Saat Hujan, Siswa Harus Berjalan Tiga Kilometer

Siswa-siswi MI Al Abror Dusun Kalikajang Desa Gebang Sidoarjo yang rela melewati jalan setapak menuju sekolahan.

Akses Jalan MI Al Abror Butuh Uluran Tangan Pemerintah
Sidoarjo, Bhirawa
Kondisi sekolah di wilayah Sidoarjo ternyata masih ada yang sangat memprihatinkan. Bahkan ada Lembaga Pendidikan Ma’arif, yakni Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Abror di Dusun Kalikajang, Desa Gebang, Kecamatan Kota Sidoarjo, kondisinya sangat memprihatinkan.
Satu-satunya akses jalan di daerah terpencil hingga saat ini masih menggunakan akses jalan setapak yang kanan kirinya berupa tambak. Seringkali juga para siswa yang akan menimba ilmu terjatuh di kala musim hujan tiba. Kondisi jalan yang licin, membuat siswa terpaksa berjalan kaki sejauh 1 hingga 3 kilometer untuk menuju bersekolah.
“Beginilah kondisi sekolah ini, kondisinya ditengah-tengah area wilayah pertambakan dengan akses jalan yang sangat minim, sulit dijangkau jika menggunakan transportasi jenis roda empat,” keluh Kepala MI Al Abror Makin Nun Amin, kemarin. Demi menuntut ilmu, warga dan para siswa di wilayah  terpencil ini masih menggunakan akses jalan setapak area tambak dengan ukuran lebar 50 centimer.
“Tak jarang para siswa ini terjatuh dari sepeda dikala musim hujan tiba lantaran akses jalan setapak licin teraliri air hujan,” ujar Nun Amin lagi.
Karena takut terjatuh akibat jalan licin, lanjutnya, para siswa terpaksa berjalan kaki, meski jarak dari rumah mereka ada yang satu kilometer hingga tiga kilometer menuju sekolah. Fenomena ini sudah dilakukan bertahun-tahun tanpa ada penanganan khusus dari pihak pemerintah. “Kondisi wilayah ini sudah kami laporkan ke pemerintah setempat. Namun hingga belum ada tanggapan. Kami sangat berharap semoga yang berwenang bisa memperhikan sebagian anak didik yang terpencil ini,” harapnya.
Ia juga mengungkapkan kalau peminat siswa baru tiap tahunnya juga mengalami penurunan. Saat ini kelas satu hingga kelas enam hanya sebanyak 27 siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi, mungkin program KB sudah berjalan dengan baik.
“Mungkin juga warga ingin mencari kondisi sekolah yang berbeda daripada di sini yang minim air bersih,” ungkapnya.   Makin Nun Amin, menambahkan kalau akses jalan setapak area pertambakan menuju sekolah sangat tersebut sangat dikeluhkan oleh masyarakat, juga para siswa. Karena Desa Gebang ini walaupun daerah terpencil, tetapi masih masuk wilayah Kota Sidoarjo. Namun sarana prasarana transportasi dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo belum juga terealisasi hingg asat ini.
“Jika dilihat dari anggaran daerah Sidoarjo yang mencapai milyaran rupiah pada setiap tahunnya. Tak pantas jika Sidoarjo masih memiliki daerah tertinggal,” tambahnya.
Keluhan yang sama juga diungkapkan para siswa. Mereka mengaku tidak ada pilihan lain selain melewati akses jalan setapak area pertambakan ini, demi menimba ilmu.
“Walaupun demikian para siswa mengaku sudah terbiasa saat melintasi akses jalan disaat musim hujan menjadi licin,  maupun musin kemarau yang sulit untuk dinaiki sepeda,” ungkap salah satu siswa MI Al Abror Muh Ardian Muzzaki. [ach]

Tags: