Rusak Berat, Ruas Jalan Surabaya-Mojokerto Dikeluhkan Pengguna Jalan

Kondisi kerusakan jalan antara Seduri Balongbendo menuju Mojokerto. [kariyadi/bhirawa].

Mojokerto, Bhirawa
Ruas Jalan Protokol Surabaya – Mojokerto tepatnya di wilayah Balongbendo terdapat beberapa lubang dan membahayakan pengguna jalan. Kondisi ruas jalan dibawah kewenangan Satuan Kerja Pekerjaan Jalan Nasional (PJN) Metropolitan II itu masih belum tersentuh rehabilitasi jalan mulai dari By Pass Balongbendo hingga wilayah Mojokerto.
Pihak PJN hanya menutup beberapa lubang di depan minimarket Annisa di Desa Suwaluh, dan kerusakan lepas jembatan eks tol Mertex, selebihnya lubang – lubang besar dengan kedalaman bervariasi yang mengancam keselamatan jiwa pengedara R2 tampaknya sengaja diabaikan.
Padahal sehari sebelumnya, Kepala Urusan TU, Satuan Kerja Pekerjaan Jalan Nasional (PJN) Metropolitan II Soegito menyatakan, pihaknya akan memperbaiki kerusakan jalan yang ada, sampai Desa Seduri.
”Ya mas,” jawab Soegito menjawab pesan Whats Up sejumlah media.
Sejumlah warga menuturkan seorang pengendara motor Vario Nopol W 6293 OY dari arah Surabaya jadi korban jalan ini. ”Motornya terperosok lubang dan terjatuh. Saat ditolong, korban tidak sadarkan diri,” kata Muklis, warga Balongbendo.
Kabarnya, pria asal Tarik yang menjadi korban itu menderita gagar otak akibat kecelakaan ini. ”Selain itu, juga sering ada motor jatuh karena terperosok jalan berlubang,” tutur Muklis.
Sementara itu, Fauzan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkot Mojokerto yang setiap hari pulang pergi dari rumahnya di Balongbendo menyatakan kerusakan jalan itu sudah parah. ”Saya harus seperti Rossi (pembalap moto GP) untuk memilih jalan. Rusak parah sih,” keluhnya.
Hal senada dikatakan Zacky Arisal warga Sambiroto, Mojokerto. ”Depan PPST (Trowulan) jalannya hancur. Saya hampir celaka ketika menghindari lubang jalan hampir ditabrak truk,” tuturnya.
Kerusakan ruas jalan protokol Surabaya – Mojokerto terus meluas. Tingginya intensitas hujan diawal tahun ini disebut – sebut menjadi andil kerusakan jalan yang kini telah merambah kawasan Mojokerto itu.
Rendahnya kualitas material aspal bahkan dianggap bisa berpengaruh terhadap umur jalan yang menjadi kewenangan PJN Metropolitan II itu. Gerusan air hujan sejak sebulan terakhir telah membuat akses gratis yang seakan dianaktirikan pasca beroperasinya tol Surabaya – Kertosono itu menjadi area berkubang. Puluhan lubang dengan kedalaman bervariasi hingga 10 cm menjadi ancaman mematikan bagi pengendara kendaraan bermotor khususnya roda dua. Beberapa penggiat lalu lintas bahkan memberi tanda pada badan jalan yang rusak dengan cat semprot.
Sementara itu, aktivis pengamat lalu lintas, Shiro Marxlen, mendesak penggunaan material berkualitas tinggi yang menjamin ketahanan aspal. ”Idealnya umur aspal akan awet jika menggunakan material nomer satu. Kalau ini baru direhab dan rusak dalam tempo relatif singkat, maka sepatutnya pihak pengawas seperti Inspektorat dan Kejaksaan bahkan juga Kepolisian mengusut pekerjaan ini,” kecam Shiro.
Sejak berita kerusakan jalan ini menjadi pergunjingan pihak Satuan Kerja Pekerjaan Jalan Nasional (PJN) Metropolitan II yang membawahi wilayah By Pass Balongbendo – Mojokerto – Jombang – Kertosono dan Gempol ujuk – ujuk turun tangan.
Sebelumnya sejumlah warga Desa Suwaluh, Kec Balongbendo, menancapkan sejumlah batang pohon pisang pada jalan utama Surabaya – Mojokerto, Minggu (20/1). Penanaman pohon pisang ditengah jalan ini menggantikan drum – drum bekas minyak tanah, yang dipasang dua hari sebelumnya di depan Mini Market Annisa sebagai tanda bahaya, akibat kerusakan jalan yang tak lebih sebagai anak tiri pasca beroperasinya tol Surabaya – Mojokerto.
Aksi ramai – ramai menandai jalan rusak ini digelar warga Desa Wonokupang yang terletak 3 km ke barat dari Desa Suwaluh. Warga menempatkan karung – karung berisi pasir pada jalan yang berlubang. Satker ini memiliki empat paket pekerjaan senilai Rp28 miliar, Rp32 miliar, Rp46, miliar dan Rp6 miliar untuk pelebaran jembatan Parengan, Bangsal serta pembenahan 17 jembatan. [kar]

Tags: