktur Utama Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha didampingi Corporate Secretary, Glemboh Priambodo mengungkapkan, berbeda dengan RUPS sebelumnya, kali ini RUPS diadakan di tengah-tengah wabah Covid-19 yang digelar di Ruang Bromo, Bank Jatim Kantor Pusat lantai 5, Surabaya.
“Total dividen yang dibagi kepada pemegang saham adalah sebesar Rp723.747.007.552,40 atau sebesar 52,58 persen dari laba bersih,” terang Pgs Direktur Utama Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha, Minggu (26/4).
Ferdian menambahkan, masyarakat mungkin juga khawatir dengan kegiatan RUPS yang akan dilaksanakan oleh Bank Jatim berkaitan dengan fenomena pandemi Covid-19. Namun terdapat beberapa hal, yang mendasari tentang mengapa RUPS tetap dilaksanakan di tanggal 24 April 2020 lalu. Pertama Bank Jatim akan membagikan dividen kepada pemegang saham seri A dan pemegan saham seri B.
“Seperti kita tahu pemegang saham seri A Bank Jatim merupakan pemerintah daerah kabupaten/kota se-Jawa Timur. Dividen bagi pemegang saham seri A merupakan salah satu pendapatan asli daerah masing masing kabupaten/kota. Pembagian dividen tersebut tentunya harus melalui keputusan RUPS terlebih dahulu,” jelasnya.
Pembagian dividen yang selalu meningkat setiap tahunnya menjadikan saham BJTM sebagai salah satu saham favorit pilihan masyarakat. Kedua, Laporan Tahunan Bank Jatim Tahun Buku 2019 telah selesai, sehingga dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan pada RUPS. Dan Ketiga, Kantor Akuntan Publik telah menyelesaikan Laporan Keuangan Audited Tahun Buku 2019 dengan opini wajar dalam semua hal yang material.
Adapun kinerja keuangan Bank Jatim Tahun Buku 2019 telah menunjukkan performa yang bagus dan tumbuh bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (Year on Year / YoY). Berdasarkan kinerja Desember 2019, aset Bank Jatim tercatat Rp76,72 triliun atau tumbuh 22,37 persen, laba bersih Bank Jatim tercatat Rp1,38 triliun atau tumbuh 9,22 persen (YoY).
Selama Tahun Buku 2019, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan 18,91 persen (YoY) yaitu sebesar Rp60,55 triliun. Pertumbuhan dana pihak ketiga yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat kepada bankjatim meningkat.
Sementara itu pertumbuhan DPK tersebut didominasi oleh pertumbuhan giro 23,54 persen atau tercatat Rp23,83 triliun, diikuti oleh pertumbuhan tabungan sebesar 16,28 persen atau tercatat Rp22,22 triliun dan pertumbuhan deposito sebesar 15,81 persen atau tercatat Rp14,50 triliun.
“Dari komposisi tersebut, terlihat kemampuan Bank Jatim dalam menghimpun dana murah cukup baik. Selain itu pencapaian DPK tersebut diperkuat dengan CASA rasio bankjatim sebesar 76,06 persen (selama lebih dari 15 tahun, CASA rasio Bank Jatim berada diatas 65 persen),” jelas Ferdian.
Dari sisi pembiayaan, Bank Jatim mampu mencatatkan pertumbuhan kredit tertinggi dalam beberapa tahun terakhir yaitu 13,16 persen (YoY) atau sebesar Rp38,35 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) secara signifikan yaitu sebesar 2,77 persen.
Hal ini menunjukkan kualitas kredit Bank Jatim dari tahun ke tahun semakin meningkat. “Kredit di sektor konsumsi menjadi penyumbang tertinggi yaitu sebesar Rp23,10 triliun atau tumbuh 7,12 persen (YoY). Dan pertumbuhan paling tinggi didapat dari sektor komersial sebesar 27,11 persen atau tercatat Rp9,23 triliun. pertumbuhan yang tinggi tersebut didongkrak dari pertumbuhan kredit sindikasi yang signifikan sebesar 118,98 persen,” pungkas Ferdian.
Untuk komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode Desember 2019 antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 18,00 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 6,11 persen dan Return On Asset (ROA) 2,73 persen. Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) masih tetap terjaga di angka 71,40 persen. [riq]

Tags: