Saat Buah Kemiri Harga Jualnya Tinggi

Rasiyem, warga Desa Pangklungan, Kecamatan Wonosalam, Jombang tengah memecahkan buah Kemiri hasil buruannya dengan alat sederhana untuk diambil buahnya. [Arif Yulianto]

Harga Mencapai Rp35 Ribu, Menjadi Berkah Warga Gunung Anjasmoro
Kab Jombang, Bhirawa
Sebagian masyarakat pinggiran hutan di lereng Gunung Anjasmoro tepatnya di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang memiliki aktifitas berburu buah kemiri. Aktifitas yang mereka lakukan itu untuk menambah pengasilan, mengingat di lokasi tersebut merupakan daerah penghasil kopi, cengkeh, serta buah-buahan seperti durian, manggis, alpukat dan tanaman lain seperti petai.
Dibandingkan musim lalu, saat ini harga salah satu bumbu dapur ini cukup menjanjikan. Yakni pada kisaran angka Rp35 ribu perkilogramnya. Tiap hari, warga yang berburu kemiri rata-rata mendapatkan satu hingga tiga kilogram kemiri.
Seperti yang dilakukan Rasiyem (45), hampir setiap hari ia selalu berburu biji kemiri di hutan maupun kebun yang tak jauh dari rumahnya, di lereng Gunung Anjasmoro. Tepatnya di Desa Pangklungan, Kecamatan Wonosalam, Jombang.
Oleh para pemburu kemiri, hasil berburu ini selanjutnya dijemur dan diambil isinya. Buah Kemiri yang memiliki tekstur kulit yang keras kemudian diambil isinya dengan cara dipecahkan dengan alat sederhana buatan sendiri. Biji kemiri yang sudah dipecah, biasanya tak lagi utuh.
“Sekarang sudah mulai panen (kemiri). Tiap hari mencari ke hutan, bisa dapat tiga kilo lebih. Lumayan dibandingkan tahun lalu yang harganya 28 ribu perkilogramnya. Sekarang sampai Rp35 ribu perkilogram,” tutur Rasiyem, sembari memecahkan buah kemiri di teras rumahnya.
Aktifitas warga berburu buah kemiri ini rupanya dapat menambah penghasilan mereka di saat sejumlah komoditas yang ada di daerah tersebut, seperti kopi mulai habis masa panen dan juga sambil menunggu musim buah durian yang dimulai pada November hingga awal tahun. Di daerah ini, pohon kemiri mampu panen selama dua kali. Sementara puncak pohon kemiri berbuah berada pada September hingga Desember.
Warga lainnya bernama Sri Sulasmi (50) juga tak mau kalah demi mendapatkan pundi-pundi rupiah dari bumbu dapur tersebut. Sri Sulasmi menuturkan, Kemiri yang didapatnya biasanya diambil oleh tengkulak. “Biasanya terus dijual ke pasar sekitar Jombang. Ada yang dijual ke pasar Dinoyo, Malang juga,” tutur Sri Sulasmi.
Harga jual buah kemiri yang cukup tinggi membuat kemiri saat ini banyak diburu oleh warga di kawasan lereng gunung Anjasmoro, di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. “Kita bersyukur karena masih ada penghasilan lain saat hasil perkebunan yang lain belum panen. Hasilnya pun lumayan, bisa dipakai kebutuhan sehari-hari,” tandasnya. [Arif Yulianto]

Rate this article!
Tags: